27 [End]

5.1K 246 19
                                    

Happy reading

•••

Kini di ruang tamu sudah di penuhi oleh keluarga Katya maupun Gabriel, di sisi lain Katya masih menangis di pelukan sang anak angkat, siapa lagi kalau bukan Venus. Dia terisak dan terus terisak.

"Plis stop don't cry mom. Hati aku sakit denger mama nangis kayak gini," pinta Venus dengan hati yang sakit serta mata yang berkaca-kaca.

"Hiks..., hati mama sakit. Mama gak sekuat apa yang kalian lihat dan pikirkan," isak Katya dengan sesenggukan.

"Ma, jangan cerai bisa? Mama sama papa harus perbaiki hubungan kalian, kalian mau tau gak apa yang di bilang sama kembar pas kalian ucapin kata cerai?,"

Sontak Katya menyeka air mata nya dan menatap Venus, "Maksud kamu apa Venus?,"

Menghembuskan nafas pelan lalu berkata, "Tadi aku, Galang, dan Gilang gak sengaja denger kalian bertengkar. Tadi nya kami pengen ambil buku Galang yang ketinggalan, tapi pas kamu lewat taman, kami malah denger mama sama papa berantem, Galang sama Gilang bilang ke Venus, kalau mereka gak mau kalian cerai...," jeda nya menarik nafas, "Mereka mau kalian tetap bersama, mereka gak mau kayak teman mereka yang nama nya Nara karena punya keluarga yang gak lengkap," jelas nya dengan sedikit sesak di hati.

"Mama egois gak sih? Mama egois gak kalau mama minta pisah sama orang yang sering nyakitin perasaan mama?," tanya nya dengan tatapan kosong dan tangan gemetar.

"Mama gak egois, mama membela hak mama. Tapi mama juga harus mikirin masa depan Galang dan Gilang, mereka masih kecil ma, mereka masih belum mau kehilangan kasih sayang kalian berdua, Venus gak mau mereka ngerasain apa yang Venus rasain dulu,"

"Dulu Venus sering banget di caci maki sama mama dan papa Venus gara-gara Venus bandel, Venus di jauhin teman-teman Venus karena kata nya Venus cuma anak pembawa sial. Venus juga di ledekin teman-teman karena Venus punya orang tua yang gak lengkap, bukan gak lengkap, cuma ya gitu lah. Venus sakit ma, tapi di saat semua orang menjauhi Venus, eh Venus malah ketemu sama mama. Mama orang yang baik, mudah percaya, dan pantang menyerah," ungkap nya dengan segala rasa haru.

Katya bahkan sampai di buat bungkam oleh kata-kata dan cerita Venus, "Venus juga tau papa selingkuh, cuma Venus tutupin. Venus takut mana sedih dan marah, tapi semua gagal ternyata mama tau dengan sendiri nya," ungkap pria itu dengan sedih.

"Kenapa kamu gak mau bilang sama mama Venus? Mama gak masalah, tapi hiks... mama sakit hati hiks... hiks...,"

"Hiks... Mama berharap itu semua cuma khayalan mama, tapi hiks... hiks...," Katya tak bisa melanjutkan kata-kata nya, Venus dengan cepat memeluk Katya, "Jangan sedih ma Venus di sini, mama gak boleh ngambil keputusan dengan perasaan emosi, mama harus bisa tenangin pikiran mama,"

Setelah mendengar apa yang Venus katakan, Katya pun tersenyum di balik tangis nya. Dia menyeka air mata lalu melepaskan pelukan, "Ayo kita ke bawah, mama bakal jelasin semua nya dan mama bakal ambil keputusan yang gak membuat diri mama menyesal," ajak Katya tersenyum manis walau tidak dengan kondisi hatinya.

"Nah gini kan enak ma. Mama nya Venus dan dua G, yang hebat, kuat, dan pintar," bangga Venus memuji Katya.

Katya bangun dari duduk nya dan menarik tangan Venus. Venus menggenggam tangan mama nya dan turun ke bawah, di pertengahan anak tangga langkah mereka terhenti kala melihat Gabriel yang sedang di pukuli oleh Gibran, mata Katya dan Venus sontak membulat, "ABANG STOP!," pekik Katya dengan ekspresi terkejut.

"UNCLE STOP!," bentak Venus yang ikut-ikutan membentak Gibran.

Mereka berdua dengan cepat berlari ke bawah dan melindungi Gabriel dengan cara memeluk nya, "Udah bang stop! Hiks..., stop! Hiks... Hiks...," isak Katya sedih.

GABRIEL [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang