-sempiternal
Re :
Mau dinner bareng, gak?
Swas memandang tak percaya layar ponselnya yang mendapat satu notifikasi dari Raesaka. Lebih tidak percaya lagi kalau kolom chat-nya dengan Raesaka sudah sangat banyak sampai ketika jadi Swas scroll ke atas kolom chat, butuh waktu yang lama untuk sampai di bubble chat paling awal.
"Sinting," desis Swas, yang membuat Praha yang sedang memakan sandwich hasil pemberian Mbak Prima menoleh ke arahnya.
"Kenapa lo? Ada masalah?" Praha bertanya setelah mendekati Swas dengan kursi putarnya.
Kepala Swas mengangguk. "Iya. Big trouble. Gede banget sampai rasanya gue udah gila." Ditunjukkanlah bukti chat dirinya dengan Raesaka ke Praha. Laki-laki itu membaca dengan seksama. Acara makan sandwich-nya dihentikan sementara.
"Udah gila kan gue?" Swas kembali mengulang pertanyaan. Satu tangannya menopang kepala.
Praha mengangguk setuju setelah mengunyah potongan sandwich terakhirnya. "Iya. Lo gila banget. Percuma dong pergi jauh-jauh dari Jakarta ke Banda kalau akhir-akhirnya lo balik lagi? Kan, kata gue juga apa, lo gak bisa bersikap seolah biasa-biasa aja. Mau lo teriak kalau lo bisa lupain Re, atau lo rela menyelam di kedalaman laut di Maluku supaya kenangan lo sama dia ikut hanyut, gak akan pernah bisa kenangan itu tinggal di sana kalau di sini," telujuk Praha mengarah pada pelipisnya sendiri. Kemudian berpindah ke bagian jantung. "... Dan di sini, lo masih berpusat di Re."
"Geez. Praha, ini udah empat atau lima tahun sejak gue putus sama dia. Seharusnya udah berubah, dong. Semuanya gak sama lagi. Bisa jadi setelah gue pergi dan gak menampakan diri di depan dia, bisa aja dong Re cari cewek lagi? Kalau mengacu pada logika, gak seharusnya Re masih sayang sama gue, Pra," tolak Swas mentah-mentah dan mencoba membalikan keadaan setelah kena omelan Praha.
"Ya, tapi kenyataannya gak kayak gitu! Kalau dalam kurun empat tahun terakhir Re gak sayang sama lo lagi, mana ada lo nangis-nangis ke gue pas kita di Sumba sewaktu lo tau kalau Re rela nyusul lo ke sana? Kalau mengacu pada hati lo, seharusnya lo tau kalau Re masih sayang sama lo, Swas. Pikirin tentang itu. Jangan lari terus. Jangan coba menghindar melulu. Kalau ditarik ke belakang, alasan lo berdua putus juga gak jelas, kan? Lo main pergi-pergi aja, gak kasih penjelasan. Tau-tau udah di Yogya. Tau-tau udah di Maluku. Siapa yang gak pusing kalau bukan Re?"
"Terus gue harus gimana?"
"Sini, hape lo." Swas menyerahkan ponselnya ke Praha dan membiarkan laki-laki itu membalas pesan dari Raesaka.
Hal aneh muncul saat Swas menangkap tawa kecil serta eskpresi yang menyebalkan yang Praha tampilkan selama ia membalas pesan dari swas.
"Pra, lo gak aneh-aneh, kan?"
Praha menggeleng. "Nope."
Me :
Lo gak kesurupan, kan?
Re :Haha. Gak Lah.
"Swas, tempat pertama yang lo datangin pas nge-date sama Re apaan?"
"Apa, ya? Konser SO7?" balas Swas tampak tak yakin.
Praha mencoba memastikan. "Yakin? Bener? Yang pertama kali lo datangin bareng doi, lho, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPITERNAL
RomansaRaesaka Kanigara Basupati, si Resi Bisma yang kehilangan Dewi Amba, si Scorpio yang mencari Virgonya, si Arjuna yang tak mau Drupadi miliknya dibagi, si Rahwana yang masih mencintai Setyowati. Ia membuat sebuah podcast dengan nama JEDA-yang tujuan u...