19

5.1K 1.5K 275
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨


___________


'Professor Wins, Congratulations Sir Hamada Asahi.'

Kaki seorang pemuda segera dia kerahkan menghampiri seseorang yang sedang tergeletak di tanah dengan telinga, mulut, dan hidung mengeluarkan darah. Setelah berada disamping, lelaki tersebut dengan tangan bergetar dan nafas yang tidak beraturan mencoba membersihkan darah yang hampir memenuhi wajah lelaki ini.

"Yedam,"panggil nya.

Mau sebanyak apapun Asahi memanggil Yedam. Pemuda itu tetap terdiam dengan mata yang tertutup. Kenapa task nya harus Yedam? Ah harusnya tidak seperti itu, kenapa Task nya harus membunuh teman nya sendiri?

"ASAHI!"panggil Mashiho yang baru saja datang.

Dia berlari menghampiri Asahi, mata Mashiho melihat tubuh Yedam yang sudah jauh dari kata baik. Tangan Mashiho segera memeriksa nafas Yedam, tidak ada. Yedam sudah tidak bernafas yang membuat Mashiho terduduk menangis. Dia, Asahi, Yedam, dan Doyoung telah berjanji untuk tetap bersama sama hingga tua nanti. Janji yang mereka ucapkan saat sedang bermain musik di rumah Asahi, dulu.

"maaf,"kata Asahi.

Tidak ada balasan dari Mashiho, pemuda tersebut tetap menangis. Mashiho tidak tahu apa reaksi Doyoung nanti saat mengetahui Yedam telah tiada. Pasalnya lelaki tersebut merupakan salah satu orang yang paling dekat dengan Yedam bahkan sebelum Yedam bertemu dengan Asahi dan Mashiho.

"putaran pertama selesai, habis itu yang menang punya Task baru."kata Mashiho.

Tubuh Asahi terpaku, dia terdiam. Asahi tidak menangis tersedu sedu seperti Mashiho, tapi tetap saja Asahi merasa sangat bersalah juga kehilangan.

"kita bakalan dipaksa bunuh temen lagi."ujar Mashiho.

"Mashi,"lirih Asahi.

Tangan Mashiho menarik tangan Asahi dan memberikan Asahi sebuah kertas kecil diatas telapak tangan Asahi.

"Jangan bilang siapa siapa, tapi gua lebih milih bunuh diri dari pada harus bunuh Jaehyuk."kata Mashiho.

Lagi dan lagi Asahi dibuat terdiam dengan penuturan Mashiho. Dengan perlahan Asahi membuka kertas yang Mashiho berikan kepada nya.

'no one know me more than Asahi, Yedam, and Doyoung .

We call ourselves Four Drunk Art.'

Tanpa Asahi bisa tahan, matanya berkaca kaca. Dia segera menatap Mashiho yang tengah tersenyum kepada nya. Kepala Asahi menggeleng pelan memohon kepada Mashiho untuk tidak melakukan hal bodoh tersebut. Sebenarnya disaat seperti ini, melakukan bunuh diri bukanlah hal bodoh, karena bagi Asahi pun, itu lebih baik dari pada ia membunuh teman nya sendiri dengan tangan nya.

(1) ᴡᴏʀʟᴅ ɢ [ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ 13] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang