“Seperti puing-puing kertas yang tertiup angin, kini mulai terkumpul dan mengetahui kebenarannya.”
*****
Beberapa bulan silam
Sepi dan gelap, menemani malam ini. Sebuah kendaraan pun tak juga muncul di jalan ini, seolah jalan ini sudah sangat angker. Taburan bintang menghiasi langit, cahaya rembulan menerangi jalan sepi ini.
Rumah warga pun jarang-jarang terlihat, seolah tempat ini sudah tak dihuni lagi.
Kaki jenjang dengan sepatu kets pink muda melangkah tergesa-gesa menyusuri jalan itu, matanya meneliti setiap sudut, mencari sosok lelaki yang dilihatnya tadi.
"Dimana ya? Tadikan kesini?" gumamnya.
Ia melanjutkan langkahnya, dengan penerangan dari senter handphone. Setelah dua ratus meter berjalan, kini ia dapat melihat banyak kendaraan bermotor dan mobil di sana. Bahkan ada lampu jalanan juga sehingga tidak terlalu gelap.
Gadis itu dengan cepat menepi mencari tempat persembunyian yang dekat dan menguping pembicaraan orang-orang itu. Ia tersenyum sebentar saat melihat seorang yang dicarinya ada di sana.
"Kenapa banyak banget orang disini?"
"Kenapa ada kakak juga?"
"Dan siapa cowok dan cewek yang ada disana?"
"Mereka berantem?"
Gumam kecil itu terus keluar dari bibir mungilnya, seolah dari pertanyaan itu ia mendapatkan sebuah jawaban untuk kejadian ini.
Dia melihat ke arah kerumunan dimana ada beberapa cowok yang saling dorong, mungkin mereka tauran. Ia mendengar dengan seksama pembicaraan itu, pembicaraan yang mengisahkan tentang—putus dan tidak menjalin hubungan lagi atau bahaya menimpa dirinya dan orang yang tersayang.
Zalza menggigit bibir bawahnya, berpikir apa maksud dari pembicaraan mereka disana. Karena yang ia tau ada orang yang ia kenal terlibat di dalamnya. Ia kembali melihat ke arah kerumunan, dan betapa terkejutnya ia saat melihat seorang lagi yang ia kenal juga.
Zalza berjongkok dan memandang penuh ke arah laki-laki dewasa itu, ia menajamkan pendengarannya agar bisa mengetahui apa yang membuat lelaki itu ada disana.
"Saya sudah katakan berkali-kali, kalian harus putus!"
"Gak. Aku gak akan putus dengan Marsya!"
"Kamu harus putus! Kalo tidak maka kamu harus siap menerima kenyataan jika adik tersayang kamu celaka."
"Bang*at! Bisa gak sih gak usah sangkutin adik gua?!"
"Makanya putus!"
"Gue gak bakal putus sama Marsya hanya demi hubungan terlarang ayah!"
Zalza melesu, cairan bening itu mulai terkumpul di pelupuk matanya. Ia paham akan pembicaraan itu dan kini ia mengetahui apa yang terjadi selama ini sehingga ayahnya bersikap kasar kepadanya dan keluarganya bahkan tak segan mengusir anak kandungnya sendiri.
Zalza menatap penuh benci kearah perempuan dewasa yang ada disamping ayahnya.
"Dasar perempuan jalang! Gak tau diri, sama kayak Ayah!" ujar Zalza pelan penuh penekanan.
Deru mobil terdengar. Zalza memiringkan kepalanya mencari asal suara mobil itu, awalnya deru itu agak jauh tapi kini semakin mendekat. Ia bangkit dan mengedarkan pandangannya ke seluruh arah mencari dari mana asal mobil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret and Promise [Tamat✓]
Novela JuvenilGENRE : Fiksi remaja - Romance Ⓦⓞⓡⓚ ① Rahasia dan janji saling berikatan, berjanji untuk tidak membocorkan satu rahasia dan merahasiakan sebuah janji agar tak ada yang mengetahui isi janji itu. Sepenggal kisah dua remaja yang banyak memiliki...