07⚡Tusukan Saat Tidur

333 40 14
                                    

Happy Reading

• • •

"Hei kalian semua, dia kenapa" ucapku kepada para preman gila itu. Seketika mereka pun berhenti tertawa dan menghampiriku dengan raut wajah cemas.

"Bos kau kenapa?" tanya mereka khawatir. Aku putuskan untuk mundur ke belakang dan membiarkan mereka saja yang mengurus preman tidak jelas itu.

Aku menatap pemandangan di luar guci. Kami masih melanjutkan perjalanan kami walaupun ada sedikit kendala tadi.
Hoam ... lama lama ngantuk juga di sini. Bodo amat lah, sambil menunggu violet untuk tiba di rumah aku mau tidur dulu saja.

*

Samar samar aku mendengar suara yang mengganggu tidur nyenyakku.
Aku membuka mataku sedikit demi sedikit untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya.

Pemandangan yang kulihat pertama kali adalah wajah mengerikan dari ketua preman itu. Sumpah demi apapun dia terlihat sangat mengerikan saat ini.

Untungnya jarak antara kami sedikit jauh dan untung saja para preman lainnya menahan tangannya agar tidak mendekat kearahku.

"Jangan lukai dia lagi bos, hentikan!" teriak para preman itu sambil tetap memegang tangan dan kaki sang bos preman yang mencoba untuk mendekatiku. Ada apa sih?

Eh?

Kok sepertinya ada yang sakit ya dibagian tubuhku, sepertinya dibagian perut deh.

Aku mengarahkan tanganku ke perut dan--kok basah?!

Ya Tuhan, aku sudah berpikiran macam macam nih. Aduh, kenapa rasanya sakit sekali perutku.

Aku menaikkan tanganku pelan pelan dan membelalakkan mataku ketika melihat cairan merah kental yang berada di tanganku. Aku langsung saja bangun dengan hati hati bercampur was was.
Dan benar saja! Ini bekas tusukan!

Siapa yang menusukku? Apakah si ketua preman?

Dan benar saja, aku melihat pisau yang dia pegang ditangannya. Dengan susah payah aku menekan tombol hati yang berada di cincinku.

"Ada apa Ros--ya ampun! Apa yang terjadi!" Dia meletakkan tangannya di perutku pelan pelan lalu mulai menangis sesegukan. Lah? Kan aku yang ditusuk kenapa dia yang nangis, sih!

"Cepat tolong aku" ucapku pelan. Dia mengangguk, dengan cepat dia mengangkat tangannya dan merapalkan sesuatu yang tidak aku ketahui pasti. Setelahnya aku merasa hantaman keras menusuk perutku dan samar samar aku mulai menutup mataku.

*

"Aku mohon bangunlah Rose."

Aku mendengar pelan suara Starla yang sedang menangis di sebelahku. Aku menggerakkan sedikit kepalaku kesamping dan menemukan Violet yang sedang menatapku datar.

"Kau sudah bangun?" ucapnya datar. Aku tak meresponnya dan memutar bola mata malas.

'plak'

Si anjir! Orang baru bangun malah di hadiahi tamparan. Aku mengelus bekas tamparan maut yang dihadiahi Violet dengan pelan.

"Wah syukurlah kau sudah sadar" ucap Starla bahagia. Aku mengangguk saja tanpa berniat mrngeluarkan sepatah kata pun.

"Aku sudah mengobati luka dalammu, tapi luka luarmu masih dalam tahap pemulihan. Maafkan aku karena tidak bisa mengobati secara cepat" lanjutnya sedih.

"Nona, maafkan aku." tiba tiba dari samping kanan aku melihat si ketua preman yang menyerangku tadi ikutan meminta maaf juga, kenapa jadi acara minta maaf dah!

Live In the MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang