Third (4)

341 39 6
                                    

~ JIN'S POV ~

Hari demi hari aku lalui bersama Joo Hyun. Rasanya bagaikan mimpi, setelah sekian lama sejak aku keluar dari militer, mencari kemanapun, mencari ke komplek rumah sewa nya dulu dan toserba tempat kerja nya dulu, setelah tau alasan nya ternyata kehidupan Joo Hyun jauh dari kata layak.
Mana ada di jaman skrg wanita dgn profesi stylist artis tidak memiliki ponsel. Saat berkunjung ke rumah nya pun lingkungan nya jauh dari kata layak, bahkan pernah satu waktu hujan deras banjir dari jalanan utama masuk ke kamar Joo Hyun, mengharuskan dia menginap di salon nya.
Tentang tawaran dia pindah ke apart ku dia menolak nya, dia memilih mencari rumah sewa tapi yg lebih layak, aku membantu mencari nya namun dia sudah punya pilihan nya ada rumah susun semi apartment di belakang perumahan mewah Hannam, alasan nya dekat ke Yuri Salon dan tempat nya lebih layak daripada tempat sebelum nya, juga interior yg lengkap. Aku pun membantu pindahan rumah nya hari ini, dia hanya membawa beberapa tas saja yg berisi baju, tas dan sepatunya saja.

Setelah tiba di apart baru Joo Hyun, aku membantu nya beres-beres, menyapu dan mengepel lantai serta melap beberapa kaca jendela yg ada di apart nya.
Selesai beres-beres aku dan Joo Hyun makan jajangmyun yg sudah di pesan sejam sebelum kita selesai merapihkan apart Joo Hyun.
"Terimakasih Seok Jin-ssi sudah membantuku pindahan dan beres-beres" ucap Joo Hyun.
"Tidak masalah, jika ada yg perlu kubantu lagi jgn sungkan meminta tolong padaku ya? Dengan senang hati aku akan menolongmu" ucap Jin sambil mengelus punggung Joo Hyun lembut.
Kami pun selesai makan dan berencana akan menonton film, Joo Hyun sudah membersihkan dirinya dgn mandi, aku juga menumpang mandi di rumah Joo Hyun. Joo Hyun sudah menyiapkan sikat gigi dan handuk khusus untukku.
Setelah siap kami pergi menonton.

Film pun selesai di putar, selagi kami berjalan keluar kami membahas film yg tadi kami tonton.
"Joo Hyun-ssi?" Panggil seseorang, ternyata Jinyoung, yg dulu kami pernah bertemu saat Joo Hyun dapat job dadakan.
"Kalian nonton disini?" Tanya Jinyoung.
"Oh Jinyoung-ssi juga menonton disini tadi?" tanyaku.
Jinyoung hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Sendiri?" Tanyaku krn melihat nya tidak bersama siapapun, mungkin juga teman nonton nya sedang ke toilet.
"Iya aku sendiri" ucap nya sambil terkekeh dan menggaruk kepala nya.
"Yasudah aku takut mengganggu kencan kalian, aku pamit" ucap Jinyoung segera pergi.
"Sepertinya dia tertarik padamu" ucapku pada Joo Hyun, Joo Hyun hanya terdiam.
"Hey kau melamun" ucapku pada Joo Hyun.
"Ah tidak, jgn bahas dia, aku kurang suka" ucap Joo Hyun.
"Kenapa? Dia tampan, mapan juga sepertinya dia tidak memiliki kekasih" ucapku, tiba-tiba Joo Hyun menatapku tajam.
"Baiklah baiklah aku tidak akan membahas nya" ucapku sambil tersenyum lalu merangkul Joo Hyun sambil kami berjalan.

Malam pun tiba aku mengantar Joo Hyun ke apart nya.
"Aku pulang, terimakasih utk hari ini Hyun-a" ucapku.
"Menginaplah ini sudah larut, besok kau kerja pagi juga dari sini lebih dekat ke kantormu kan" ucap Joo Hyun malu-malu, aku sedikit kaget tiba-tiba Joo Hyun mengajakku menginap.
Aku pun mengangguk menyetujui nya.
Kami pun segera masuk ke apart nya. Joo Hyun telah mengganti pakaiannya memakai kaos dan celana kebesaran. Aku di beri pinjam celana dan kaos nya dan itu pas di tubuhku, dia tertawa melihatku memakai pakaian model wanita. Kami pun menggosok gigi bersama lalu saling membasuh muka. Aku mengusapkan sabun muka pada Joo Hyun dan juga sebaliknya dan sesekali bercanda.
Setelah selesai Joo Hyun menyiapkan 2 kasur lipat dan 2 selimut untuk kami, kami tidur bersama di depan tv, lalu kami pun menonton tv bersama.
Aku melihat nya menguap.
"Tidurlah kau sudah mengantuk" ucapku sambil mengusap puncak kepalanya. Dia pun tidur terlentang di sebelahku sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hanya menyisakan kepalanya, lucu sekali.
Aku membaringkan tubuhku di samping nya, sambil menatap kearah nya, sepertinya aku pun mengantuk.

Ke esokan hari nya, aku terbangun dan tidak mendapati Joo Hyun disisiku. Dia sedang memasak di dapur.
"Selamat pagi" sapaku setelah merapihkan kasur lipat milikku.
"Selamat pagi Jin-ssi" ucap Joo Hyun sambil memasak.
"Kau sedang masak apa?" Tanyaku berdiri di belakang tubuh mungil nya.
"Ini coba, bagaimana rasanya?" Ucap nya menyodorkan sesendok dari dalam panci nya.
"Hm kimchi jiggae, enak" jawabku, rasanya cocok di lidahku.
Aku membantu menyiapkan nasi dan alat makan di meja.
Joo Hyun sedang menggoreng telur mata sapi. Setelah selesai dia membawa kimchi jiggae kedalam 2 mangkuk berbeda, kami pun makan dengan khidmat.
"Hm enak sekali, aku baru tahu kau sehebat ini dalam memasak" ucapku, Joo Hyun hanya tersenyum.
"Hyun-a" panggilku membuatnya menatapku sambil mengunyah makanan nya, cantik.
"Ceritakan tentang dirimu, sepertinya aku tidak tau banyak tentang mu" pintaku, Joo Hyun terdiam.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Joo Hyun.
"Ya tidak tiba-tiba, kau tahu kan berapa kali kita bertemu di masa lalu, hanya sebentar kita menikmati waktu bersama" ucapku.
"Hm tidak ada yg spesial. Aku hanya wanita biasa. Setelah lulus sekolah aku kerja part time dimanapun, mungkin sehari bisa sampai 4 atau 5 pekerjaan" ucapnya mulai menjelaskan.
"Wah banyak sekali, dulu aku saat lulus sekolah langsung saja masuk ke sekolah kepolisian" jawabku membuatnya tau ttg ku juga.
"Aku terus berpindah tempat mengikuti dimana aku bekerja agar tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, bahkan pernah aku menginap di sauna krn saking lelah nya berpindah-pindah aku tidak sempat mencari rumah sewa" ucap Joo Hyun, aku sedikit terenyuh, krn dulu saat setelah lulus sekolah aku masih bisa makan enak, tidur dengan nyaman tanpa memikirkan biaya hidup hari esok.
"Aku harap kedepan nya kau bisa bahagia, sangat sangat sangat bahagia" ucapku berharap.
Joo Hyun hanya tersenyum.
"Lalu kemana bibi mu yg dulu tinggal bersama?" tanyaku penasaran.
Joo Hyun terdiam sejenak.
"Imo meninggal di akhir tahun 2011, krn Imo tidak memiliki anak jadi dia tidak memiliki kerabat selain aku dan mendiang Omma" ucap nya tegar.
Aku sangat salut dengan ketegaran nya, tidak heran jika dia selalu menekan perasaannya, menahan ego nya, dia sudah terbiasa seperti itu, beda denganku yg selalu to the point jika menginginkan sesuatu, jika tidak menabung dari uang saku ku ya aku bisa minta pada orang tuaku atau kakakku. Tapi utk Joo Hyun menabung dari uang saku saja tidak bisa krn sehari-hari saja dia pakai utk menyambung hidup nya.
"Kerabat dari Appa mu bagaimana?" tanyaku hati-hati.
"Mendiang Appa juga kerabat nya jauh di Mokpo, utk memberi kabar saja via surat, mereka membalas pun mungkin aku sudah pindah dari alamat pengiriman sebelum nya" ucap Joo Hyun dengan sangat tegar.
Aku pun menggenggam tangan Joo Hyun.
"Terimakasih telah bekerja keras selama ini, semoga kedepan nya kau bisa bahagia dan sukses" ucapku.
"Terimakasih Jin-ssi" ucap nya menangkupkan sebelah tangan nya lagi pada tanganku.
Setelah makan kami mencuci piring bersama dengan sedikit bercanda. Lalu kami pun mandi bergantian.
"Ah sudah bagai pasutri saja kan" gumamku saat menunggu nya mandi membuat perut ku geli sendiri.
"Kenapa senyum-senyum Jin-ssi?" Ucap Joo Hyun setelah keluar kamar mandi.
"Ah tidak" jawabku malu. Aku melihat Joo Hyun akan mengeringkan rambutnya.
"Kemarilah aku akan mengeringkan rambutmu" ucapku membawanya ke dekat colokan listrik sambil mengeluarkan hairdryer yg ada di nakas lemari tv.
"Tidak usah Jin-ssi" ucapnya menolak.
"Hei diam saja, dulu aku sering melakukan ini pada Omma, jadi tidak usah khawatir aku akan membakar rambutmu" ucapku terkekeh.
"Bukan begitu" ucapnya terpotong.
"Iya iya aku tau kau bisa melakukan nya sendiri, tapi jika ada aku, aku yg akan melakukan nya ya" ucapku.
Joo Hyun hanya duduk menuruti perintahku, sesekali dia bergidik kegelian krn tengkuk nya tersentuh olehku.
Rambut nya sangat wangi. Tidak bahkan aroma tubuhnya juga wangi meskipun dia minim memakai parfum. Aku saja memakai parfum branded tidak sewangi natural seperti Joo Hyun.

