Tawaran

1.2K 158 27
                                    

Aku menoleh. Dahiku mengernyit.

"Maaf?"

Seringainya menghilang, berganti dengan senyuman manis. 

"Ah...tidak. Namamu siapa?"

"(Y/n)."

"Hanya itu?"

"..."

"Baiklah anak-anak, kita buka halaman..."

Teng...teng...teng...

Kei beranjak dari tempat duduknya, berjalan keluar kelas. Tapi kembali, dan menghampiri Leona. Berbincang sebentar, sambil sesekali melirikku. Lalu berlalu keluar.

Leona melongok keluar untuk memastikan bahwa Kei benar-benar sudah pergi. 

"Heh! Gimana?" kata Leona yang tau-tau nongol kek setan disebelahku.

"ANJI- hahhh...Apanya?" balasku setengah kaget.

"Katanya mau ngasih tau pas istirahat..." ucapnya sambil mepet-mepet ga jelas.

"Geser sana lho...Hm, kamu mau denger darimana?" ucapku akhirnya.

"Eum...dia siapamu dulu aja." 

Aku melipat tanganku di dada.

"Rival? Ah bukan...gimana ya cara njelasinnya. Dia sa...." Aku menutup mataku, mengernyit. Mencoba untuk tidak mengatakannya, apalagi di depan Leona.

"Sa? Sa apa?" ucapnya dengan nada mendesak.

Sungguh sangat susah menghadapi mahkluk kepo ini. Kalau aku tidak menjawab, dia akan berpikir yang aneh-aneh. Tapi kalau kujawab, dia akan meminta semua jawabannya sampai dia puas.

"Sa..............cinta satu sa pinta...jang terlalu memendam rasa, karna kalau sasu bilang...sa-"

Plakk!

Njir. Ditampol    t(T-Tt)

"Sa.......papun itu ga penting." Ucapku dengan muka datar.

"Ck, jangan membuatku penasaran (y/n)." Tekannya lagi.

Aku hanya memasang mata datar sambil tersenyum dipaksakan lalu mengangkat tanganku, menyatukan jari telunjuk dan jempol. Membuat sign oke.

"Hah.... yasudah, ayo istirahat."

Aku mengangguk, lalu memakan odading yang tadi pagi kubeli.

Mengabaikan Leona dengan segala kekepoannya.

***

Sudah sebulan Kei bersekolah disini. Kukira dia akan melakukan sesuatu yang gila, seperti melabrakku atau apalah itu.

Tapi nyatanya itu tak terjadi. Malahan dia menjadi sosok yang populer di sekolah ini.

Tinggi, jenius, pintar olahraga, ramah, dan jangan lupa tubuh yang membentuk sempurna beserta  parasnya yang tampan bak dewa yunani itu.

Oh ayolah, siapa yang tidak mengenal Kei di sekolah ini?

Tidak ada.

Bahkan bukan hanya siswi-siswi di sini, guru-guru pun secara terang-terangan sangat mengidolakannya, berharap suatu hari menjadi pasangannya ataupun mertuanya.

Tapi tentu saja kemungkinan itu sangat kecil, karena Kei yang tengah kubicarakan itu tengah menatapku intens dengan tangan yang menyanggah dagunya.

[HIATUS] {Kimetsu No Yaiba X Reader} - You Must Be Kidding MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang