Alif keluar kamar dan beralih masuk ruang kerjanya. Sungguh Alif merasa bersalah dengan semua ini.
"arrghhh" Alif menjambak rambut nya frustasi. Bagaimana jika gadis itu tak mau memaafkan nya? Alif merasa dirinya paling bodoh.
Apalagi saat melihat bibir gadis itu yg membengkak dan mengeluarkan darah, membuat hati nya meringis. Ia ingin sekali menenangkan gadis itu, tapi di satu sisi ia juga takut kalau gadis itu tambah marah. Mungkin malam ini ia akan tidur di sofa ruang kerjanya. Pikirnya.
Sore berganti malam, tapi gadis itu masih tetap nyenyak dengan posisi tidur di lantai.
Tak lama gadis itu bangun dan merasakan kepalanya sakit, mungkin karna terlalu lama menangis. Pikirnya
Killa beranjak bangun dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar mandi. Tak lama ia keluar dengan menggunakan piyama Pororo.
Ia berdiri di meja rias. Ia meringis merasakan bibirnya perih.
"shh... Perih banget. Ampe tebelah gini bibir gw" gumamnya
Gadis itu kembali meringis saat melihat wajahnya tak berirama. Mata bengul, hidung merah, bibir nya bengkak. Miris sekali.
Killa beralih menatap leher nya yg ada dua bekas keunguan. Gadis itu menghela nafas kasar. Lalu beralih mengambil plater di laci dan menutup bekas itu.
Gadis itu keluar dari kamar karna perutnya udah keroncongan. Sepertinya makan seblak enak. Pikirnya.
Killa menuruni anak tangga, dan tanpa sengaja Killa melihat Alif sedang duduk di ruang Tv.
Killa berjalan ke dapur untuk sekedar minum karna tenggorokannya kering sekali. Lalu berjalan melewati Alif yg sedang duduk sambil kepala di tundukan.
Alif beranjak bangun dari duduk nya "kamu mau kemana?"
Killa tak menjawab dan terus berjalan keluar pintu depan.
Alif mengejar Killa dan menahan lengan gadis itu "mau kemana?"
Killa menoleh menatap Alif sebentar lalu menghempaskan tangannya yg di pegang Alif. Lalu berjalan keluar rumah tanpa menjawab pertanyaan Alif.
Alif yg mengerti hanya bisa diam. Mungkin gadis itu masih marah pada nya. Alif kembali duduk di ruang tamu sambil menunggu gadis itu kembali.
Tak lama terdengar suara pintu dan terlihat gadis itu membawa plastik yg di jinjing nya. Lalu Killa pergi ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok. Setelah itu ia duduk di meja makan.
Baru satu sendok ia makan tapi bibirnya merasa perih sekali, karna terkena kuah seblak.
"shh...perih banget, kalo gini gw ga bisa makan" gumamnya sambil memegang bibirnya.
Killa menghela nafas kasar, lalu kembali makan seblak nya.
"kalo gini gw ga bisa makan dong. Mana perih banget" gumamnya
Alif yg sedang berdiri jauh di belakang gadis itu hanya bisa menatap nya bersalah. Alif menghampiri Killa
"udah ga usah di makan" ucap Alif
Killa menoleh lalu mengalihkan pandangan nya lagi dan memakan seblaknya lagi.
"shh..." Killa mengulum bibirnya untuk meredamkan rasa sakit
"ga usah di makan. Biar saya buatin bubur aja buat kamu" ucap Alif lembut
Killa enggan menoleh dan masih menatap mangkuk seblak nya "gk perlu" ucap Nya lalu bangkit dari duduk nya dan beranjak pergi ke kamar.
Tak lama Alif menyusul ke kamar untuk memberikan bubur yg tadi sempat di buat.
Alif membuka pintu dan gada orang, lalu Alif berjalan ke balkon dan menemukan Killa sedang duduk di kursi balkon.