6

7.4K 428 8
                                    

Happy reading

•••

Pagi ini Gabriel sudah siap dengan pakaian sekolah nya, walaupun tidak terlihat rapi namun tetap saja tampan. Mimik wajah Gabriel itu selalu mendukung di saat dia memakai pakaian apa pun.

Dengan langkah pelan Gabriel menuruni anak tangga satu persatu, belum sampai Gabriel menginjakkan kaki nya di anak tangga terakhir suara mama nya mampu membuat langkah nya terhenti.

"Ya allah bang! Tumben banget kamu jam segini udah bangun? Mana udah siap lagi,"

Ini masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas, biasa nya Gabriel akan siap jam tujuh lewat namun ini? Astaga sebuah kemajuan yang pesat.

Dengan tangan yang bertumpu di sandaran anak tangga Gabriel berkata, "Salah?," tanya nya dingin.

Seketika raut wajah Resa berubah, "Gak kok bang gak salah, cuma mama kaget aja gitu,"

"Oh— ya udah,"

Dengan acuh nya Gabriel langsung melangkah kan kaki nya ke arah meja makan dan melewati mama nya begitu saja, "Untung anak," gumam Resa sabar dan memilih mengikuti langkah Gabriel ke arah meja makan.

Resa duduk tepat di sebelah Gabriel, dia mengambilkan nasi serta lauk nya ke dalam piring Gabriel, "Habisin bang, jangan sampai ada sisa. Ini mama yang masak bukan maid,"

"Hm," dehem Gabriel.

Tak lama datang lah Renal dengan style kantoran nya, dia langsung saja duduk di sebelah istri nya. Tak lupa sebelum itu dia mengecup pelan pipi Resa.

"Loh? Riel? Tumben kamu bangun nya cepat, terus mana kamu udah siap lagi," kaget Renal sembari menatap Gabriel.

"Gak pa-pa,"

Tak mau membuat suasana kacau, Renal pun hanya diam sembari memakan makanan yang telah di ambilkan oleh istri nya, tak lama Gabriel pun menggeser kursi nya dan bangkit dari duduk nya.

"Riel pamit, assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab kedua nya.

"RIEL HATI-HATI!," teriak Resa kala melihat anak nya sudah jauh.

Gabriel hanya mengangguk di depan teras rumah nya, "Dasar kutub es," cibir kedua orang tua Gabriel saat melihat anak nya yang seperti itu.

Sedangkan Gabriel dia memilih memakai helm full face nya lalu menaiki motor nya, "Huft...," menarik nafas sejenak lalu mulai menjalankan motor nya menuju ke rumah sang kekasih.

Kekasih baru nya siapa lagi kalau bukan Katya, butuh waktu sepuluh menit kini Gabriel sudah sampai di depan rumah Katya. Dia membuka helm nya lalu turun.

Dengan langkah sedikit gugup, Gabriel pun maju ke depan tepat di depan pintu rumah besar Katya dan Gibran. "Shit!! Jangan gugup sialan," umpat nya lalu memencet bel rumah Katya.

Ting...Tong...

"Siapa tuh?," Gibran menatap kedua orang tua nya bingung.

Pasal nya siapa yang mau main dan singgah di jam seperti ini, bahkan ini masih pagi. Atau jangan-jangan tetangga sebelah nya?

"Mama gak tau, coba deh kamu keluar sana lihat,"

"Oke ma,"

Tepat saat Gibran ingin beranjak dari duduk nya, suara Katya sudah menghalangi nya. Dengan tergesa-gesa Katya pun berkata.

"Biar Tya aja, lagian Tya juga mau ambil sepatu Tya di depan rumah,"

"Yaudah deh sana,"

Katya mengangguk lalu berjalan ke depan, dia memang ingin mengambil sepatu nya yang tertinggal di luar semalam.

GABRIEL [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang