Part 15

173 34 14
                                    

J U N H O E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

J U N H O E

Baru kali ini gue berharap waktu berjalan lebih lambat. Momen ini adalah momen berharga yang ga akan pernah bisa tergantikan— mungkin jika gue diberi kesempatan sekali lagi. Daripada membuat satu momen yang luar biasa, gue lebih memilih memiliki banyak momen yang bermakna agar yang diingat hanya hal baik saja.

Satu meja makan bersama dua wanita yang paling gue sayangi sudah membuat gue senang. Gue sebagai manusia gue punya rasa egois, gue pengen momen ini akan terus ada, rasa bahagia ini akan terus berlanjut.

Gue udah membayangkan bagaimana kehidupan gue bersama dua wanita ini sepanjang sisa usia gue di dunia. Gue akan menjadi pria paling beruntung.

Tetapi setelah gadis yang gue sayangi dan gue bisa melihat masa depan dengannya itu mengatakan bahwa dia ingin pergi jauh. Semua harapan dan cita-cita gue hancur seketika. Secepat dia membuat gue berharap ada masa depan, secepat itu juga dia menyadarkan gue akan kenyataan yang sesungguhnya.

Hanya ada dua pilihan yaitu membuat dia berkorban atau membuat gue berkorban.

Membuat dia berkorban dengan merelakan keluarganya untuk tetap tinggal di negara ini atau membuat gue berkorban dengan merelakan mama tinggal sendiri di negara ini.

Gue tahu gue akan durhaka jika memilih opsi terakhir. Ga mungkin dan gue juga ga akan tega membuat mama sendirian.

Sebenarnya masih ada opsi terburuk, gue takut opsi ini yang bakalan mungkin terjadi. Semakin terpikiran semakin paling mungkin terjadi yaitu,

Gue melepaskan Yoojung pergi.

"Jun..."

Lamunan gue buyar saat mendapat senggolan dari Yoojung yang sudah kembali dari membantu mama membereskan makan malam.

"Hmm?"

"Anterin pulang, "

"Udah mau pulang?"

Yoojung mengangguk, "Ini udah jam 9 malam."

Gue mengangguk tersenyum seraya beranjak dari sofa.

"Ma, Yoojung pulang ya, "

"Iya Sayang, hati-hati di jalan."

Mama mengahlikan tatapannya ke arah gue, "Bawa mobilnya hati-hati."

"Siap Mama!"

Yoojung mencium tangan mama untuk berpamitan lalu berjalan lebih dulu ke luar rumah sementara gue hanya mengikuti dari belakang cewek itu.

Kami berdua sudah masuk ke Mobil lalu gue menyalakan Mobil kemudian melajukannya.

Gue masih memikirkan kelanjutan hubungan gue dengan Yoojung. Kalimat gue kemarin sudah menyiratkan bahwa gue pengen Kita balikan dan dia ga nolak saat gue cium. Itu cukup jelas kan?

MY EX✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang