.
.
.
.
..
.
.
.
.Todoroki membuka kedua matanya dengan perlahan. Ia bangun dari tidurnya sejenak tadi itu. Bakugo melihat kearah todoroki yang mengambil posisi duduk sampingnya menghadap langsung kearahnya. Bakugo dengan perlahan mengarahkan tangannya mengelus pipinya dan merasakan kalau panasnya sudah mulai berkurang.
"Sudah baikan?, Gak pusing lagi kan?" Seru bakugo. Todoroki hanya diam saja. Ia melihat ke ke arah bakugo yang ada tepat di depannya itu. Kedua maniknya tampak mengerjap-ngerjap setengah sadar mencoba untuk melihat sosok di depannya itu.
Bakugo terdiam saat todoroki
perlahan mengambil tangannya yang semula memegang pipi kanannya kini ia arahkan pada samping pipinya itu. Todoroki sedikit memiringkan kepalanya ke arah kanan. Tangan kanan mungilnya perlahan memegang telapak tangan bakugo. Dan tangan kirinya perlahan ikut memegang lengan besar bakugo di depannya itu. Todoroki menutup kedua matanya dan dengan nyaman mengelus-elus pinggiran wajahnya dengan mengunakan tangan kiri bakugo yang dipegangnya itu."Dingin...enak" seru todoroki lagi bergumam pelan. Dengan manja ia mengesekkan pipinya dan surai miliknya perlahan turun dan berantakan saat ia mencari kenyamanan dari bakugo.
Bakugo hanya terdiam, melihat perbuatan todoroki yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya itu. Wajah pemarah miliknya hanya menatap tanpa senyuman kearah todoroki di depannya. Ia hanya menatap tajam dan tidak bereaksi apapun. Sosok todoroki yang tampak seperti kucing saat ini dan bertingkah dengan begitu menggemaskan.
Todoroki perlahan membuka kedua matanya. Ia melihat ke arah bakugo. Kedua matanya menatap teduh ke arahnya dan sebuah senyuman tipis terurai dari bibirnya itu. Dengan masih posisi yang sama. Wajahnya memang masih datar, namun berbeda, Terasa begitu teduh dan tersimpan perasaan hangat di dalamnya yang membuat bakugo merasakan perasaan berdesir di hatinya. Tidak kaku dan tanpa perasaan berarti seperti yang biasanya.
Dan itu ditujukan todoroki langsung terhadap dirinya. Ia bisa melihat sosok todoroki yang jauh lebih tulus. Jauh lebih manis dengan wajah mungil dan surai pendek-nya. Tatapan todoroki yang terarah langsung kepada dirinya seolah membuat waktu terasa berhenti dan angin perlahan bersepoi membawa helaian rambut todoroki yang tergerai dengan indah.
"Terima kasih... bakugo" seru todoroki pelan. Bakugo hanya menatap dalam diam. Hingga perlahan todoroki jatuh ke depan. Menimpa dada bakugo. Bakugo mengeser tangannya dan melihat wajah polos Todoroki yang sedang tertidur. Ternyata ia sedang setengah sadar tadi. Bakugo mengarahkan kedua tangannya memeluk tubuh kecil itu dan ia meletakan kepalanya di pundak kanan todoroki yang kini sedang tertidur.
Menyembunyikan wajahnya disana tanpa berkata apapun dan seperti biasanya. Ia dengan perlahan memeluk erat tubuh todoroki dengan gemas. Dan todoroki yang tidak tau apapun. Tertidur dengan polos pada dekapan hangat bakugo. Sikap todoroki dan wajahnya tadi sangat berbeda dari yang pernah bakugo lihat. Sangat berbeda dan ia begitu manis saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
*Milikku* (BakuTodo)
Короткий рассказ"Akan kulakukan apa saja untuk menjadikan-mu milikku" "JUST MINE!" "Berhenti bermimpi, bakugo" . . ---Tamat--- . . Bakugo sudah menetapkan hak miliknya pada todoroki sejak ia melihat bagaimana imutnya sosok yang selalu minim ekspresi itu. Dan apapun...