Kami sudah siap berangkat kerja.
Aku pun memanaskan motorku, Joo Hyun kesulitan memakai helm nya, aku membantu memasangkan nya.
Joo Hyun pun naik.
Aku menarik tangan nya utk memelukku.
Kami pun berangkat.

Setelah tiba di Yuri Salon, Joo Hyun pun turun.
"Terimakasih" ucapnya.
"Tidak masalah, aku akan menjemputmu nanti jika sudah selesai kabari aku ya" ucap nya.
Joo Hyun hanya mengangguk sambil tersenyum.
Saat dia akan berbalik pergi aku menahan tangan nya.
"Cukup balas aku dengan pelukan" ucapku lalu memeluk nya.
Dia hanya terkekeh.
"Terimakasih" ucapku. Dia hanya tersenyum.
Aku senang dia banyak tersenyum skrg, tidak seperti dulu aku lebih sering melihat nya memasang wajah murung.
Kami pun berpisah.

Aku pun pergi menuju kantor polisi distrik Gangnam. Saat parkir motor aku melihat rekan kerja ku sedang berjalan.

"Ekhm ekhm"
"Kamjhagiya" aku berhasil mengagetkan nya.
"Sunbae, aku kira siapa"
"Hmm Jisoo-ssi" ucapku pada rekan kerja ku yg bernama Jisoo.
Dia rekan kerja ku saat aku masuk distrik Gangnam.
Di sekolah kepolisian dia adalah hoobaeku, tapi dia naik kelas dengan cepat krn kecerdasan nya.
Yg kudengar, saat ujian simulasi dia mendapat nilai tertinggi bahkan dapat mencetak rekor tercepat memecahkan kasus, tidak heran jika dia bisa naik kelas dengan cepat. Dan juga dia cantik, tapi itu apa kata orang, dimataku Joo Hyun lah yg tercantik.
"Sepertinya hari ini akan ada kasus tambahan sunbae, tim A membutuhkan bantuan kita utk penyergapan, jadi kita juga harus membuat berita acara dan tugas tim B yg kemarin masuk ke rapat para Kapten dan Komandan akan di limpahkan ke tim C" ujar nya, ya dia sangat sesemangat itu.
"Ah sudah kuduga kita akan membantu tim A dan tim B" ucapku.

Benar saja, setelah tim kami berkumpul, tim C, kami di berikan tugas tambahan dari tim B dan akan membantu tim A hari ini utk penyergapan.
"Ayo ayo kita harus semangat, meskipun kita tim Cadangan kita harus buktikan kita ini kompeten" ucap Kapten.
Kami pun bergegas membawa laporan dan barang bukti dari tim C dan mengkaji nya.

Setelah seharian mengkaji kasus, kami pun berniat beristirahat dgn memesan makanan saja, krn tidak mungkin utk makan di luar.
"Jisoo-ssi tolong pesankan makanan untuk tim" ujarku.
"Baik sunbae" jawab nya semangat.
Aku hanya tersenyum melihat semangat nya.

~ JIN'S POV END ~

Joo Hyun selesai merapihkan peralatan salon setelah beberapa pelanggan pergi.
"Apa yg harus kita makan hari ini Hyun-a" tanya Yuri.
"Entahlah sunbae" jawab Joo Hyun sambil menyapu lantai krn banyak rambut berserakan.
"Cuaca mendung dan angin dingin gini sih enak nya tteokboki pedas panas hhmm ah perutku perih haha" ucap Yuri setelah membayangkan betapa lezat nya tteokboki.

Kring kring kring

Pintu salon berbunyi pertanda pelanggan masuk.
"Selamat dat..." ucap Joo Hyun tertahan.
"Siapa Hyun-a?" tanya Yuri.
"Ada perlu apa kemari?" Tanya Joo Hyun dingin.
Orang itu hanya tersenyum sambil memamerkan kresek yg dia bawa.

~

Kim Jisoo - 24 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jisoo - 24 tahun



~~~~~~~~~~~

Hayoo tebak siapakah yg datang wkwkwk ?
Ada penambahan tokoh baru juga disini yah, semoga readersnim tidak bosan dan jenuh.
Jgn lupa vote dan comment, makasih 🥰💜

The Third Charm [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang