Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hoaam~"
Senja menggeliat pelan sambil mengusakkan pipinya pada benda yang menjadi tumpuannya. Remaja itu mengerjap pelan, berusaha mengumpulkan nyawa. Sudah berapa lama ia tertidur?
"Udah bangun?"
Senja langsung melotot kaget mendengar suara berat itu. Buru-buru ia menoleh dan mendapati wajah Fajar yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Seketika Senja menciptakan jarak.
"U-udah jam sembilan?" tanyanya gugup. Entah kenapa jantungnya malah berdetak cepat. Apa efek baru bangun tidur?
Si tampan terkekeh lalu mengangguk. "Udah jam dua belas malah."
"HAH?!"
Fajar menggerakkan lengan kanannya kaku. "Berat juga ya lo, bahu gue pegel nih."
Buru-buru Senja mengecek jam tangannya. Dan ia kembali melotot saat angka menunjukkan pukul dua belas lebih sepuluh menit.
"Kok lo ga bangunin gue sih?!" omel Senja kesal.
"Lagian gue ga tega banguninnya." Fajar mengendikkan bahu. "Gapapa lah bolos sehari."
Senja menggeleng. "G-ga boleh, gue ga boleh bolos!" katanya panik.
"Wajar kalo sekali, lagian kan sama gue." balas Fajar santai.
Si mungil menatapnya tajam. "Lo ga usah sok tau." ia bangkit dari duduknya.
"Lo mau kemana?"
"Ke kelas lah, mau kemana lagi?" jawab Senja sewot.
"Dan setelahnya lo ketauan bolos, abis itu dihukum dan orangtua lo dipanggil."
Seketika Senja mematung. Perlahan rasa takutnya muncul dan membuat tubuhnya gemetar. Teringat akan kejadian tempo hari dimana sang Ayah memukulinya.
"Engga boleh.." bola matanya bergetar kesana kemari. "Gue harus gimana.."
Melihat pemuda itu menggigil panik, Fajar langsung berdiri dan memegang kedua bahunya. "Hey, gapapa. Itu ga bakal terjadi,"