Harry berhenti di persimpangan, aku terkejut saat melihat Sir Nicholas dan seorang siswa hufflepuff membeku. Itu juga terjadi pada collin semalam. Harry mencoba untuk melihat lebih dekat, aku mengikutinya dari belakang.
"Tertangkap basah"
Aku menoleh kebelakang saat mendengar suara itu. Ternyata itu Filch! Dia memergoki kami sedang berada disana. Dia masih berfikir bahwa hal ini dilakukan oleh kami. Aku berusaha menjelaskan, tapi dia malah pergi memanggil prof. McGonagall.
Harry melihat barisan laba laba berjalan menuju keluar jendela. Aku mendekat kearah laba laba itu untuk melihatnya lebih jelas lagi. Sepertinya laba laba itu akan kembali kesarangnya(?)
Filch datang bersama McGonagall. McGonagall terkejut melihat nya. Harry mendekat berkata bahwa bukan kami yang melakukannya. Sayangnya McGonagall tidak bisa melakukan apapun, keputusan sekarang berada di tangan Dumbledore.
McGonagall membawa kami untuk menemui dumbledore dikantornya. Jujur aku merasa gugup, sebelumnya aku tidak pernah pergi ke kantor dumbledore. Apa dumbledore akan mengeluarkan kami berdua? Atau justru mempercayai kami?
"Sherbet Lemon" Tangga berbentuk burung besar berputar, perlahan naik keatas menuju kantor dumbledore.
•••
Harry perlahan membuka pintu kantor dumbledore. Aku masuk, melihat sekeliling kantor dumbledore. Kantornya dipenuhi oleh barang barang aneh(?) yang aku tidak tau apa fungsinya. Atau mungkin itu hanya sebuah pajangan(?).
Dinding dipenuhi oleh lukisan bergerak. Kami berjalan kearah meja dumbledore. Disekeliling mejanya terdapat rak buku tua. Di salah satu rak atas, terdapat topi seleksi disana. Dia bertanya kepada harry tentang apa yang ia fikirkan. Sepertinya topi seleksi sudah tau apa yang harry fikirkan, tapi dia ingin mendengarnya sendiri dari mulut harry.
Harry bertanya kepada topi seleksi, apakah dia menempatkan harry pada asrama yang benar?. Sebenarnya sulit untuk menentukan asrama mana yang cocok untuk harry. Tapi dia tetap dengan keputusannya ditahun kemarin, meskipun harry akan jadi lebih baik di slytherin.
Aku melihat kearah kanan meja dumbledore. Disebelah meja itu terdapat seekor burung dengan bulu berwarna merah terang. Aku mendekatinya untuk memegang bulunya yang kelihatan sangat halus. Saat aku mengangkat tanganku, tiba tiba saja burung itu terbakar. Aku mundur menjauhi burung itu, apa aku membakar burung peliharaan dumbledore? Apa dumbledore akan mengeluarkanku?
"Harry. [Name]?"
Aku benar benar terkejut saat melihat dumbledore berdiri diatas tangga. Aku segera memberitau tentang burungnya yang tiba tiba terbakar. Aku menjelaskan bahwa aku hanya ingin menyentuhnya, tapi burung itu sudah terbakar lebih dulu.
"Fawkes adalah burung phoenix [Name]. Dia akan terbakar jika sudah saatnya untuk mati. Akhir akhir ini dia tampak menderita. Sayang sekali kalian harus melihatnya terbakar seperti itu." Dumbeldore menuruni satu persatu anak tangga. Dia melihat abu bekas burungnya yang bertumpuk diatas meja. "Tapi lihat. Burung phoenix akan lahir kembali dengan abunya sendiri. Air mata burung phoenix juga dapat menyembuhkan segala penyakit. Dia benar benar burung yang spesial".
Kami melihat abu itu bergerak keatas. Muncul kepala bayi burung phoenix dari abu itu. Astaga.. Dia benar benar lucu.
Brakk!!
Hagrid membuka pintu dumbledore dengan keras. Serempak mata kami bertiga mengarah kepada hagrid. Dia masuk untuk menghadap dumbledore. Dia langsung mengoceh panjang lebar untuk membela aku dan harry. Dia berkata bahwa bukan kami lah pelakunya. Hagrid. Teman yang baik.
Dumbledore menenangkan hagrid. Dumbledore berkata bahwa dia juga tidak percaya jika kami berdua menyerang seseorang. Hagird langsung terdiam, dia melihat kearah dumbledore yang memberinya kode untuk keluar dari ruangan itu. Hagrid menyadarinya, dia pergi keluar meninggalkan kami bertiga.
Kami berdua melihat kearah dumbledore. "Kamu tidak menuduhku professor?" Dumbledore mengangguk. Dia percaya sepenuhnya kepada kami berdua. Kami tersenyum mendengarnya. Tapi tiba tiba dumbeldore bertanya kepada harry. Apa ada yang ingin harry katakan kepada dumbledore? Wajah harry terlihat sedikit gugup. Dia menggelengkan kepalanya, menjawab tidak ada. Prof. Dumbledore menghela nafas, dia menyuruh kami keluar jika tidak ada yang ingin dibicarakan.
Jum'at, 20 November 2020