-Chapter 10 > Simulasi keluarga bahagia-

39.7K 2.5K 41
                                    

Welcome

Jangan lupa klik tombol bintang nya dan komen juga ya

Krna vote dn komen klian adalah smngats author up WP

Terima kasih

-HAPPY READING-

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

********

Dave POV

Sekarang saat nya kami pulang ya saya, arka dan caca. Saat ini saya merasa lega krna saya sudah mengungkapkan smua perasaan saya ke caca.

Walau saya tau caca msih belum ada perasaan yg sama trhadap saya tpi saya yakin perasaan itu akan muncul di kmudian hari.

" HUWAAAAAA MOMMY " Semua lamunan saya pecah krna tangisan arka

Setelah itu arka lari ke saya yg sedang membereskan berkas berkas yg akan saya bawa pulang

" Huwaa mommy dimana dad hiks alka nda mau ditinggal mommy lagi hiks hiks " arka

" Hey boy, jangan nangis ya " saya mengusap kepala arka untuk menenangkan nya tapi

" ALKA MAU MOMMY HUWAAA HIKS " tangis arka semakin pecah

" Arka mommy..."ucapan saya terpotong krna ada ketukan pintu

TOKK TOKK TOKK

" Masuk " ucap saya dengan nada dingin dan datar

" Permisi pak " seseorang masuk dan

BRUKK

" Mommy kemana hiks alka cali mommy hiks " arka memeluk erat kaki caca. Ya yg mengetuk pintu ruangan saya adalah caca

" Sayang, mommy ga kemana mana kok " gw lngsng gendong arka

" Alka nda mau pisah sama mommy hiks " gumam arka yg msih bisa saya dengar. Saya melihat arka menyembunyikan kepalanya di ceruk leher caca

Shit, kau mengambil jatah daddy mu boy Kesal saya di dalam hati

Jika bukan darah daging saya, dia sudah saya buang di sungai

Bagaimana saya tidak kesal? Ceruk leher itu dimana trdapat kulit seputih susu yg lembut dan tempat yg cocok untuk membuat sbuah atau bahkan banyak tanda kepemilikan yg saya buat

Hanya melihat leher jenjang nya saja saya sudah tegang damn Umpat saya dalam hati

" Mas dave! " Panggil caca

" Ya?" saya lngsng menyingkirkan smua pikiran tadi

" Mas, aku panggil dri tdi ga nyaut nyaut mas mikirin apa sih ?" tanya caca

Saya memikirkan bagaimana indah nya tanda yg saya buat di leher mu yg menggiurkan itu Saya hanya mampu menjawab dalam hati

" Tidak ada, ayo saya antar pulang " ujar saya

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang