💓Preman vs Pangeran

2.2K 202 17
                                    

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Bakugo berhenti mengikuti ku" seru datar todoroki. Ia melihat ke arah belakang dimana bakugo yang terus saja mengikutinya dengan gaya cuek khasnya sedari tadi tanpa berkata apapun. Tapi todoroki tau kalau bakugo sedari tadi sedang mengikutinya.

"Kenapa?, Kau itu milikku" seru bakugo bernada memaksa. Ia melihat dengan acuh tak acuh ke arah sampingnya dengan kedua tangannya berada di dalam saku dan kondisi seragamnya yang seperti biasanya berantakan.

Todoroki menatap datar. Yah sudahlah. Bakugo memang selalu memaksa seperti ini dan todoroki tidak bisa meladeni kekerasan kepalanya itu. Todoroki kesal pun dia akan tetap melakukan apa yang dia mau. Tipikal arogan.

"Aku bukan milikmu" seru singkat todoroki. Ia bukanlah milik siapapun. Bakugo selalu saja seenaknya memutuskan sesuatu dengan sendirinya.

Bakugo mendecih kesal saat mendengar kata penolakkan dari todoroki. "Kau milikku!, Semua yang kau punya dan kau lakukan harus kuketahui!" Teriak bakugo dengan kasar, dia langsung menarik kerah belakang todoroki membuatnya terhenti untuk sejenak.

"Kau mengerti!" Tegas bakugo. Todoroki terdiam, ia perlahan mengarahkan wajahnya sedikit memiringkan dengan tenang ke arah bakugo di belakang.

"...aku bukan milik siapapun" serunya lagi menatap langsung bakugo dengan datar. Lalu ia melepaskan genggaman bakugo dan pergi dari sana. Ia harus mengerjakan tugasnya. Bakugo tampak kesal dan beberapa kali berteriak mengancam disana yang tentu saja di tanggapi datar oleh sosok todoroki.

"Awas saja kau todoroki!"

"....",...'merepotkan'

.
.
.
.
.

Brak!

"....!!!"

"Eh?!"

Bakugo tiba-tiba saja membuka paksa pintu salah satu kelas di sebelahnya sehingga terdengar bunyi terbuka gedebum disana. Todoroki menatap datar ke arah sana. Disana terdapat pak guru deku dan uraraka yang sedang melakukan kabedon. Mereka tampak terkejut dan perlahan menoleh kaku ke arah mereka berdua yang hanya terdiam saja di depan pintu. Langsung saja wajah mereka berdua memerah padam saat ketahuan.

"Bu-bukan seperti itu!, A-aku hanya se-sedang sengaja!" Tegas izuku alias pak guru deku (Bodoh) yang sudah gelagapan. Kedua tangannya langsung melambai lambai gak menentu saat ia mencoba menjelaskan situasi. Dan langsung memerah lagi saat salah mengatakan sesuatu yang malah membuat suasana mereka jadi ambigu.

"Be-benar. Ini bukan seperti yang kalian pikirkan!" Seru uraraka menangapi dengan wajah sudah memerah padam di pojok kelas dengan posisi nya yang tersudut oleh Deku.

*Milikku* (BakuTodo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang