How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨
¿?¿? ¿? ¿?
Tangan Doyoung bergetar bukan main dengan tubuh yang masih termenung. Banyak sekali kayu di sekitar nya dengan robot robot milik Doyoung. Kaki Doyoung perlahan melemas hingga membuat seluruh tubuh nya jatuh keatas aspal.
Dengan nafas yang tidak beraturan dan mata yang masih menatap tak percaya pada diri nya sendiri. Doyoung mencengkram lengan baju nya demi melampiaskan emosi.
'Lazy Boy win, congratulations Sir Kim Doyoung.'
Tubuh Doyoung membeku, jiwa nya ditarik paksa melihat kenyataan yang telah ia perbuat. Kenyataan dimana tubuh Jeongwoo sudah terkapar begitu saja diatas aspal dengan jantung yang rusak akibat tusukan sebuah benda tajam yang bersalah dari salah satu robot Doyoung.
Mata Doyoung tertutup dengan rapat berulang kali bergumam jika semuanya hanyalah ilusi semata. Jika semuanya hanyalah mimpi yang akan segera hilang begitu saja tanpa menyisakkan jejak dan ruang sesak. Gumaman Doyoung perlahan berubah menjadi isak tangis yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Doyoung percaya jika dirinya tidak akan menangis karena Doyoung bukan orang yang mudah menangis.
Tapi semuanya, Doyoung secara nyata di dorong masuk ke dalam jurang tangisan saat tahu Yedam telah tiada dan dia membunuh Jeongwoo. Bahkan Doyoung masih ingat betul apa kalimat terakhir yang Jeongwoo ucapkan kepadanya. Kalimat penuh harapan serta luka yang Doyoung hiraukan karena program sialan yang mengendalikan diri nya.
'gua harap yang menang enggak bakalan lupa sama yang kalah.'ujar Jeongwoo di detik detik ambang kematian nya.
Bodoh, Doyoung sudah membunuh Jeongwoo yang jelas jelas masih memilki masa depan yang panjang. Doyoung ingat, waktu itu, dikamar Junghwan. Haruto, Jeongwoo, serta Junghwan sedang berbincang sambil menentukan jurusan kuliah yang ingin mereka ambil dengan begitu semangat.
Seseorang menepuk pundak Doyoung, dia Karin yang baru saja keluar dari perlindungan robot milik Doyoung. Mata Karin berair karena ketakutan luar biasa.
"Doy--"
"ini semua karena abang lu! Semuanya!"teriak Doyoung.
"gua minta maaf,"lirih Karin.
" buat apa minta maaf rin?! Temen temen gua udah pada mati! Lu liat tadi?! Lu liat gimana gua bunuh Jeongwoo?!"
Kaki Doyoung segera dia kerahkan untuk berlari menghampiri tubuh Jeongwoo. Dengan sekuat tenaga, Doyoung memeluk tubuh Jeongwoo dengan erat tanpa peduli darah Jeongwoo yang akan menempel di baju nya. Teriakkan frutasi Doyoung terdengar menggema di telinga Karin yang membuat dia menutup wajah nya tak tega melihat Doyoung didepan sana. Tangan Doyoung mengusap lembut wajah Jeongwoo, bahkan Doyoung sudah memanggil nama Jeongwoo berkali kali berharap pemuda itu mendengar suara nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) ᴡᴏʀʟᴅ ɢ [ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ 13]
Fantasía"ɢᴜᴀ ᴇɴɢɢᴀᴋ ᴍᴀᴜ ʜɪʟᴀɴɢ!" ᵀʰᵉⁱʳ ˡⁱᵛᵉˢ ᵃʳᵉ ᵃ ᵍᵃᵐᵉ. ᵂʳⁱᵗᵉʳ:ᵈˢᵗⁿᶻʰʳ ˢᵗᵃʳᵗᵉᵈ:²⁰²⁰/¹⁰/¹⁵ ᶠⁱⁿⁱˢʰᵉᵈ:²⁰²⁰/¹¹/²³