Kenangan 6

583 46 2
                                    

TAHAP REFISII YAAAAA

👁👅👁
.
.
.
Namanya Omkara Aashif Marfey anak dari bapak Nata pengusaha terhormat. Pelajar yang berumur 17 tahun, kelas 12 SMA. Jika dilihat, Kara sosok remaja yang sempurna. Kekayaan yang ia dapatkan dari keluarganya, ketampanan serta kecantikan almarhumah Mama juga menurun ke Kara, bahkan ia lebih tampan dibanding sang papa.

Hatinya sangat baik, tapi sayang, kemurahan hatinya disepelekan dunia. Mereka justru memanfaatkan kebaikan Kara, memandang hina Kara. Hanya karena Kara memiliki satu kekurangan.

Omkara...,

tidak bisa mendengar

atau disebut tunarungu.

Hancur, sebenarnya Kara hancur. Tapi ia tidak bisa memperlihatkan itu pada khalayak ramai.

Yang mereka lihat hanyalah Kara yang berhati malaikat, mereka tidak melihat hancurnya hidup Kara karena perkataan mereka.

Kara selalu dibilang cacat, bodoh, bisu! dan bisu! Padahal ia tidak bisu. Kara bisa berbicara, tapi ia terlalu malas karena percuma, ia tidak bisa mendengar suaranya sendiri.

Walaupun Kara memiliki BTE (Behind The Ear) sejenis alat bantu dengar yang ia miliki, tapi tetap saja Kara jarang menggunakannya. Ia lebih nyaman jika bercengkraman menggunakan bahasa isyarat walaupun orang-orang sulit mengerti.

Karena percuma, jika ia menggunakan alat itu, yang Rezi dengar hanyalah cacian dan makian dunia untuk dirinya.

"Woy!" Panggil seorang gadis yang tak lain adalah Karin.

"Woy!"

"Woy! Gue sumpain lo gak bisa dengar beneran ya." Karin memukul pundak Rezi yang sibuk melamun dan..., memang tidak mendengar suara Karin.

Kara tersentak, ia menoleh mendapati Karin dengan wajah kesal. Kara mencoba tersenyum dengan matanya sembabnya terlihat seperti habis menangis. Karin sadar itu, namun ia memilih untuk acuh.

"Murid baru udah berani bolos." Gumam Karin.

Tak mendapat jawaban, Karin menoleh dan langsung mendapati mata Kara yang mengarah pada bibir mungilnya.

Bugh!

Karin meninju perut Kara, "cowok mesum! Najis!" Umpat Karin.

"Ngapain lo liatin bibir gue?!"

Kara menggeleng saat tau ia dikatai mesum. Kara membungkukkan badannya sebagai permintaan maaf sebelum Karin pergi begitu saja.

Rezi memang memperhatikan bibir Karin. Karena ia tidak bisa mendengar suara Karin. Itu lah cara Rezi mengetahui apa yang lawan bicaranya katanya. Tidak terbesit sedikitpun niatnya untuk berbuat mesum.

Rezi mengeluarkan alat BTE dari sakunya. Ia memandang lamat alat itu lalu menggunakannya di telinga kanan.

Berniat balik ke kelas, Kara malah berhadapan dengan sekumpulan siswa laki-laki berwajah tampan yang tengah menatapnya dengan tajam. Kara berusaha tersenyum ramah, bukannya membalas dengan senyuman, siswa itu malah membalas dengan tinjuan keras di pipi Kara.

Brukh!

Brakh!

Tak!

Mereka melempari Rezi dengan telur busuk tepat di wajah Rezi. Tiga siswa tertawa, sedangkan yang satunya hanya tersenyum kecil.

"Lemah, lo!"

"Banci!" Hardik yang satunya.

Salah satu dari mereka maju mendekati Rezi yang sudah tersungkur di rumput. Mata siswa itu mengarah pada telinga Rezi yang terpasang alat BTE.

Memories [vakum sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang