EXTRA PART 2

2.7K 80 3
                                    

8 BULAN KEMUDIAN

Setelah pernikahan mereka, Lisa dan Jeno tidak memutuskan untuk bulan madu. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan. Iyap, bisnis mereka terbilang banyak. Tidak masalah, uang akan mengalir dengan sendirinya. Untuk keperluan Gabriel dan ya anak kedua mereka nanti.

Hari ini Jeno merasakan kepalanya pusing, bahkan dia tidak nafsu makan. Rasanya mual-mual terus. Heran, apa mungkin ia masuk angin. Jeno kembali fokus pada pekerjaannya. Mendapati sekertaris khawatir dengannya, Jeno malah marah.

Tidak boleh ada yang cemas, kecuali Lisa sang istri. Padahal niat sekertaris kim sangatlah baik, tidak ada unsur menjadi pelakor heee. Jeno sangat sensitif sekarang, mualnya menjadi guncangan hebat. Pria berjass dongker itu langsung menuju kamar mandi. Memuntahkan air bening saja, rautnya menjadi pucat.

"Kalau bapak sakit, bisa pulang saja biar saya yang mengurus pekerjaan kantor." ujar sekertarisnya, sembari tangan yang ancang-ancang saja. Tidak berani menyentuh sang bos.

"Kalau begitu siapkan mobil saya, kepala saya sangat pusing."

"Baik pak,"

Sekertarisnya langsung keluar ruangan, untuk memanggil sopir menyiapkan mobil. Jeno duduk di sofa sembari bersandar, rasanya tidak enak sekali. Huft, tubuhnya lemas tidak kuat untuk bekerja hari ini.

****

Sesampainya di rumah, Lisa khawatir dengan keadaan suaminya. Kenapa tiba-tiba pulang cepat apa sakit? Wanita itu memeriksa jidat Jeno yang ternyata tidak panas. Tapi wajahnya sangat pucat.

"Kamu kenapa kak, masuk angin?"

"Nggak tau, rasanya mual terus dari tadi. Mana pusing banget lagi."

Lisa tersenyum lebar, membuat Jeno mengerutkan kedua alisnya. Malah Lisa kelihatan seneng gitu sih. Kampret.

"Hayu istirahat di kamar atas, aku buatin bubur ya buat makan."

"Tapi nggak nafsu makan, hemm mual." rengeknya manja, melihat Lisa memakai baju daster motif bunga-bunga di atas lutut. Membuat Jeno merasakan kejanggalan, ya itu rasanya ingin menyentuh istrinya. Tapi, masa iya dalam kondisi begini main ekhem-ekhem.

"Arrggg, aku pusing."

"Ayo ke kamar, kamu butuh istirahat sayang."

"Kamu kok seneng gitu sih, liat suami sakit."

"Eum? Enggak ih, negatif bener omongannya."

Lisa membantu Jeno berjalan menuju kamar, suaminya masih bingung kenapa Lisa tidak memasang mimik khawatir atau cemas. Apa mungkin Lisa tidak mencintainya lagi? Jeno mulai mumet memikirkannnya. Haduhhh, pusing😵.

Jeno berbaring di ranjang, sepatu dan kaus kakinya sudah di lepas oleh Lisa. Tinggal kemeja serta celana panjang yang belum, Lisa memberikan sesuatu pada Jeno, tapi melarangnya buka sekarang. Harus menunggu Lisa selesai membuat bubur dan teh. Jeno penasaran apa isi amplop kecil ini?

****

Ketika Lisa datang kembali, membawa sebuah nampan serta mangkuk putih berisi bubur. Tak lupa buah-buahan untuk suaminya. "Ayo di buka, kamu  pasti penasarankan dari tadi."

"Emm, pake banget,"

Kotak kecil itu ia buka dengan cepat, rasa penasarannya menggebu-gebu. Saat ia melihat isinya, ada alat tespack .

"Kamu beneran hamil, makasih sayangku."

"Iya sayang sudah menuju 1 bulan, mungkin kamu mual dan pusing akibat bawaan dari babynya."

"Masa iya, kamu yang hamil aku yang ngerasain mualnya."

"Harus, kan kamu bapaknya, pemimpin baby gemoy!"

"Aaaah, Gabriel pasti seneng banget..."

"Pastinya dong, hehe. Maaf nggak ngasi tau dari kemarin hehe."

Jeno kembali memeluk istrinya serta elusan di punggung. Karena keduanya memiliki ke agresiffan yang lumayan ekhem. Yaaaaa, tidak jauh dari ekhem-ekhem lagi.

"Aku mau itu, tapi rasanya pusing banget sayang." rengek Jeno, kemudian melepaskan pelukan istrinya. Tentu Lisa nyengir lebar ke arah Jeno.

"Tahan aja dulu, kan nggak enak kalau ngelakuiannya kurang fit!"

"Muuach, cium aja deh."

"Makan aja, pait tuh bibir."

****

Gabriel duduk di kursi belajarnya, ia masih merindukan sosok Kayla. Padahal ia sangatlah membenci dan tidak menyukai gadis itu. Kenapa sekarang rindu? Apa karena rasa bersalah saat itu?

Gabriel akhir-akhir ini banyak melamun dan diam. Huft! Rasanya ia tidak nyaman di tempat ramai seperti dikelasnya sekarang. Berisik, "Gabriel, tangkep nih!" suara gadis kecil temen kelasnya bernama Airin mencoba beradaptasi dengan Gabriel. Namun sayang ia tidak pernah mau berkomunikasi dengan siapapun kecuali guru dan keluarganya.

Gabriel memandang tanpa expressi, membuat Airin bingung. Apa mungkin cowok itu bisu? Masa sih? Airin kembali bermain dengan teman lainnya saja. Buang-buang waktu dan tenaga jika menunggu respon dengan lelaki itu.

****

Doyoung memutuskan untuk membawa Kayla ke indonesia. Dimana ia akan memberitahu sang istri. Sebenarnya Aleta sudah diberitahu oleh Doyoung tentang asal usul Kayla. Sebagai seorang istri ia menerima dan mempercayai suaminya.

Ketika berada di bandara Kayla tidak lepas menggandeng tangan papa-nya. Malah terlalu erat sekali. Gadis itu merasa kalau ada yang aneh pada dirinya. Melihat orang bermasker hitam serta bertopi. Mengingatkan sesuatu, perasaan takut serta  wajah pucatnya.

Saat bayangan-bayangan itu muncul dengan samar-samar di kepalanya Kayla merasakan kepalanya sangat sakit. Ia berteriak sembari memukul-mukul kepala. "Pergi, pergi, pergiiiiiiii!!" Ia mendapatkan bayangan tragis di memorinya.

Hikss, Doyoung memeluk anak itu. Tentu pria itu sangat khawatir. Ada apa dengan Kayla? Setelah beberapa menit Kayla terdiam. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar.

"Sayang, kamu kenapa hem? Kenapa tiba-tiba ketakutan?" tanya Doyoung setelah berada di dalam pesawat.

"Kayla nggak tahu pa, tapi Kayla takut. Takut banget."

"Jangan takut, seharusnya kamu lawan sayang. Tapi jangan kamu memukuli kepala. Nanti semakin sakit loh,"

"Mungkin cara itu lebih baik pa, nyatanya langsung hilang."

Doyoung mengecup kening anaknya sembari merangkul. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja. Doyoung akan mencoba membuat Kayla tidak mengingat kejadian yang tragis atau yang buruk, misalnya.

To be continued

MY BADBOY THE HUSBAND 🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang