EXTRA BAB 1

1K 21 0
                                    

Sampe sekarangpun visualnyaTetep dia😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampe sekarangpun visualnya
Tetep dia😆

Clenting! 

Pesan masuk membuat Valencia langsung membuka chat dari kekasihnya. "Cia, maaf ya hari ini kita tidak bisa makan siang bersama. Aku sekarang berada di lapangan dimana proyek yang sedang aku pegang." isi pesan tersebut. Cia mendengus resah lalu jari jemarinya mengetik dengan telaten. 

"Ya sudah, tidak apa-apa. Jangan lewatkan makan siang mu ya," balas Valencia. 

"Dia selalu menolak, dan beralasan begitu banyak. Apa dia malu memiliki pacar seperti diriku?" gumamnya. Algara benar-benar berubah, dia tidak lagi seperti dulu yang selalu membuat Valencia bahagia. 

"Cia ... Makanlah dulu, dirimu malah sibuk dengan laptop." panggil Bianca, sahabatnya belum makan  siang malah melamun. 

"Iya, Aca." Valencia mengabaikan laptopnya. Ia segera makan siang untuk mengisi daya tahan tubuhnya. 

"Ca, kalau aku putus dengan Algara. Menurutmu aku nanti menyesal tidak, ya?" pertanyaan Valencia membuat Bianca tersedak. 

"Apapun alasanmu memutuskan hubungan dengan Algara. Sebaiknya, kamu pertimbangkan dulu. Penyesalan itu datangnya di akhir, Cia." ujar Bianca. 

"Sepertinya dia sudah tidak mencintaiku lagi," ucap Valencia. Dengan raut gelisah dia mencoba baik-baik saja agar tidak terlihat begitu murung. Beberapa hari lagi hari pertunangannya dengan Algara, mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. 2 langkah lagi setelah 4 tahun lamanya mereka berpacaran. Namun, Valencia selalu merasa ada yang aneh. Ada yang berbeda dari lelaki itu seperti ada sebuah rahasia.

Ia tahu kalau orang tua Algara belum merestui hubungan mereka. Hanya karena perbedaan kasta, hidup Valencia tidak semewah Algara yang berasal dari keluarga kaya raya. Dia hanya remahan rengginang yang sedang mewujudkan mimpinya bekerja jadi karyawan biasa disebuah perusahaan kecil.

"Jalani saja sayang. Hubungan kalian sudah hampir ke jenjang pernikahan, pertunangan kalian sebentar lagi." ucap Bianca. "Jika Algara tidak lagi mencintaimu, pasti dia akan membatalkan pertunangan sekarang juga, dan tidak mau mengurusi segala keperluan kalian. Tapi nyatanya? Algara sangat antusias Cia!" lanjut Bianca menyadarkan Valencia.

Tapi ... Bianca tidak tahu kalau orang tua Algara tidak menyukai Valencia.

"Kamu mau tahu?"

"Apa?"

"Keluarganya Alga tidak menyukaiku. Aku takut, kalau Algara akan meninggalkan aku demi keluarganya." ujar Valencia. "Seharusnya aku mundur pelan-pelan sebelum pesta pertunangan itu di mulai. Aku akan malu jika tetap mempertahankan hubungan ini." Valencia menahan air matanya yang akan jatuh.

"Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang?" tanya Bianca setelah terkejut mendengar apa yang Valencia katakan. "Lalu ... Apakah Alga pernah mengatakan sesuatu kepadamu, sebelum acara pertunangan kalian? Jika tidak, pasti Algara sudah tidak peduli lagi dengan restu orang tuanya. Dia mencintaimu, Cia. Dia akan memilihmu." ucap Bianca menyakinkan Valencia meski dirinya sendiri tidak yakin. Tapi dilihat dari segala sikap Algara, lelaki itu memilih Valencia sebagai pendamping hidupnya.

"Aku tahu itu ... Tapi, aku tidak yakin." Cia tidak tahu harus bagaimana lagi, namun dia harus meyakinkannya kembali.

___

"Alga ... Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," ucap Valencia. Setelah mereka melakukan pergulatan yang panas dan biasa mereka lakukan setelah beberapa hari tidak bertemu.

"Apa itu?" responnya lembut sembari memeluk tubuh Valencia.

"Apa orang tuamu masih belum merestui hubungan kita? Bahkan sampai pertunangan kita sudah semakin dekat." tanya gadis itu dengan serius.

"Tanpa restu mereka kita bisa bahagia, Cia. Aku dan kamu akan tetep menikah. Kamu tenang saja ya, semua akan baik-baik saja kok. Fokus pada pertunangan kita." jawab Algara. Jawaban lelaki itu jelas bisa membuat Valencia yakin dan percaya. Semua akan baik-baik saja.

