•4 Yes, you did

1.5K 241 67
                                    

Hay para Dramione Shipper ...
Terima kasih sudah mampir ke cerita ini..

Dalam cerita ini aku berusaha untuk tetap mempertahankan sikap dan sifat masing-masing karakter..
Dan mohon maaf jika terdapat kesalahan seperti Typo, dan lainnya...

Jangan lupa ajak teman kalian untuk mampir...
Tinggalkan jejak berupa vote, dan koment ...

Happy Reading...

__________________


Mereka kembali ke kastil sekitar pukul empat sore dengan membawa satu kantong penuh Mistletoe. Draco meletakkan itu di dalam rumah kaca ke 4 sesuai dengan yang di perintahkan oleh professor Sprout. Sepanjang perjalan kembali dia merenungkan apa yang siang tadi dia katakan setelah melakukan "Itu" dengan Granger.

Draco tidak tahu apa yang merasuki dirinya, dia hanya berasumsi -atau memang benar- bahwa dia terjerat Mistletoe sialan itu. Pikirannya kembali berkelana ketika dia di hutan. Ciuman mereka berakhir, dia tidak tahu seberapa lama mereka terlarut dalam ciuman itu. Dan lagi, dia juga tidak mengerti mengapa dia bertingkah seperti pria brengsek karena tidak ingin memisahkan bibirnya dengan bibir Granger. Sungguh, itu gila, pikirnya geram. Dia bertanya-tanya, apa yang mungkin akan terjadi jika Granger tidak menghentikan nya?

"Baiklah aku tidak ingin memikirkan itu!" sahut nya sendiri dengan kesal.

Tapi, Jika di pikir-pikir, Granger pantas mendapatkan sebuah ucapan terima kasih karena sudah mendorongnya dan mengembalikan kesadaran nya. Dan mungkin juga ucapan Maaf karena Draco langsung pergi meninggalkan si semak dengan sangat emosi. Dan mengapa aku sangat emosi? Pikirnya heran. Mungkin saat itu dia sedang dalam keadaan penuh keinginan untuk terus mencium Granger seolah ingin membawanya ke tempat tidur. Tapi sungguh, itu bukan keinginan nya, semua salah tanaman jalang itu! Setidak nya itu kalimat yang dia gunakan untuk meyakinkan diri nya sendiri. Baik, dia sedang dalam mode penuh hasrat karena Mistletoe dan Granger mendorong nya menjauh padahal Draco masih sangat menikmati bibir mereka. Dan itu alasan mengapa dia marah. Semua hanya permainan emosi yang di ciptakan oleh Mistletoe. Tidak ada sedikitpun hubungan mengenai perasaan nya sendiri. Pemikirannya sangat meyakinkan bagi dirinya. Bagus, itu berarti semua ini tidak ada hubungan nya dengan serangga di perut, pikirnya tenang. Tapi mengapa dia masih merasa sangat kesal?!

"Oh tentu saja, sekali lagi salahkan saja Mistletoe sialan itu."

Brugh!

Lamunan nya menghambur saat dia merasa menabrak seseorang. Dan tentu saja bahwa dia memang menabrak seseorang.

"Hay, Mate." sapa laki-laki berpostur tinggi dengan warna kulit eksotis.

"Ada apa, Blaise?"

Blaise tersenyum menyebalkan, "Tidak ada. Aku hanya mencari mu yang langsung pergi padahal kau baru saja sampai di kastil setelah mencari Mistletoe."

"Yeah, aku harus meletakkan nya di rumah kaca." Sahut Draco datar

"Jadi, seperti apa?"

Draco mengernyit atas pertanyaan Blaise, "Tidak terlalu menyenangkan."

Secretum Latebras √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang