Sehun berdiri di balkon kamarnya. ia menikmati angin di sore hari, ia menghembuskan nafasnya dengan tenang.
ia berkali kali menyipitkan matanya kearah matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
dia meneguk segelas coklat panas.
"hun!" ia menoleh malas. lalu, ia melihat ayahnya yang duduk di kasurnya.
"mau ngapain?" tanya Sehun malas.
ayahnya itu tersenyum. "mau sampe kapan kamu begini terus sama papah?" tanya nya.
"ngapain ditanya? papah tau jawabannya." ujar Sehun, dia memutar badan nya. membelakangi ayahnya yang masih duduk diatas kasurnya.
papahnya itu tertawa kecil. "hun, jangan egois. papah ngelakuin ini demi keberlangsungan hidup kamu sama adek kamu. ini juga demi kamu,"
"kenapa sih pah? kenapa sehun? Sehun ga pernah minta materi pah. Sehun cuman mau papah peduli sama Sehun, dan dowoon."
"sehun sama adek gapernah minta di titipin di nenek setiap papah kerja keluar negri. Sehun cuman mau main sama papah waktu itu. Sehun ga minta lebih pah, sehun juga ga minta rumah, mobil mewah. tapi kenapa pah?" ujarnya panjang lebar.biarpun dia memiliki hati yang batu, dan dingin tapi dia juga memiliki kesedihan tersendiri.
"keluar dari kamar Sehun. Sehun butuh waktu sendiri," usirnya sedikit terdengar parau.
Yeon Seok pun keluar kamar Sehun. ia tersenyum pada Dowoon yang keluar dari kamar nya, namun Dowoon hanya mengangkat sebelah alisnya.
"bang," panggil Dowoon.
"gausah ganggu gue dulu!" ujar Sehun sedikit keras.
***
Lisa sedang sibuk memilih beberapa berkas yang ia butuhkan untuk daftar kuliah.
hasil Ujian Nasional juga sudah keluar minggu lalu, jadi ia sudah memantapkan dirinya untuk mendaftar kuliah di kotanya.
lalu, ia menoleh saat pintu kamarnya terbuka.
"ada Sehun," kata ibunya.Lisa langsung mengerutkan alisnya. "ngapain?"
"ya ngga tau, itukan pacar kamu. emang dia gabilang kalo mau kesini?" tanya ibu nya. "udah sana, samperin dulu Sehun nya."
Ibunya pun pergi. Lisa berdiri, lalu ia keluar dari kamarnya. ia melihat Sehun yang duduk di ruang tamu sambil menyenderkan tubunya di kursi.
Lisa duduk di hadapan Sehun. "ngapain?"
"minggu depan gue lamaran. dateng ya?" kata Sehun. nafas Lisa langsung tercekat, dada nya naik turun, tangannya melemas. dia kaget.
"hun, kita putus aja ya?" ucap Lisa. dia bertanya sangat dengan lembut, tapi matanya penuh permohonan.
Sehun menggeleng.
"yang bisa minta putus cuma gue." Sehun langsung berdiri, dia bersiap pergi."gue titip salam buat nyokap."
lalu, ia pergi.
se perginya Sehun, Lisa langsung menangis. ia tak tahu harus berbuat apa lagi.
ia benar benar letih. ia benar benar sakit.
ia kembali ke kamarnya. mengunci nya, lalu menangis di balik bantalnya. ia melupakan berkas berkas pentingnya.
dia akan ber cerita kepada teman nya. dia masih menangis.
tidak lama, pintunya terbuka."yaampun Lilis, kenapa....??? ayo cerita," kata Jennie.
dia duduk di samping Lisa.
"lap dulu air matanya," Rose mengelap air mata Lisa.
"minum dulu minum," Jisoo memberikan segelas air.
"Sehun mau lamaran," kata Lisa. dia menangis lagi. dia memeluk Jennie.
"yaudah nangis dulu, ntar kalo legaan baru cerita." kata Jisoo.
mereka menunggu Lisa sampai merasa baikan. Lisa mengelap air matanya. ia mulai bercerita.
"kok bisa sih?"
"ngga, maksud gue tapi lo sama dia masih pacaran kan?" tanya Jennie.Lisa mengangguk.
"sama sehun nya gaboleh putus. padahal, gue udah minta putus.""ya trus lo nurut aja gitu?"
"kata dia yang bisa mutusin hubungan itu cuman dia. gue gabisa,"
"ih? Sehun nyebelin banget. gasalah dulu gue pernah gedeg liat alisnya," kata Rose.
"alisnya ngajak gelud.""trus akhirnya gimana? lo mau dateng ke acara lamaran nya Sehun?"
Lisa hanya diam. dia bingung.
"kalo ga kuat, gapapa gausah dateng." kata Jisoo.
"iya, kalo ga kuat gausah dateng." sahut Rose. setuju dengan perkataan Jisoo.
"ntar gue pikirin lagi deh." kata Lisa. ia menghapus air matanya.
ia bimbang. ia tidak ingin melukai hatinya lebih dalam lagi.
***
double update nie! tp sorry ya kalo pendek, hihi. makasih banget udah mau nungguin cerita ini yang updatenya sangat lama, hikd.
makasiii, love you all!
KAMU SEDANG MEMBACA
hunlis ; i'am badboy [COMPLETE]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] Penyesalan, semuanya tentang penyesalan. sekarang, tidak ada yang bisa dibenahi. semuanya sudah berlalu, namun penyesalan tinggal penyesalan. Semuanya, sudah percuma.