Namun, apa mungkin semuanya berjalan dengan lancar nantinya? Bahkan Valencia pernah diminta untuk menjauhi Algara oleh calon mertuanya. Dia sebagai wanita merasa tidak beruntung memiliki hubungan pernikahan yang tidak direstui oleh orang tua pasangannya.

****

Dihari bahagia yang Valencia tunggu-tunggu adalah hari pertunangan mereka. Namun, 1 jam yang lalu seharusnya Algara sudah sampai di tempat. Pesan dan telfon dari Valencia pun tidak ada jawaban sama sekali. Gadis itu bingung, dan panik karena tamu undangan sudah datang meski tidak banyak. Cia berusaha menghubungi Algara lagi, tidak mungkin kan dihari yang dinanti-nanti akan gagal begitu saja.

"Nak, apakah Algara sedang dalam perjalanan? Seharusnya dia sudah datang sebelum tamu datang." tanya Sena, Ibu dari Valencia.

"Dia belum mengabariku lagi, Ibu. Sepertinya sedang dalam perjalanan sekarang." jawab Valencia.

"Ibu ... Undur waktu 1 jam lagi ya. Bisa tidak?" pinta Valencia kepada Ibunya.

"Sayang. Tamu sudah datang, kita tidak bisa menunda 1 jam lagi. Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya sang Ibu. Valencia tidak tahu harus berkata apa lagi, Algara sama sekali tidak menjawab panggilan atau chat darinya.

Berharap lelaki itu datang tepat dimana jam pertunangan mereka berlangsung. Keluarganya akan sangat malu jika acara ini gagal dan batal begitu saja. Para tamu undangan sudah datang, bukan dari teman atau kerabat dekat tapi dari teman bisnis sang Ayah juga datang. Setelah mereka menunggu Algara. Akhirnya lelaki itu datang tepat waktu, dimana detik-detik acara dimulai. Valencia kembali bernafas lega rasa gugup seketika hilang, senyum lebar menghilangkan rasa tegang.

Namun, lelaki itu langsung menghampiri Valencia.
"Cia, maafkan aku. Aku tidak bisa meneruskan hubungan ini. Pertunangan ini kita batalkan saja, aku sudah tidak lagi mencintaimu. Percuma saja kita teruskan hubungan ini karena tidak ada gunanya lagi." ucap Algara tanpa ekspresi.

"Apa maksudmu? Bukannya kita akan menikah 2 bulan setelah pertunangan ini! Kamu kenapa Alga?!" sentak Valencia begitu keras. Tidak mungkin orang lain tidak dengar, bagai disambar petir ia kecewa bahkan tidak bisa menerima apa yang Algara katakan barusan.

"Kita bukan anak kecil lagi. Aku juga tidak tahu, rasa itu hilang begitu saja. Benar apa kata orang tuaku kalau kamu bukan jodohku, aku tidak bisa menikahimu." ujar Algara.

"Alga!! Kamu brengsek!" Kakinya lemas tak berdaya. Hatinya sakit, air mata sulit untuk dikeluarkan rasa syok membuatnya tumbang.

"Ada apa ini? Bukannya kalian ha---" belum menyelesaikan ucapannya, Sena langsung menghampiri putrinya seraya berteriak histeris. Valencia pingsan, sedangkan Algara hanya menatap tanpa ekspresi. Hatinya beku, lelaki bajingan yang sesungguhnya.

"Apa yang terjadi Alga! Kau apakan putriku?!" gertak Valentino. Orang tua mana yang terima jika anaknya di permainkan perasaannya.

"Maaf ... Pertunangan ini tidak bisa diteruskan, hubungan kami berakhir sekarang. Maaf, aku harus pergi dari kehidupan putrimu, Tuan." ujar Algara.

Bughh! Bughh!
Dua pukulan melayang mendarat di wajah Algara, terutama hidung hingga berdarah. Valentino tidak bisa terima begitu saja, putri satu-satunya disakiti oleh seorang lelaki bajingan tidak punya hati.

"Lelaki bajingan!" umpatnya.

"Pergi dan jangan kembali lagi di kehidupan putriku! Aku tidak akan membiarkan Cia mengingatmu atau kembali kepadamu! Dia akan lebih bahagia darimu, mengerti!" ucap Valentino seraya mencengkeram kerah baju kemeja pemuda itu, dan Algara mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

"Tapi ... Saat ini Cia tengah mengandung anakku."

MY BADBOY THE HUSBAND 🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang