Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Biasa aja muka lo men. Senyum lo lebar banget kaya kaos partai, " bisik seseorang di sebelah Junhoe.
"Istri gue cantik banget anjir," balas Junhoe berbisik.
Seseorang yang berada di sebelah Junhoe itu, Hanbin. Pria itu memandang layar monitor besar yang dapat dilihat oleh siapa saja. Ia memberi kode Donghyuk yang menjadi kameramen untuk mengalihkan ke pengunjung saja namun Donghyuk tidak mengerti kode dari Hanbin Dan malah menyorot ke wajahnya. Hanbin membatu seketika.
Yoojung bersama dengan Ayahnya dan di belakangnya ada Saeron yang membawa kotak cincin sedang berjalan menuju altar dimana Junhoe, Hanbin dan Bobby berdiri.
Junhoe mulai mengangkat mic dan Bobby telah bersiap di belakang piano yang tak jauh dari sana.
Bobby mulai memainkan pianonya, intronya pun terdengar indah.
"Dengarkanlah, wanita pujaanku..." Junhoe mulai menyanyi sembari menatap Yoojung yang sedang berjalan ke arahnya.
"Malam ini akan kusampaikan, Hasrat suci, kepadamu dewiku... Dengarkanlah kesungguhan ini, Aku ingin, mempersuntingmu... 'Tuk yang pertama, dan terakhir,
Jangan kau tolak dan buat 'ku hancur, 'Ku tak akan mengulang 'tuk meminta, Satu keyakinan hatiku ini Akulah yang terbaik untukmu..."
Kini alunan nada mengayun indah menuju ke bait lagu selanjutnya.
Yoojung tersenyum lebar berada di sisi ayahnya yang ikut tersenyum pada Junhoe.
Tanpa sadar Junhoe menjadi gugup karena ayah Yoojung juga memperhatikannya. Junhoe menepuk dadanya untuk menetralkan kegugupannya.
"Tiba-tiba gugup? Lo mau dijemput malaikat maut men?" bisik Hanbin.
"Berisik lo! Gue gugup karena diliatin mertua gue, " balas Junhoe ikut berbisik pelan.
Hanbin terkekeh sementara Junhoe sudah mengeluarkan sumpah serapahnya pada temannya yang tidak berahlak itu.
Junhoe menarik napasnya lalu melajutkan lirik lagu selanjutnya, "Dengarkanlah, wanita impianku... Malam ini akan kusampaikan, Janji suci, satu untuk selamanya
Dengarkanlah kesungguhan ini, Aku ingin mempersuntingmu, 'Tuk yang pertama, dan terakhir, Jangan kau tolak dan buat 'ku hancur 'Ku tak akan mengulang 'tuk meminta, Satu keyakinan hatiku ini Akulah yang terbaik untukmu..."
Yoojung dan Ayahnya sudah berhenti di depan Junhoe ketika Junhoe selesai dengan lagunya.
Ayah Yoojung pun menyerahkan tangan Yoojung kepada Junhoe lalu Junhoe terima dengan perasaan yang tiba-tiba penuh haru.
Sama seperti Yoojung yang matanya mulai berkaca-kaca, Junhoe juga mencoba menahan air matanya. Ia merindukan orang tuanya yang tidak bisa menjadi saksi atas kebahagiaannya.