Review The Kite Runner

78 5 4
                                    


Judul Buku: The Kite Runner

Pengarang: Khaled Hosseini

Terbitan tahun: 2009

Penerbit: Mizan Group

ISBN: -

EISBN: 978-602-402-129-0

Jumlah Halaman: 496

Selesai dibaca (saya): 18 Nopember 2020

Rentang waktu baca (saya): 3 hari

Buku ada di iPusnas

Profil Penulis: Khaled Hosseini adalah seorang novelis dan dokter berkebangsaan Amerika Serikat kelahiran Afganistan. Setelah lulus dari bangku kuliah, ia bekerja sebagai dokter di California – sebuah profesi yang ia samakan dengan "perjodohan". Hosseini telah menerbitkan tiga novel, dengan The Kite Runner yang paling terkenal. (source: wikipedia)

Ketika saya melihat sampulnya, lalu membaca paragraf pertama.. saya tidak terpikir buku ini akan membuat saya menangis 3 kali sewaktu membacanya. Bahkan, sampai kebawa ke alam mimpi di tidur saya. Saya tidak mengira kalau saya akan secengeng itu.. haha.

Baiklah, stop curhat. Let's start this review.

Buku ini tentunya adalah buku fiksi. Berupa sebuah novel--kata google jumlah halamannya sih 496, tapi, saya yang membaca merasa buku ini cuma 200an halaman--dengan 26 bab di dalamnya.

Saya membaca buku The Kite Runner di aplikasi iPusnas. Jadi, saya kurang tahu tentang ukuran dan ketebalan (jumlah halaman) buku dalam bentuk cetaknya.

Buku yang membuat saya sesenggukkan ini pertama kali terbit tahun 2003. Bukan kaleng-kaleng, novel ini pernah lebih dari 2 tahun bertengger di daftar New York Times Bestseller

The Kite Runner terjual lebih dari 8 juta kopi di seluruh dunia.

Kelihatan menarik, bukan? Jujur saya tidak tahu kalau buku ini bestseller ketika membacanya. Juga, saya tidak heran buku ini disukai banyak orang.

Mengisahkan Amir, seorang anak dari pejabat atau orang penting(?) di Kabul. Dia tumbuh satu susuan dengan anak laki-laki bernama Hassan. Mereka bersahabat dari kecil dan seharusnya terus seperti itu.

Amir terlalu keras pada dirinya. Dia adalah tipe orang yang ingin mendapat pengakuan, dan di kisahnya ini ia ingin mendapat pengakuan dari ayahnya.. atau yang biasa ia panggil dengan sebutan Baba.

Hassan adalah seorang Hazara, kaum yang dianggap rendah pada kala itu. Hassan buta huruf, karena ia cuma anak dari seorang pelayan--Ali yang merupakan ayah Hassan. Walau begitu, Hassan sebenarnya adalah sosok yang pintar.

Sedangkan, Amir.. Ibunya meninggal ketika ia masih bayi. Ia juga pintar, tetapi ia lebih berbakat di bidang kepenulisan daripada bidang lainnya. Dia  adalah putra satu-satunya dari salah satu orang kaya di Kabul dan suatu hari nanti akan menjadi pewaris sah ayahnya.

Konflik besar terjadi setelah Amir dan Hassan memenangkan perlombaan bermain layang-layang. Kejadian buruk menimpa Hassan. Miris, Amir melihat kejadian itu dan ia enggan menolong Hassan. Amir menyebut dirinya sendiri sebagai pengecut di kemudian hari.

Hassan bertingkah seolah semua baik-baik saja, dan bersikap biasa pada Amir. Namun, Amir merasa bersalah di lubuk hatinya. Sekali lagi, karena takut, Amir tidak pernah meminta maaf kepada Hassan.

Hingga suatu hari, Hassan dan Ali--ayah  Hassan--pergi dari rumah Amir. Bukan karena diusir Baba--ayah Amir--tapi, karena Hassan dituduh mencuri barang Amir. Karena Ali merasa malu atau mungkin tidak dihargai, ia membawa pergi Hassan. 

Padahal sejatinya, Amir lah yang mencuri jam tangannya sendiri. Namun, Hassan tidak ingin Amir dimarahi oleh Baba karena Amir berbohong. Akhirnya Hassan menerima akibat dari perbuatan Amir.

Tidak lama setelah itu, monarki Afghanistan jatuh dalam invasi Soviet... Amir pindah dari sana ke Amerika. Namun, takdir akan membawanya kembali ke Kabul. Melunasi semuanya. Untuk Hassan, untuk saudaranya.

Okay, segitu saja sinopsisnya.. 

Selain itu, buku ini menggambarkan ironi yang terjadi di Afghanistan. 

Tokoh favorit saya, tentu saja.. Hassan! Dia bagaikan malaikat pemberani yang sayangnya jatuh ke bumi dan sering tertimpa nasib buruk.

Bab yang paling saya benci? Tentu saja ketika Amir tidak menolong Hassan. Kurasa itu adalah butterfly effect--kejadian kecil yang akhirnya menjadi atau menyebabkan badai/masalah besar di masa mendatang.

Kelebihan buku? Menurut saya adalah penggambaran karakternya. Penulis seperti menceritakan tokoh-tokoh yang ada di dunia nyata. Amir si pengecut dan merugikan orang lain, Baba yang punya pendirian sendiri dan rahasia besar dan Hassan yang rela berkorban untuk orang yang mungkin tidak mau rugi dan berbohong kepadanya.

Kedengaran ironis, tapi begitulah kehidupan.

Kekurangan, hm.. saya melihat hal ini sebagai kekurangan. Tapi, saya tidak tahu untuk pembaca yang lain. Menurut saya kekurangannya adalah pemberian flash-back yang berulang-ulang dan kerap kali kejadiannya sama. Mungkin, flash-back memang cukup membantu kalau rentang waktu baca lebih dari 4 hari. Tapi, saya akhirnya sering meng-skip flash-back karena saya masih ingat cerita sebelum-sebelumnya.

Novel ini sangat bagus--menurut saya--dan jalan ceritanya tak terduga. Bahasa yang digunakan baik dan mudah dimengerti walaupun banyak istilah dalam bahasa Afghanistan.

Buku ini--saya sangat yakin--ditujukan untuk berbagai kalangan dan umur.

Buku ini worth it? tentu saja. Saya merasa beruntung karena dengan ke-random-an pinjam buku tanpa lihat sinopsis, saya pun membaca buku ini.

Quotes favorit:

"Untukmu, keseribu kalinya" -Hassan kepada Amir

atau dalam bahasa inggris:

"For you, a thousand times over" -Hassan to Amir

Untuk cuplikan, saya tidak bisa menambahkan untuk sekarang. Karena, e-book sudah terlanjur saya kembalikan. Namun,  sewaktu-waktu akan saya tambahkan.

Rating yang saya beri:

8.4/10

Terimakasih telah membaca,

Axce

Oh, saya hampir lupa. Buku ini sudah difilmkan. Dengan judul yang sama, The Kite Runner.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ulasan BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang