"Hampir menyerah karena keadaan tapi aku sadar jika aku menyerah maka aku tidak akan hidup."
******
Zalza membuka jendela kamarnya, dia memangku wajah menatap bintang yang telah bersinar dilangit. "Andai kakak gak pergi, mungkin Zalza gak akan kayak gini."
Zalza melamun, memikirkan kejadian sore ini. Dimana Rayn menyatakan bahwa dia membenci Zalza, karna Zalza melukai seseorang yang Zalza yakini adalah seseorang yang sangat Rayn sayang.
"Kok rasanya sakit ya?" ucap Zalza sambil memegang dadanya.
Entah mengapa jika Zalza mengingat waktu pertama kali bertemu dengan Rayn dan berakhir dimana Rayn membenci Zalza, membuat dadanya terasa sakit dan sesak.
Zalza menutup kedua telinganya dan menggeram kesal. Hal yang Zalza benci itu terngiang-ngiang lagi dikepalanya. Zalza terus mendengar suara mereka yang menyatakan bahwa mereka membenci Zalza, dan suara bentakkan Ayahnya.
Suara itu mendengung ditelinga Zalza, baik itu perkataan Rayn tadi sore dan perkataan Ayahnya yang mengatakan bahwa jika Zalza membela Andre maka Ayahnya akan membenci Zalza.
"Cukup ... Zalza gak kuat," ucap Zalza lalu kembali menangis.
Dengan sesegukan, Zalza mengambil sebuah buku berwarna biru laut, tanpa pikir panjang dia mulai menulis sebuah puisi untuk membagi keluh kesahnya.
"Manusia Lemah"
Hai dunia, lihatlah aku yang menangis lagi
Menyesali apa yang terjadi hari ini.
Berusaha berdoa agar waktu dapat terulang kembali.
Tapi aku sadar, usahaku itu hanyalah mimpi.Hai langit, lihatlah aku dibawah sini
Yang kembali menyerah dengan berlinang air mata.
Berharap agar ada tangan yang terulur mengangkatku.
Tapi sayang, tak ada yang perduli padaku.Hai angin, lihatlah aku manusia lemah ini
Yang berdiri dengan jiwa yang rapuh.
Berharap agar ada seseorang yang membantuku mengumpulkan kepingan yang pecah.
Tapi naas, itu semua hanyalah angan-angan.•Zalzabilla Aurelia
Zalza menghela nafasnya kasar, dia beralih menatap langit dengan sendu, sebuah puisi kecil kini telah tertulis dibuku itu. Zalza tak tahu mengapa ini terjadi, bahkan Zalza berharap ini hanya mimpi.
Zalza tak ingin dibenci, Zalza hanya ingin berteman dengan banyak orang tapi mengapa sangat sulit. Bahkan Zalza tak menyangka jika Rayn menuduhnya melakukan kejahatan dan ingin membunuh perempuan itu.
"Sebenarnya cewe itu siapa sih," lirih Zalza.
Zalza merenggut kesal lalu berjalan ke dapur dengan kaki yang disentak-sentakkan ke lantai. Rima kaget dengan sentakan itu dan melihat Zalza dengan raut aneh.
Zalza menatap Rima bingung, ada apa? Kenapa Rima melihat Zalza begitu. Apa Zalza sekarang sudah berubah menjadi hulk?
"Kenapa Tan?" tanya Zalza sambil mencomot makanan yang sudah berada diatas meja.
"Kamu udah mandi?" tanya Rima.
Zalza menggelengkan kepalanya. "Gak males."
Rima menghela nafasnya pelan. "Mandi dulu sana, kamu bau."
"Nanti aja, laper."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret and Promise [Tamat✓]
Roman pour AdolescentsGENRE : Fiksi remaja - Romance Ⓦⓞⓡⓚ ① Rahasia dan janji saling berikatan, berjanji untuk tidak membocorkan satu rahasia dan merahasiakan sebuah janji agar tak ada yang mengetahui isi janji itu. Sepenggal kisah dua remaja yang banyak memiliki...