8

522 107 16
                                    

Mungkin ada yg masih bingung kenapa senja sama tante mayang bisa kenal, bakal ada flashbacknya kok nanti. Terus kenapa tbtb dia ngira senja itu alena? Jadi tante mayang itu halusinasi nya ga nentu waktunya, semacam waktu 'kambuh' nya dia.

 Terus kenapa tbtb dia ngira senja itu alena? Jadi tante mayang itu halusinasi nya ga nentu waktunya, semacam waktu 'kambuh' nya dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























"Lo... Senja?"

Senja tidak menjawab. Remaja itu hanya mematung sambil menatap Fajar kosong.

"Hey," buru-buru Fajar mendekat saat teman sekelasnya itu terlihat tidak baik-baik saja. "You okay?"

Bahkan ia tidak berniat menanyakan penampilan Senja, karena yang lebih penting adalah keadaan pemuda itu.

"G-gue.. Ini b-bukan yang kaya lo pikirin." Senja menggeleng ribut sambil meremas lengan Fajar.

"Iya, gue tau. Lo gapapa?" ujar si tinggi menenangkan.

"Bawa gue dari sini," sahut Senja cepat. Bahkan keringat mulai membanjiri kening mulusnya. "Sebelum dia nemuin gue!"

"Tenang, Senja."

Sejujurnya Fajar merasa dejavu, tadi pagi ia juga menghadapi keadaan Senja yang sama paniknya.

"Sekarang lo ikut gue, oke?" Fajar menggenggam tangannya lalu melangkah menuju tempat dimana Jingga tengah menunggunya.

Melupakan niatnya untuk membuang hajat di toilet.

"Oh? Kok bisa sama Abang gue Al?" tanya Jingga bingung saat keduanya datang.

Senja berusaha tersenyum. "G-gue nyari lo.."

"Udah jangan banyak tanya Jing, makan tuh." celetuk Fajar mengalihkan pembicaraan.

"Ih Abang kasar, aduin ke Bunda ntar." cibir Jingga sambil memakan kentang gorengnya.

"Alena!"

Ketiganya menoleh. Terlihat Tante Mayang menghampiri mereka dengan langkah panik.

"Yaampun Nak, Mami kira kamu ilang." katanya sambil merangkul bahu Senja.

Fajar mengernyit. Setahunya, Ibu Senja bukan yang ini.

"Halo tante~"

Mayang menoleh pada Jingga lalu tersenyum. "Oh, kamu ternyata."

"Hehe iya, Alena nya main sama aku gapapa kan?" tanya Jingga riang.

Sedangkan Senja menunduk gugup. Fajar yang melihat hal itu segera meraih tangan si mungil lalu menggenggamnya erat di bawah meja.

"Ekhm, Tante." Fajar menginterupsi. "Saya Kakaknya Jingga. Katanya Jingga mau ngajak Alena nginep di rumah, boleh kan?"

Jingga mengernyit aneh, sedangkan Senja melotot kaget.

Fajar dan Senja (CHANBAEK LOKAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang