31 : Begging

2.1K 412 119
                                    

━━━━▣━━◤◢━━▣━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━▣━━◤◢━━▣━━━━━

"He didn't answer any of my calls.."

Tok tok

"He said let's not meet each other anymore.."

"Renjun?"

Hendery mengetuk pintu kamar sang adik, Renjun sudah mengurung dirinya sejak dua hari yang lalu. Ia tak tau apa yang terjadi, yang pasti ia tak menemukan Habel pada keesokan hari setelah makan malam itu.

"He's... my new reason to keep on living."

Tak menerima jawaban dari sang adik membuat jantungnya mulai berdetak keras, "Ren?" Panggilnya sekali lagi.

"I want him back."

Keringat dingin mulai mengalir pada keningnya, ia mulai mengetuk keras pintu bercat hitam itu sambil mengeraskan suaranya.

"God.. please hear me, i- i will atone my sins, i'll do anything.."

"RENJUN!"

Cukup, Hendery panik. Ia meletakkan nampan berisi makanan yang akan dia antar pada Renjun dan mencoba untuk mendobrak pintu kamar si bungsu Huang itu. Ia menabrakan tubuhnya beberapa kali pada pintu itu, hingga pintu tersebut hancur dengan lubang pada bagian tengah.

Matanya berusaha mencari keberadaan sang adik, namun tak ada sosok mungil itu diatas kasur maupun di balkon kamarnya. Ia menoleh ke arah kamar mandi, dan terlihat bayangan sang adik yang berdiri dengan sedikit membungkuk, Hendery tak dapat melihat jelas karena hanya siluet yang terlihat.

Bruk

"Just give him back to me."

"Chan, Renjun pindah kemana, dah?" Dean menumpukan dagunya seraya bertanya pada sang sahabatnya, namun nampaknya sang pemuda tan sama sekali tak mendengar ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chan, Renjun pindah kemana, dah?" Dean menumpukan dagunya seraya bertanya pada sang sahabatnya, namun nampaknya sang pemuda tan sama sekali tak mendengar ucapannya.

Lelaki kelahiran Agustus itu mengibaskan tangannya di depan wajah sang pemuda tan, dan ternyata memang benar, lelaki itu melamun, ia bahkan tak merespon gerakan Dean barusan.

Klandestin : The Huangs | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang