"Lo itu kenapa sih Al? Bukannya lo gak pernah peduli sama cewek yang udah lo tidurin? Kenapa sekarang lo panik setelah Wilona ngundurin diri?" Geffrey tidak habis pikir dengan pria yang sedang bersandar lemah di sofa saat ini. Siapa lagi kalau bukan Altezza, si pria hiperseks.
Al mengusap wajahnya frustasi. "Wilona Aileen Carson. Apa lo ngerasa asing sama nama itu? Sebelum gue tidur sama dia, gue gak sadar sama sekali. Tapi sekarang gue bener-bener ngerasa bersalah," jelasnya.
Geffrey mengerutkan keningnya sembari memasang raut kebingungan. "Maksud lo? Wilona Aileen Carson? Emangnya kenapa? Apa yang salah sama nama dia?" tanya pria tersebut masih tidak mengerti kemudian mendudukkan diri di sebelah Al.
"Ck!" Pria pecandu seks itu berdecak kesal. "Apa lo udah lupa sama Violetta?" tanyanya sedikit menaikkan intonasi suara.
"ANJIR!" Asisten pribadi Al itu langsung menepuk jidatnya sendiri ketika baru menyadari satu hal. Wajahnya kini mendadak pucat, sama seperti Al beberapa waktu yang lalu. "Kalau gitu kita beneran harus cari Wilona dong," katanya mulai merasa panik.
Terdengar hembusan nafas berat Al. "Kita itu jahat banget sampai bisa ngelupain Violetta. Kejadiannya memang udah empat tahun yang lalu, tapi kita gak seharusnya lupa gitu aja. Kalau seandainya gue gak lupa sama Violetta, mungkin Wilona sekarang gak pergi," sesal pria tersebut.
Pria yang ada di sebelah Al mengangguk setuju. "Ya udah kalau gitu mah, lo jangan ambil pusing! Kita berusaha buat nyari tuh cewek. Pasti bisa!" kata Geffrey menepuk bahu Al menguatkan sahabatnya itu.
***
Rasa penyesalan semakin menghantui Al dari hari ke hari. Sudah dua minggu setelah pengunduran diri Wilona, pria itu belum juga menemukan jejak mantan sekretaris seharinya tersebut.
Bukan menyesal tanpa alasan, hanya saja pria itu baru menyadari kalau Wilona adalah kunci dari permasalahannya di masa lalu bersama wanita bernama Violetta.
PRAKKK!
Pintu ruangan Al tiba-tiba terbuka dengan kasar sampai menghantam dinding. Ada Geffrey yang berdiri dengan nafas yang tersengal di ambang pintu. "Gue udah tau Wilona ada dimana!" serunya sambil memegang dadanya yang sedikit terasa sesak karena baru saja berlari dengan kencang.
Al langsung berdiri dari duduknya setelah mendengar perkataan Geffrey. "Dia ada dimana?" tanya pria itu dengan cepat.
"Huh!" Geffrey membuang nafas kasar sambil melemparkan tubuhnya ke sofa. "Orang suruhan gue tadi ngeliat Wilona habis dari rumah sakit dan sekarang dia lagi tinggal di satu panti. Kayaknya jadi pengurus gitu," jelasnya.
Tidak ingin berdiam diri lagi, Al langsung memakai jasnya yang tadi tergantung di sandaran kursi kebesarannya. Hatinya berdegup kencang dan mulai membayangkan kira-kira apa yang akan terjadi ketika dirinya kembali menampakkan wajah di hadapan Wilona.
"Jangan hari ini Al!" Geffrey menahan langkah bosnya itu. "Berdasarkan informasi yang gue dapet, dia habis dari dokter kandungan. What do you think? Gue takut kalau dia gak bakal nerima kedatangan lo hari ini," peringatnya.
"Semoga aja dia gak hamil. Gue takut ngelakuin kesalahan yang sama lagi," kata Al lalu mendesah pasrah. Dia tidak akan bisa tidur lagi malam ini.
***
Wilona menatap lapangan rumput hijau di hadapannya. Dipenuhi oleh anak-anak yang sedang sibuk dengan permainan mereka masing-masing, tampak sangat bergembira. Sementara dirinya justru meratapi nasib.
Baru dia diterbangkan beberapa waktu lalu, diangkat sebagai sekretaris CEO tanpa diwawancarai. Mungkin tidak masuk akal, tapi rasanya benar-benar seperti mimpi dan sangat disyukuri olehnya. Tapi tiba-tiba dia didorong jatuh ke dalam jurang karena perlakuan yang begitu merusak harga dirinya oleh pria yang bernama Altezza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altezza ✓
Random(21+) HYPER SERIES 1 Adult Romance Story ALTEZZA LEE. Akrab disapa Al, dia adalah CEO muda dan kaya raya yang mengidap penyakit hiperseks. Candunya terhadap seks mulai muncul ketika dia harus merawat anaknya tanpa pendamping. Ups, dia bukan duda! **...