Part 2

69 3 0
                                    

Di dalam sebuah ruangan yang cukup luas terdapat sosok Pria megenakan jaket kulit hitam tengah duduk di sebuah kursi yang cukup besar. Mata kanannya tertutup Blindfold hitam, terlihat juga beberapa bekas luka yang tersemat di antara mata kiri nya yang merah.

Tak lama sesosok manusia dengan kulit berwarna perak di sekujur tubuhnya muncul menembus dinding hitam. Sosok itu berjalan mendekat,

"Ketua, saya sudah membereskan semuanya," Ucap sosok perak itu, perlahan kulitnya berubah menjadi normal seperti manusia pada umumnya. Seorang yang disebut ketua itu mengangguk pelan,

"Tak kusangka dia muncul lebih cepat dari perkiraanku," Lanjut sang Ketua,

"Dia bahkan mengalahkan Rei," Pria silver tadi kini duduk di kursi kecil dihadapan sang Ketua.

"Kau salah Copper," Bantah sang Ketua dengan senyum yang mengembang. Pria silver alias Copper tadi menatapnya heran,

"Kau tau Rei adalah salah satu percobaan yang sukses? Dia takan mudah mati bahkan jika kepalanya pecah," Ucap sang Ketua

"Maksud ketua?" Copper terlihat masih heran. Sang Ketua hanya menggerakan kepalanya kedepan menunjuk arah pintu besi besar.

Perlahan pintu mulai terbuka, terdengar bunyi khas besi yang bergesekan. Sosok Pria dengan Jas dan celana hitam muncul, ia melangkah sembari melepas kacamata hitamnya.

"Copper si manusia silver," Ucap Pria itu berjalan mendekati Copper dan Ketua.

"Rei?!" Copper heran melihat keberadaan Rei dihadapannya, dirinya yakin bahwa dia sudah membuang mayat Rei saat Ketua menyuruhnya membereskan sisa-sisa kekacauan semalam. "Bagaimana bisa?"

"Apa kau lupa? Aku senang ber-akting," Pria bernama Rei tersenyum menyeringai.

"Bodoh!" Celetuk Copper tiba-tiba,

"Apa maksudmu, Copper?" Rei terlihat heran sekaligus merasa dongkol.

"Kau membiarkan mereka lolos, dan sekarang kau berpura-pura seolah kau sengaja,"

"Hei! Jika aku mau, aku bisa menghabisi mereka sekaligus!" Nada bicara Rei terdengar tinggi,

"Cih! kenyataannya kau malah terbaring di kap mobil." Copper terlihat mulai menyulut rokok di bibirnya.

Mendengar rekannya seolah meremehkan, Rei merasa geram, perlahan tubuhnya membesar, membuat baju yang dikenakannya robek tak kuat menahan ukuran tubuh Rei yang semakin besar, taring mencuat keluar diantara bibirnya, jari tangan dan kakinya mengeluarkan cakar yang tajam, rambut yang tadinya lurus berubah tegang, tubuhnya dipenuhi bulu-bulu berwarna abu, inilah sosok Rei, atau lebih tepatnya Werewolf.

Melihat sosok itu Copper tak mau kalah, kulitnya perlahan berubah menjadi warna silver mengkilap. Tangan kanannya berubah menjadi bentuk celurit besar tajam.

"Akan ku ladeni jika kau penasaran, Rei!" Ucap Copper dengan rokok yang masih bertengger diantara bibirnya.

"Jangan merem..." Ucapan Rei tertahan, kini tubuhnya terasa kaku, sulit untuk digerakan. Hal sama terjadi pada Copper, ia terlihat kesulitan menggerakan tubuhnya, ditambah saat ini tubuh mereka berdua tengah melayang melawan gravitasi.

"APA KALIAN TIDAK MENGANGGAP KEBERADAANKU?!" Terlihat sang Ketua bangkit dari duduknya, tubuhnya mengeluarkan aura hitam mengerikan. Atmosfer di ruangan itu mendadak mencekam, membuat dada Copper dan Rei terasa sesak.

"HARUSKAH KALIAN AKU MUSNAHKAN?!"

~~~

"Oke jadi hari ini target kita adalah 200 pelanggan!" Ucap seorang Pria yang mengenakan kemeja hitam dipadukan dengan celana putih. Di hadapannya berdiri 4 orang, masing-masing 2 perempuan dan 2 laki-laki. Disampingnya berdiri seorang perempuan berpostur tinggi dengan pipi bulatnya.

DEFF (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang