28. Pengagum Hujan ☁️

59 15 0
                                    

Hups maaf telat update kelupaan hihi ☃️

Jangan lupa tekan ★ dan kalo bisa beri komentar supaya saya semakin semangat

Don't be silent reader's, ok👌

Selamat membaca 💜


°

"Hujan itu menenangkan, dia mampu membuatku diam dalam ketenangan dengan iramanya yang damai."

*******

Rayn berdehem lalu memalingkan wajahnya menatap arah lain. "Itu karena gue ga mau temen-temen gue ikutan benci sama lo," jawab Rayn asal.

Zalza menoleh menatap Rayn, matanya sendu dan siap menumpahkan air mata dihadapan Rayn. "Tapi perlakuan itu buat aku dibenci sama semua orang!" ujar Zalza yang diikuti air mata yang menetes.

Deg ....

Hati Rayn tertusuk, Rayn bingung akan mengatakan apalagi. Karena kini Rayn telah kalah dan terkurung di sudut kecil, Rayn menatap mata Zalza yang menatapnya penuh amarah. Rayn tau, tapi Rayn terpaksa.

"Lo boleh marah sama gue, karena itu semua awal mulanya dari gue," ujar Rayn pelan. "Pukul Za, pukul gue ...," suruh Rayn lalu memejamkan matanya.

Zalza menatap Rayn dengan mata yang menyala, amarahnya pecah begitu saja. Rasa benci mulai muncul dihatinya karena perlakuan Rayn yang begitu licik.

Rayn mengatakan benci kepada Zalza, tapi Rayn malah bersikap lembut kepada Zalza seolah-olah tidak pernah mengatakan bahwa dia membenci Zalza dan mengatakan bahwa Zalza adalah orang jahat karena mencelakai Marsya.

Baru saja Zalza mengangkat tangannya ingin melayangkan pukulan kepada Rayn, tapi tiba-tiba tangan itu tidak memukul Rayn melainkan menangkup wajahnya dan menangis tersedu-sedu. Rayn membuka matanya dan bergeming, melihat Zalza yang tak memukulnya melainkan menangis di atas perutnya.

"Kak Rayn j-jahat ... Aku be-benci Kak Rayn ...." Tangis Zalza semakin pecah setelah mengatakan itu, sebuah kata yang tidak pernah ia inginkan hadir dalam kamus hidupnya kini harus ada dan bercetak tebal.

Zalza pikir Rayn adalah sosok lelaki yang baik dan tidak pernah memainkan peran licik tapi ternyata diluar dugaan Zalza, Rayn adalah orang jahat yang menyamar sebagai kelinci kecil yang lucu.

Rayn menggepalkan tangannya, rasa sakit mendengar perkataan Zalza begitu menusuk hatinya. Rayn tau ini semua kesalahannya, tapi Rayn tak bermaksud untuk melakukan itu.

"Zalza lo pantes benci gue, dan seharusnya kita emang saling benci," ujar Rayn.

Tak ada jawaban, hanya ada isakan Zalza yang memenuhi ruang pendengaran Rayn. Rayn menatap Zalza dalam, dengan tatapan dinginnya.

"Marsya hampir meninggal Za ...." Zalza terdiam seketika.

"Orang tuanya mau pisah, padahal Marsya masih koma ... Mereka ga pernah perduli dengan Marsya sedari kecil," ujar Rayn lalu menghela nafasnya kasar.

"Mereka hanya perduli dengan karirnya, selama ini gue yang selalu ada disisi Marsya. Makanya gue marah banget saat tau kalo lo yang nyelakain Marsya sampai Marsya koma," jelas Rayn dengan mata yang berkaca-kaca.

Secret and Promise [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang