SB 2

185 48 6
                                    

Prang, Prak, Cittt,

Aku memukuli si Kutu kupret dengan benda apa saja yang ada di hadapanku. Tapi sialnya semuanya meleset, dan malah mengenai Emak dan Bapak.

"LIANA!" teriak emak, menggepengkan botol yang tanpa sengaja kena ke muka nya.

Aku berlari, tanpa mendengarkan ocehan Emak.

Aku, Emak, Bapak, Dan si Kutu Kupret lari mengejar satu sama lain. Tapi, eh ko posisinya salah?

"Stop!" aku berhenti, Emak, Bapak, Dan Si kutu kupret menatap ku bingung.

Posisinya kaya gini nih.
Kutu Kupret Ngejar Bapak
Emak ngejar Bapak
Aku ngejar Emak.

"Kau mencuri hatiku, Hatiku. Stop kau mencuri hatiku."

Asek, goyang cuyy.

"Malam-malam gelap tiada berbintang asalkan laguku tetap ----"

Plak!

Vas bunga langsung aku lemparkan ke kepala Si kutu kupret. Untung banget dia lagi lengah, Jadinya kena deh.

"Gol!" teriakku dan Bapak bersamaan, emak cuma melotot doang.

Eh buset, gigi emak copot. Itu gigi palsu kali yah.

"Innalillahi WA Innalillahi Om Sehun."aku geleng-geleng sementara Bapak, pergi entah menghilang kemana. Ah dasar siluman Jin Tomang.

***

Keesokan paginya aku bangun dengan sangat indah. Yah gimana gak indah, tadi aku mimpi ketemu sama Om Sehun di Prancis, terus dia ngelamar aku. Ahh bahagianya.

pletak!

Eh buset, siapa nih yang jitak Kepala Inces? Aku berbalik kemudian menatap si kutu kupret tajam.

"Elu yang jitak gue yah?" aku berjalan mendekati si kutu kupret dengan tangan kanan, yang memegangi Raket nyamuk. Nah mampus Ku samain sama nyamuk kau Bang!

Abangku mundur sambil nyanyi. Eh buset.

"Aku mundur Alon-Alon ---"

"Liana  ..... Bangun!"

Innalillahi, Emak emang nyebelin ah.

"Iya Nenek Lampir!" jawabku.

"Apa?"

Eh buset, aku keceplosan njir. Eh bener dah keceplosan. Nih mulut gak bisa di kontrol amat sih. Mati Aku pasti sekarang emak, lagi nyiapin pasukan zombie buat nyerang aku. Sambil bawa petasan telur busuk, sama omlet gosong buat nyerang aku.

Aa... gak mau! muka indah inces!

Aku langsung ke luar dari kamar, menggunakan selimut. Yang kaya di Film Marjan Itu loh.

Cyttt

Aku langsung sampai ke tanah. Ku lihat di atas kamarku, Si kutu kupret lagi di marahin, di jewer, di sunat, di sembelih, di cincang, di bakar, di goreng sama emak. Ahh Mantap.

Bersambung

Keluarga SBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang