12

4.6K 293 5
                                    

Happy reading

•••

Pagi yang cerah ini Gabriel manfaatkan untuk menemui sang kekasih yang masih terbaring lemah di rumah sakit, memang jika ada waktu luang pasti Gabriel akan selalu menjenguk sang kekasih.

Pria itu keluar dari kamar nya lalu turun ke bawah, belum sampai dia menginjak kan kaki nya di tangga, dari atas dapat ia lihat teman-teman nya yang sedang berkumpul sembari bermain handphone.

Dia menuruni tangga dengan langkah gontai, tepat saat dia sudah turun teman-teman nya langsung saja menyembunyikan handphone mereka masing-masing, "Weh, udah siapa aja lo. Ya udah jadi gak?," Angga berdiri dari tempat nya di ikuti oleh Doni, Zidan, dan Gibran.

Hanya anggukan yang pria itu jadikan jawaban, setelah itu mereka berlima langsung saja jalan keluar rumah mewah milik Gabriel, "Eh! Don! Kok gue kagak pernah lihat lo sama cewek ya," celetuk Angga heran.

"Jangan nyindir Ngga! Gue tempeleng baru nyahok lo!," Doni menatap tak suka kepada Angga.

"Dih baperan lo," ledek Angga.

"Hanya di Indonesia yang orang nya bukan minta maaf, tapi malah bilang baperan. Dasar negara lucu," celetuk Zidan, "Kata-kata tik tok kan lo!," tuding Gibran.

"Anying, tau aja," gumam Zidan yang tak jadi bijak.

Mereka terkekeh mendengar itu kecuali Gabriel, ntah kenapa perasaan pria itu menjadi tak enak apa ada sesuatu? Atau bagaimana? Angga yang melihat itu pun langsung saja melambaikan tangan nya di depan wajah tampan Gabriel.

"Bos,"

"Bos,"

"BOS!," sentak Angga yang kesal karena Gabriel tak mendengar diri nya, bahkan teman-teman nya yang lain pun masih bisa mendengar nya.

"Apa?," sejujurnya Gabriel kaget namun dengan segala sifat dingin nya, dia bisa menutupi itu semua dengan baik.

"Ayo jalan! Ngapain lo bengong? Kayak orang banyak pikiran aja,"

"Emang banyak pikiran kali Ngga, lo mah," timpal Doni yang sedang memakai helm.

Pria itu menghela nafas pelan, lalu mulai memakai helm full face nya dan menaiki motor. "Udah kan?," Gabriel melihat ke arah teman-teman nya.

"Udah," jawab mereka bersamaan.

Tak mau berlama-lama, Gabriel pun langsung saja menancapkan gas nya dan begitu juga dengan yang lain. Gabriel membawa motor dengan kecepatan yang sedikit di atas rata-rata.

Butuh waktu beberapa menit saja kini mereka telah sampai di rumah sakit, mereka memarkirkan motor mereka layak nya seperti memarkirkan motor di markas, Gabriel yang lebih dahulu membuka helm lalu di ikuti yang lain, "Ayo," ajak Gibran yang sudah turun duluan.

Mereka mengangguk lalu masuk ke dalam rumah sakit, dengan langkah pasti mereka berjalan di koridor yang lumayan sepi, "Sepi banget, padahal udah jam segini,"

"Ya iya lah sepi, orang masih jam setengah tujuh, gila aja kalau ramai,"

Gabriel, Gibran, dan Zidan hanya mendengarkan kedua orang yang tidak bisa diam itu bicara, tepat saat sudah sampai di depan ruangan Katya, Gibran pun membuka pintu nya dengan perlahan.

Saat pintu terbuka lebar, tampak lah seseorang yang sedang membekap Katya dengan sebuah bantal, dengan segala rasa marah yang ada di diri Gibran, Gibran pun langsung membentak orang tersebut, "LO APAKAN ADIK GUE ANJING!," nafas Gibran tak beraturan dia benar benar emosi.

Zidan dan Doni menahan tangan orang itu agar tidak kabur, "Lo apain adik gue bajingan!," tanya Gibran dengan intonasi yang lebih dingin.

"G-gak, gue ap-ap-apain kok," elak nya dengan gugup.

GABRIEL [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang