Thrid (14 ~ Seok Jin's Side)

271 32 3
                                    

~ Flashback ~

Brak

Kantong sampah yg Joo Hyun pegang jatuh berantakan.
Membuat kedua insan yg sedang berpagut mesra itu menoleh ke arah Joo Hyun.
Joo Hyun menahan air matanya yg terbendung di pelupuk matanya.
"Hyun-a ini salah paham" ucap pria itu yg ternyata Jin.
Wanita yg bersama nya adalah Jisoo, dia hanya menatap Joo Hyun tanpa arti.
Joo Hyun segera berlari ke dalam apart Jin membawa coat dan tas nya.
Jin mengejar Joo Hyun sekuat tenaga namun Joo Hyun segera menghentikan taksi agar tidak terkejar oleh Jin.

Bodoh sungguh bodoh, batin Jin.
Jin terduduk di dekat gerbang komplek apart nya. Jisoo menghampiri lelaki yg terduduk itu.

"Sunbae kau baik-baik saja?" tanya Jisoo.
"Cih! Untuk apa kau menanyakan itu hah? Bukankah itu maumu?" Bentak Jin.
"Sunbae, jangan seperti itu, kau juga membalas ciumanku, kau juga merasakan hal yg sama denganku kan?" Ucap Jisoo santai.
Jin pun berdiri menatap hoobae yg selalu menempel padanya.
"Enyah kau!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Jisoo sendirian. Jisoo hanya menyeringai. Kini penghalangnya sudah tidak bisa mengganggu lagi, Jisoo menjadi sangat serakah menginginkan Jin lebih dari sekedar sahabat.

~

Joo Hyun hari ini mengajak bertemu Jin untuk yg terakhir kali. Dia hanya akan mengembalikan semua barang pemberian Jin. Joo Hyun sudah menunggu setengah jam. Lalu Jin datang bersama Jisoo.
Jin ingin Jisoo menjelaskan apa yg terjadi sebenarnya, namun Joo Hyun berfikir Jin benar-benar memilih Jisoo.

"Hyun-a tunggu dulu, aku dan Jisoo akan menjelaskan nya" ucap Jin memohon, matanya bengkak pertanda dia menangis berhari-hari.
"Tidak perlu ada yg di jelaskan. Aku sudah melihat nya dengan mata kepalaku sendiri. Skrg semua sudah berakhir. Terimakasih atas segala yg telah kau berikan padaku. Maaf aku belum bisa menjadi wanita yg kau inginkan atau memberikan apa yg kau inginkan. Ini semua akan aku kembalikan termasuk ponsel" ucap Joo Hyun meletakan semua barang-barang yg telah Jin berikan padanya yg sudah tersimpan semua dalam box.
Jisoo wanita itu bahkan tidak menjelaskan atau membuka suara sedikit pun, dia sengaja hanya diam, dia tau Joo Hyun sudah gelap mata, dia tidak akan memaafkan Jin.
Jin mencoba mengejar Joo Hyun namun Jisoo menahan tangan nya. Jin menatap Jisoo nyalang.
"Berhentilah Kim Jisoo!" Ucap Jin penuh penekanan.
Jisoo hanya tersenyum penuh kemenangan.

Berhari-hari Jin mencari Joo Hyun barangkali datang ke apart Yeri atau Seulgi, biasanya jika seoarang gadis patah hati akan curhat pada sahabatnya bukan? Namun sayang, Joo Hyun bahkan tidak menghubungi Seulgi maupun Yeri.
Jin pun menceritakan semua nya pada Jimin dan Jungkook.

"Nah kan aku pernah bilang jangan terlalu dekat dengan wanita itu, sekali lihat saja dia sudah sangat terobsesi padamu. Kau ini bodoh sekali" ucap Jimin kesal. Jungkook hanya menyenggol pelan Jimin.
Meskipun Jimin terlihat sangat membela Jin, tapi saat kejadian ini Jimin sangat sangat menyalahkan Jin.
"Jisoo, dia memang mengutarakan perasaannya padaku malam itu, tapi aku tidak menerima nya" ucap Jin lalu tertunduk lemas.
"Tidak menerima bagaimana? Itu kau malah membalas ciuaman nya kau juga menikmati nya kan. Kau juga harus punya harga diri Jin meskipun Joo Hyun belum memberimu itu jangan lah kau embat juga wanita random seperti itu" ucap Jimin frustasi.
"Bukan seperti itu! Dia tau aku menolak nya, dia berjanji tidak akan menyukaiku lagi tapi dengan syarat biarkan dia memberikan salam perpisahan, ku kira dia hanya akan memelukku, tapi dia malah menciumku, yasudah ku balas saja agar dia tidak mengangguku lagi" ucap Jin sama frustasi nya.
"Wah benar-benar si bodoh ini" ucap Jimin siap-siap bangkit untuk memukul sahabat nya yg naif ini, namun Jungkook menahan nya.
"Ah sudahlah, percuma cerita pada kalian juga tidak ada solusi, sama-sama bodoh" pekik Jin.
Jimin makin naik pitam.
"Aish si brengsek itu" pekik nya. Jungkook menahan Jimin agar tidak mengejar Jin.

Jin pun berjalan gontai, beberapa hari ini dia pulang ke apart Joo Hyun berharap kekasihnya akan pulang namun nihil sudah hampir seminggu dia tidak ada datang kemari.
Pasti dia menghilang lagi, fikir Jin.
Dia sudah hilang harap. Dia pun keluar dari apart Joo Hyun.
Saat menyalakan mobil nya, seseorang turun dari mobil di sebelahnya. Orang itu Jinyoung

"Oh Jinyoung-ssi, sedang apa kau disini?" Tanya Jin.
"Oh itu" Jinyoung berfikir tidak mungkin dia bilang tetangga Joo Hyun.
"Apart temanku disini, aku sedang ada urusan" ucap Jinyoung berbohong.
"Ah iya. Kau pernah bertemu Joo Hyun beberapa hari kemarin?" Tanya Jin.
"Oh tidak" jelas Jinyoung berbohong lagi "memangnya ada apa Jin-ssi?" tanya Jinyoung.
"Ah tidak. Jika kau bertemu Joo Hyun tolong sampaikan aku mencari nya, kalau bisa aku ingin bertemu dengan nya" ucap Jin.
"Baik" ucap Jinyoung. Jin pun pamit, Jinyoung segera ke apart nya. Sudah jelas dia tidak menyampaikan nya, dia berasumsi Joo Hyun sudah membenci Jin.
Tapi jika Jinyoung menyampaikan nya apakah situasi nya akan berubah? Entahlah.

~

Sudah 2 minggu Joo Hyun tidak ada kabar, Jin benar-benar kehilangan gairah. Dia mengundurkan diri dari kepolisian juga untuk menghindari Jisoo yg akan terus menempel padanya, kini dia hanya melamun di apartment nya. Beberapa kali dia terus mengunjungi Yuri Salon di jam kerja atau jam pulang Joo Hyun berharap ada keajaiban disana.
Hari ini pun sama. Jin menunggu di depan salon. Tak lama salah satu pegawai keluar untuk makan siang.

"Permisi. Apa kau pegawai Yuri Salon?" tanya Jin.
"Ya benar" jawab wanita itu.
"Ah maaf aku ingin bertanya sesuatu. Apa Joo Hyun masih bekerja disini?" tanya Jin.
"Setauku Joo Hyun-ssi kemarin kemari untuk berpamitan kepada Sajangnim, juga Sajangnim menawarkan kursus di luar negeri, tapi entah Joo Hyun-ssi ambil atau tidak" ucap wanita itu.
"Kemana luar negeri itu? Apa kau tau?" tanya Jin lagi.
"Entahlah aku mendengar nya samar-samar karena sedang beres-beres di belakang" jawab wanita itu lalu pergi.
Jin menggaruk rambut nya frustasi.
Jin sudah buntu harus mencari Joo Hyun kemana lagi.
Tiba-tiba Jin melihat selebaran tergeletak di depan salon.
Kursus Kecantikan di Milan, Italia, batinnya.
Apa Joo Hyun kemari? batin Jin lagi.

~

Jin sedang celingukan di negeri antah berantah.
Ya dia pergi ke tempat selebaran yg Jin liat tempo hari.
Kini dia bingung. Tapi rencana pertama dia harus mencari akademi ini dulu agar bisa menemui Joo Hyun.

Kini Jin berdiri di bangunan khas gaya Eropa. Tertulis akademi kecantikan disitu, Jin yakin ini tempat nya. Saat Jin sedang celingukan dia melihat Joo Hyun keluar.
"Itu Joo Hyun" guman Jin senang bukan main.

Greb

Seseorang merebut tas selempang Jin.
"Hey berhenti kau brengsek" teriak Jin mengejar tas nya.
Pasalnya di dalam tas itu ada passport dan bekal nya, dia tidak bisa kehilangan itu.
"Hei berhenti kau brengsek!" Teriak Jin mengejar pencopet itu. Pencopet itu sangat cepat, Jin biasa mengejar penjahat seperti itu, tapi pencopet disini sangat cepat larinya sampai dia kewalahan bahkan kehilangan si copet itu.

Jin melihat sekeliling, dimana dia, dia tersesat.
Dia berniat membuka ponsel, nahas nya lagi ponsel dia simpan di tas itu juga. Jin berusaha mencari jalan sendiri, namun dia semakin asing melihat keadaan sekitarnya. Parah nya lagi dia meninggalkan kopernya di depan akademi tadi, padahal di dalam tas itu ada bekal cadangan juga baju-baju nya.

"Aish sial" ucap Jin frustasi. Dia menggaruk kepalanya yg tidak gatal, namun nasib sial kembali menghampiri nya, selebaran itu terbang terbawa angin, Jin mengejar nya.

Tiit

Klakson mobil berbunyi nyaring, hampir saja Jin tertabrak jika tidak bisa menahan tubuh nya saat akan menyebrang.
Sial sangat sial, apa yg dia lakukan disini malah sia-sia.
Dia tidak tahu dimana dia skrg, dia tidak ingat tadi berlari sudah sejauh apa.

~

The Third Charm [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang