3

631 119 3
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















"Fajar pulang."

Hening.

"Bunda?"

Tak lama kemudian sosok yang dipanggil datang, dengan irisan tomat yang berjejer di wajahnya. Ia menyodorkan tangan, bermaksud menyuruh Fajar untuk salim.

"Ngapain sih pake begituan.." gumam Fajar.

Lagi, yang bergerak tangan sang Bunda. Mengusir Fajar untuk segera masuk ke dalam kamar.

Dan Fajar lebih memilih untuk menurutinya, menaruh tas punggungnya dan segera mengganti baju. Setelah itu, tubuh raksasanya ia baringkan diatas kasur.

"Gimana ya.."

Saat ini ia sedang memikirkan masalah projek akhir semester yang dibahas Pak Candra kemarin. Tapi partnernya sudah dua hari tidak masuk. Ya semoga saja besok Senja tidak izin lagi. Ia juga sungkan meminta kontak pemuda mungil itu pada sahabat-sahabatnya.

'Cklek'

"Bang!"

Fajar langsung terlonjak saat suara cempreng itu memenuhi pendengarannya. Ia lalu menatap tajam si pelaku yang tengah memasang wajah polos.

"Lebay ah gitu doang kaget."

Adalah Jingga, seorang gadis SMP kelas akhir yang tak lain adalah adik kandung Fajar. Kelakuannya memang seperti itu, tidak pernah mengetuk pintu dan masuk ke kamar Fajar seenaknya tanpa mengindahkan omelan sang empu.

"Anterin hayu!" katanya semangat sambil gelendotan di lengan kekar sang kakak.

"Ck, males ah." Fajar mendengus.

"BUNDAAA! BANG FAJAR GA MAU ANTERIN ADEK!"

"Dih, tukang ngadu." Fajar menjitak dahi adiknya kesal.

"BUNDA DAHI JINGGA DIJITAAKK!"

"HEH!"

"MAKANYA HAYU ANTERIN!"

'Tok tok'

Suara pintu kamar Fajar yang diketuk.

Fajar dan Senja (CHANBAEK LOKAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang