Selamat Natal 🎄🎅
↑
•
↓"Biarkan rasa itu mengalir dari ujung ke ujung, tapi ingat jangan pernah menanamkan harapan pada rasa itu, karena hatimu akan sakit."
******
Elga menyembulkan kepalanya dibalik pintu kelas, matanya mencari-cari seseorang. Saat melihat suasana sudah aman ia mengendap-ngendap masuk ke dalam kelas.
Rayn yang sedang duduk memainkan handphonenya, melirik sebentar saat merasakan Elga seperti orang aneh karena mengendap-ngendap. Ia menggeleng pelan lalu kembali fokus melihat handphonenya.
Elga duduk dengan cepat di kursinya, ia meletakkan tasnya lalu bersiul menatap papan tulis. Ia menoleh sebentar melihat wajah Rayn lebih dekat, sembari mencolek pipi Rayn.
Rayn menepis tangan Elga. "Apaan sih Ga."
Elga tersenyum lebar. "Kapan lomba?"
"Jumat."
Elga mengangguk paham. Ia bangkit dari duduk lalu pergi ke bangku sampingnya yang terdapat Dyllan di sana. Kepala Elga menggeleng dengan tangan yang terpaut didepan dada.
Baru Elga sadari ternyata sahabatnya itu terlalu larut dalam sakit hati. Setiap hari cowok itu selalu lemas dan tidur tak henti untuk melepaskan segala rasa sedih. Padahal jadian saja belum tapi sudah patah hati. Elga mendekat dan mendaratkan pantatnya di kursi samping Dyllan dan menyenggol cowok itu dengan sikunya.
"Dyllan, Dyllan!" Elga terus memanggil nama Dyllan. Setelah beberapa kali memanggil barulah Dyllan terbangun dari tidurnya.
Dyllan mengucek matanya dan menatap Elga malas. "Apa?"
Elga menoleh sebentar melihat Rayn yang masih sibuk memainkan handphone. Semburat senyum terbit diwajahnya, tak berlama-lama Elga langsung mendekat kepada Dyllan dan membisikan sesuatu.
Dyllan menyipitkan matanya. "Serius?"
Elga mengangguk mantap sebagai jawaban membuat Dyllan tersenyum senang.
Seketika Dyllan melompat kegirangan dan memeluk Elga erat. "Elga lu beneran sahabat kesayangan gue."
Elga mendesak dan berusaha melepaskan pelukan itu. "Dyllan! Gue sesak na-napas." Elga meronta-ronta tapi Dyllan tak mendengarkan itu.
Dyllan merasa senang saat mengetahui informasi dari Elga. Sungguh hatinya yang patah kembali terpasang. Dyllan tak menyangka jika semuanya ternyata tidak seperti ekspetasinya.
Hal ini membuat Dyllan bahagia sekaligus semangat lagi. Dyllan tersenyum lebar kepada Rayn saat Rayn melihat mereka dengan tatapan aneh.
Dyllan melepaskan pelukan itu dan melangkah menuju Rayn. "Ada gitar?"
Rayn mengangguk. "Di lab musik ada."
"Yaelah bukan itu, gitar lu ada ga?"
"Di rumah."
"Biasanya lu bawa."
"Mager."
Dyllan dan Elga saling pandang. Mereka tersenyum kecil dengan seringai. Dua remaja itu keluar dari kelas dengan berangkulan, mencari gitar yang akan digunakan oleh Dyllan nantinya.
Entah untuk apa tapi yang pasti dua remaja itu sudah memiliki rencana untuk kabar baik itu. Lagipula Elga kasihan dengan Dyllan yang berlarut dalam kesedihan, maka dari itu ia mencari tahu sampai menemukan kabar baik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret and Promise [Tamat✓]
Teen FictionGENRE : Fiksi remaja - Romance Ⓦⓞⓡⓚ ① Rahasia dan janji saling berikatan, berjanji untuk tidak membocorkan satu rahasia dan merahasiakan sebuah janji agar tak ada yang mengetahui isi janji itu. Sepenggal kisah dua remaja yang banyak memiliki...