19. Ungkapan

302 86 87
                                    

Pria itu berjalan ke arah Shima dengan ekspresi marah. Lalu menampar Shima dengan keras.

"Woy!!"

Sakata menjauhkan pria itu dari hadapan Shima. Namun Shima malah mendorong Sakata sampai ia terjatuh ke pangkuan nenek-nenek yang sedang fokus mengemut sirih.

"Anak setan kah ni, ditolongin malah gue didorong," batin Sakata.

Shima segera berdiri dan membungkuk di hadapan pria itu.

"Maaf, ayah," kata Shima lalu berjalan di belakang mengikuti pria itu, meninggalkan Sakata seorang diri.

"Pernah sakit.. tapi tak pernah se-sakit ini.." senandung Sakata.

CIIITTT-

CIIITTT-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DBRAKK-

Tiba-tiba terjadi kecelakaan di depan warung jorok itu. Setelah diselidiki ternyata pengendara terjatuh karena tak sengaja mendengar ada nyanyian yang tiba-tiba mengaburkan pandangannya. Suara siapakah itu?

*****

"Sak? Lo liat Shima nggak?" tanya Senra sambil memisahkan daging lobster goreng dari kulitnya. Dagingnya dibuang, kulitnya yang dimakan.

"Enak banget.. beli dimana tuh?" tanya Sakata sambil mengusap air liurnya yang keruh.

"Tadi di masjid bagi-bagi nasi bungkus. Lah lo nggak dapat?" tanya Urata.

"Eh, lobster punya lo kok unyu banget, Ur!! Foto dulu sini," kata Sakata sambil mengeluarkan handphonenya. Sebenarnya ini untuk mengalihkan pertanyaan Urata. Karena tadi bukannya sholat, ia malah ke warung mba Reol.

"Eh-iya. Gue baru nyadar. Unyu banget. Oke bentar," kata Urata sambil mengunyah sego di mulutnya.

Cekrek-

"Kok gue telpon nggak diangkat ya? Masa keluar dari pintu masjid juga tersesat? Hobi banget tuh anak tersesat," kata Senra sambil mengotak-atik hpnya dengan kakinya karena kedua tangannya sibuk mengupas kulit lobster

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok gue telpon nggak diangkat ya? Masa keluar dari pintu masjid juga tersesat? Hobi banget tuh anak tersesat," kata Senra sambil mengotak-atik hpnya dengan kakinya karena kedua tangannya sibuk mengupas kulit lobster.

"Gue tadi lihat Shima. Dia dimarahi ayahnya dekat warung sono," kata Sakata.

"Kenapa dimarahi?" tanya Urata sambil memejamkan matanya karena terciprat saus.

"Apa karena ngebantuin gue? Dia kan anak orang kaya. Jangan-jangan ayahnya marah lihat dia kerja di tempat jelek kayak gini," kata Senra.

"Groaaakkkk-hmmm," tiba-tiba Nqrse berdeham saat mendengar tempat bisnisnya dikatain jelek.
Tatapannya begitu tajam ke arah Senra.

Senra hanya cengengesan sambil membungkukkan bahunya sebagai tanda permintaan maaf.

"Anjir kaget banget. Gue kira tadi suara sapi disembelih," bisik Sakata ke Senra dan Urata.

Setelah melanjutkan pekerjaan, sorenya mereka mendapat gaji dari hasil kerja mereka.

Sakata sangat kegirangan mendapatkan gaji pertamanya. Ia segera pulang duluan.

Senra dan Urata berjalan beriringan. Sebenarnya, sedaritadi pikiran Urata tidak tenang, hal itu pun disadari oleh Senra.

"Lo .. Kebelet berak?" tanya Senra.

"Nggak lah, Njir!! Sayang banget lobster goreng gue tadi kalo ujung²nya malah berak," kata Urata.

"Oh ya! Dua hari lagi gue berangkat. Rambut gue udah mulai panjang nih ntar bisa dimarahin emak. Temenin gue ke salon bentar yok,Ur," ajak Senra.

Urata hanya mengangguk sambil terus memikirkan yang ia pikirkan.

"Gue sebenarnya malas ketemu Soraru karena skandal waktu itu, tapi bengkel dia ni yang paling murah."

"Lo mau potong rambut atau baikin mur otak lo? Ngapa ke bengkel??" tanya Urata.

"Iya bengkel. Nah tu dia," tunjuk Senra ke bengkelnya Soraru.

 Nah tu dia," tunjuk Senra ke bengkelnya Soraru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun memasuki salon itu. Rupanya sedang ada pelanggan lain yang sedang potong rambut.

 Rupanya sedang ada pelanggan lain yang sedang potong rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senra melihat Urata yang sedari-tadi nampak gelisah.

"Ur? Lo ada masalah?" tanya Senra.

"A-anu Sen.. Sebenarnya gue..." Urata menggantungkan bicaranya.


"Hm? Apa? Sampaikan aja," kata pria bersurai kuning itu dengan manik menatap Urata.

Urata menggigit lengan bajunya sambil berkali-kali mengedipkan matanya. Nampak ingin mengatakan sesuatu. Namun ia ragu mengutarakannya.

"Sebenarnya, gue su-"

Bersambung..

++++++❤++++++

Apa yang akan disampaikan Urata kepada Senra? Apa Urata akan menyampaikan bahwa ia-
.
.
.
🌟See you Next Friday🌟
That's it, thank you so much for reading my story 💫
[2611'20]
🌹🌹🌹

『𝖀𝖘𝖘𝖘 𝕳𝖎𝖏𝖗𝖆𝖍』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang