Chapter 10

18 3 0
                                    

Happy Reading Gaes

Malam Hari
Di malam hari ini, Ayla sedang berdiri di balkon kamarnya, melihat ke arah bintang-bintang, berharap akan ada keajaiban, untuk mendatangkan seseorang bisa membuatnya bahagia, karena sedari umur 7 tahun, ia jarang mendapatkan kasih sayang orang tuanya, bisa di katakan ia haus akan kasih sayang.

"Tuhan, engkau maha kuasa, aku hanya bisa berharap engkau memberikan ku kejutan setelah penderitaan ku selama 9 tahun ini, aku ingin menangis, tapi tak bisa, karena aku ingat dulu ibu ku berpesan, 'jangan menangis atau bersedih, lakukan itu saat ada ibumu, agar kamu tak memendamnya sendiri', tapi kini aku terlanjur memendamnya tuhan, aku tak bisa apa-apa, mau mengeluh tapi ke siapa? Hanya engkau yang selalu ada, ibu? Ia terlalu sibuk sama pekerjaannya, ayah? Ia udah pergi jauh, bahkan aku tak bisa lagi melihatnya, mungkin hanya dia yang bisa melihatku. Tuhan, disini aku seperti tak punya keluarga, aku seperti anak yang terlantar, aku haus akan kasih sayang, percuma tuhan jika aku kaya, tapi aku tak bahagia."

Setelah mengatakan itu, Ayla langsung berteriak, berharap semoga dengan berteriak ia bisa lebih baik, tapi ternyata masih sama, sampai handphone nya berdering, dan tertera nama Angga disana, langsung dia angkat.

"Assalamualaikum, halooo,"

"Waalaikumsallam, ada apa?" tanya Ayla pelan, karena suaranya seperti habis setelah berteriak.

"Tuh suara kenapa? Kok pelan amat? Habis nangis lo? Di tinggal doi ya? Miris amat hidup lo,"

Tanpa sadar, ucapan Angga yang terakhir sangat menyentuh hatinya.

"Bener kata lo, emang miris hidup gue, haha," ucap Ayla pelan dengan tertawa sumbang yang menyiratkan kesedihan dan Angga memahami itu.

"Eh, lo kenapa? Ucapan gue salah ya? Maaf deh," ucap Angga merasa bersalah.

"Enggak salah kok, udah ada apa lo telfon?" tanya Ayla mengalihkan pembicaraan.

"Sebenernya sih gue cuma iseng telfon, tapi kayaknya lo lagi sedih ya? Gimana kalo kita jalan aja? Biar lo ga sedih terus," ajak Angga membuat Ayla tersenyum girang, kapan lagi bisa di ajak jalan san orang yang di suka? Yakan?

"Boleh deh, skarang kan?" ucap Ayla dengan semangat membuat Angga terkekeh disana.

"Enggak tahun depan, ya ya lah skarang, gue otw rumah lo, shareloc," ucap Angga.

"Oke, gue siap-siap," ucap Ayla mematikan telefonnya dan meng shareloc rumahnya.

Setelah itu Ayla langsung ber siap-siap memakai pakaian yang rapi, sesuai dengan kriteria nya yaitu tanktop warna abu dilapisi cardigan warna hitam, celana levis abu, dan sepatu convers hitam, yang terakhir sling bag.

Tak lama bersiap, Ayla memakai liptin dan sedikit bedak dan eleyner (Mon maap, Author gatau tulisannya, comment ya yang tau tulisannya hehe).

Setelah dirasa sudah, Ayla mengambil handphone dan mengapa sekali lagi lalu berjalan keluar kamar menuju bawah ke teras rumah untuk menunggu Angga dengan duduk di bangku depan rumahnya.

10 menit kemudian, Angga telah sampai di depan rumah Allah dengan mobil yang warna hitam nya yang sangat jarang ia bawa ke sekolah.

Ayla melihat itu langsung berjalan ke depan menuju post satpam dulu.

"Pak Tano, saya pergi sama temen ya, nanti kali ibu pulang, bilang aja saya lagi keluar sama temen, makasih pak," ucap Ayla kepada satpam yang lagi berjaga malam.

"Siap non, iya," jawab satpam tadi yang bernama Tano.

Setelah mendapatkan jawaban, Ayla langsung berjalan ke arah mobil Angga dan memasukinya.

"Kita mau kemana?" tanya Ayla setelah duduk di kursi samping pengemudi yang di duduki oleh Angga.

"Gatau, makan aja gimana? Lo pasti belum makan malem kan?" tanya Angga sambil menjalankan mobil ya.

"Tau aja lo, yauda makan di mana?" tanya Ayla.

"Terserah sih, lo mau nya dimana?" tanya Angga.

"Gimana kalo di rumah makan yang deket taman kota? Enak kayaknya," usul Ayla.

"Boleh tuh, yaudah kesana aja," ucap Angga menyetujui usulan Ayla.

Selama diperjalan terjadi keheningan setelah membicarakan tujuan tadi, sampai beberapa saat kemudian mereka telah sampai.

Ayla yang melihat itu langsung mengambil apa-apa untuk membuka pintu mobil tapi, tiba-tiba wajah Angga mendekat dan semakin mendekat, membuat Ayla bingung dan hanya bisa menahan nafasnya.

"Nafas aja, gue ga ngapa-ngapain lo, cuma mau bilang, seatbel nya di lepas dulu neng kalo mau keluar," ucap Angga menyadarkan Ayla membuatnya salting sendiri sekaligus malu.

♡♡♡

Berbeda tempat lagi, lebih tepatnya di taman kota ada 2 pasang manusia, yang tengah duduk di salah satu bangku taman, dengan keadaan yang canggung, setelah kejadian tadi sewaktu si cowo nembak cewe di sebelahnya.

"Gimana jawaban lo?" tanya si cowo berusaha mentralkan detak jantung nya karena takut jika di tolak.

"Jujur, gue masih ragu sama perasaan gue, tapi gue mau mencoba memastikan nya dengan menerima lo, apa lo bisa bantu gue buat memastikannya, dan menrima lo dengan sepenuhnya tanpa keraguan," ucap si cewe dengan nada pelan karena sesungguhnya ia takut mengucapkan itu karena sama aja seperti ingin memainkan perasaan cowo di depannya.

"Gue paham, oke gue mau untuk bantu lo, tapi kalo itu gak pasti dan bantuan gue sia-sia, gimana?" tanya si cowo sambil menatap si cewe.

"Buat gue jatuh cinta sepenuhnya sama lo, tapi lo jangan sampai nyakitin gue atau ngebuat perasaan gue terluka," jawab si cewe.

"Oke gue bantu, dan gue janji ga akan nyakitin perasaan lo atau ngelukainnya," ucap si cowo meyakini si cewe.

"Gue ga butuh janji lp, gue mau lo buktikan ucapan lo," ucap si cewe membuat si cowo tersenyum dan mengangguk.

"So?" tanya si cowo dengan menaik turunkan alisnya.

"So apa?" tanya balik si cewe malu.

"So, are we dating?" tanya si cowo dengan nada menggodanya.

"Yes," jawab si cewe dengan malu-malu.

Membuat si cowo tersenyum senang dan refleks memeluk si cewe dengan erat saking senang nya, si cewe yang terkejut sekaligus malu dengan pelukan tiba-tiba itu, tapi tak lama si cewe membalas pelukannya.

I love you Zaleya Narvril - Batin si cowo

Ya mereka berdua adalah Zaleya Narvril atau Aril dan Anggara Putra yang kini menjadi sepasang kekasih.

TBC 😋
Vote and Comment ya 😙

Antara Kita 'AL' [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang