"Aku akan membiarkan kesalahpahamanmu itu tidak akan pernah terjadi. Karena aku tahu,
semuanya akan tetap sama"
𝐒𝐈𝐍𝐎𝐏𝐒𝐈𝐒:
Bagaimana rasanya jika dibawa ke mansion yang mewah milik seseorang lelaki yang tidak dikenal?
Bahkan dia mengira bahwa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☾︎☾︎☾︎
"Aku harus cepat menyusul Ka Varo di bandara..."
"Kemungkinan dia masih disana, semoga saja.."
"Semoga tidak ada yang mencurigai aku disini, aku mohon semoga kali ini takdir bisa memihak padaku.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mungkin saat ini takdir sedang memihak pada Haura, entah itu betul atau tidak. Tapi Haura masih melihat Alvaro dalam keadaan tidak terjadi apapun, bahkan ia tengah duduk seraya menyesap kopi hangatnya.
"KA VAROOO...!?"
"Y-ya?"
"Haura, apa yang kau laku-"
DARR..DORRR..
Terdengar suara tembakan secara beruntun mengenai dinding-dinding kaca yang ada disana. Orang-orang disana bahkan terkejut, mereka berlarian tak tentu arah berteriak-teriak memanggil nama seseorang untuk memberikan pertolongan.
"Pengumuman, terjadi penyerangan di bandara! Kemungkinan penerbangan berikutnya tidak akan dilaksanakan, selamatkan diri kalian masing-masing!!"
"KA VAROOO..?!!"
"HAURA-AH PERGILAH BAHAYA!"
"KENAPA TIBA-TIBA TERJADI SEPERTI INI...?"
"INI PASTI SUDAH DIRENCANAKAN, KA VARO AKU MOHON TETAP DISISIKU!!!"
"HAURA DIBELAKANGMU!!"
Haura menutup matanya saat merasakan seseorang akan melakukan sesuatu, namun dia tidak merasakan apapun. Apa itu hanya? Tidak, saat Haura membuka matanya dia melihat Varo yang sudah tergeletak dimarmer dengan luka dikepalanya yang terus mengeluarkan darah.
"KA VAROOO...!!!"
(tertahan)
"LEPASKAN, DIA SEDANG TERLUKA ARRGHHHH!!!!"
"Ssttttt.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Meremas kuat tangan Haura)
"Lepaskan hiks, ini sakit..!!"
"Aku tahu ini ulahmu, tapi tolong jangan melukai dirinya..!"
"Eoh..kau melukaiku sedangkan aku tidak boleh melukai dirinya.. Bukankah itu tidak adil..?"
(meremas kuat tangan Haura hingga mengeluarkan darah)
"Awww.."
"Hiks, jika aku memang menyakitimu kau bisa menyakitiku tapi jangan menyakiti orang yang tidak bersalah!!"
"Hmm, begitu..?"
"Tapi aku tidak bisa menyakitimu, jadi aku akan menyakiti orang terdekatmu bagaimana?"
"BAWA DIA, DAN SEGERA BERESKAN TEMPAT INI!!"
"Baik tuan!"
"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN KEPADANYA..."
"KENAPA ENGKAU JADI SANGAT MENYERAMKAN DERRIN-AH !?"
"Haha.."
"Ini belum seberapa sayang, aku akan melakukan sesuatu padamu dan juga dengan dia. Bukankah itu impas, by??"