Peluru melesat dengan kuat menembus pintu besi.
Alister menghindar
Kesya, Raka, dan Samuel menghela nafas lega. Ketiganya mundur perlahan.
"Wah, anda punya teman teman yang bodoh ya." Pria itu mendecih.
"Dan anda punya anak buah yang lebih bodoh." Alister memincing.
"Serahkan data data perusahaanmu, maka gadismu akan selamat." Pria itu mendekat.
"Kalau saya tidak mau?." Alister menantang. Mereka saling berhadapan menggertakan gigi dengan otot otot tercetak jelas di leher dan kening mereka.
"Simple sekali, mungkin gadismu akan mati."
"Coba saja kalau bisa. Setelah itu anda yang akan mati dan merasakan lebih dari yang anda lakukan."
Bugh
Alister meninju keras perut Pria itu, seketika Semua pistol mengarah padanya.
Dor~Dor~Dor
Suara pistol bertubi tubi memuntahkan pelurunya ke arah Alister. Alister menghindar sebisa mungkin, namun saking banyaknya muntahan peluru, satu peluru menembus punggung Alister.
"ALISTERR!!!!" Kesya berlari dan memeluk Alister.
"Alister, aku gak mau tahu siapa kamu. Mau kamu Alister ataupun Xander, aku tetap mencintaimu. Aku mohon bertahanlah." Kesya merangkup wajah Alister.
Dor....
Alister dengan sigap membalikan tubuh Kesya dan memeluknya erat menjadikan dirinya tameng untuk melindungi Kesya.
"Alister hiks.." Kesya tak kuasa melihat Alister yang menahan rasa sakit akibat peluru peluru yang menembus tubuhnya.
"Habisi mereka." Pria itu memerintah.
Raka dan Sam bersembunyi dari peluru peluru di balik pintu besi. Berusaha menghubungi seseorang untuk menolong mereka.
"Alister!!." Kesya tak henti menangis. Kini baju Alister basah akan darah. Mata Alister terpejam erat dengan guratan otot tercetak jelas menahan sakit dan emosi. Yang ia pikirkan hanyalah, Kesya selamat.
Dor.. Dor.. Dor..
Tak lama puluhan orang berbadan tegap berpakaian hitam dengan berbagai senjata melekat di tubuh mereka sambil menodongkan pistol ke arah musuh hingga musuh musuh itu tergeletak lemas bersimbah darah.
Alister mencoba duduk.
"Kamu harus bertahan, kamu harus ada di sisiku selalu. Aku gak mau kamu ninggalin aku." Kesya merangkup wajah Alister.
Cup
Kesya mencium Alister sambil menangis. Sedangkan Alister hanya tersenyum pait.
Brukk
Alister terjatuh dalam pelukan Kesya. Kesya menangis sejadi jadinya merasakan sakit hati dan ketakutan mendalam.
Para pria berbadan tegap itu langsung membawa Alister dan meninggalkan Kesya, Raka, dan Sam yang masih terkejut dan Kesya dengan tangisnya.
"Ayo kita pulang." Sam mendekati Kesya yang masih terduduk dengan bajunya yang terkena darah Alister.
"Alister pasti baik baik aja." Raka menuntun Kesya berjalan.
***
Dua minggu kembali berlalu, tak ada kabar lagi. Kesya kini mulai pasrah dengan keadaannya. Satu satunya berita yang ia dapat, Alister tertembus 17 Peluru di punggung dan Kaki nya. Mungkin memang ini akhirnya. Jika ada orang yang kuat hidup setelah tertembus begitu banyak peluru di tubuhnya, itu pasti sangat mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang cowok mafia ku. Cerita konyol yang menceritakan semua perjalanan ku dengannya. Pangeran Maut yang membuatku jatuh cinta setelah apa yang di lakukannya padaku. "Lo ngapain deket deket gue!!!" teriak Kesya. "Mulai sekarang,lo pacar...