13

4.3K 301 4
                                    

Happy reading

•••

Bulan berganti semakin cepat, kini sudah 6 bulan Katya koma, dan selama itu juga Gabriel selalu menjadi uring-uringan apa lagi ada gangguan dari Friska yang tidak ada henti-henti nya.

Gabriel dan teman-teman nya sudah lulus dari beberapa bulan yang lalu, namun mereka harus terpisah karena Angga dan Doni memilih pergi kuliah di tempat impian mereka. Dan kini hanya tersisa Gabriel, Gibran, dan Zidan bahkan mereka bertiga melanjutkan kuliah di satu kampus yang sama dan jurusan yang berbeda.

Pagi ini terasa berat bagi Gabriel, bayangan-bayangan tentang Katya selalu menghantui diri nya, Gabriel turun dari kamar nya untuk pergi ke rumah sakit. Langkah nya terhenti kala di pertengahan anak tangga, dia menatap benci ke arah Friska yang sedang duduk makan bersama keluarga nya, dengan langkah malas Gabriel menuruni anak tangga.

Tepat saat sudah sampai di depan mama dan papa nya Gabriel pun langsung saja pamit, "Riel pamit, assalamualaikum," dia menyalami tangan kedua orang tua nya.

"Waalaikumsalam, kamu hati-hati ya,"

"Waalaikumsalam, hati-hati nak,"

Gabriel hanya mengangguk lalu keluar dari rumah nya itu, tanpa Gabriel sadari Friska tengah mengikuti nya dari belakang, Resa dan Renal yang melihat itu dari belakang pun hanya mampu menghela nafas panjang.

Mereka sudah berkali-kali mengingatkan Friska tentang Gabriel. Namun tetap saja Friska melanjutkan aksi nya, apa lagi kalau bukan mendekati Gabriel.

Sedangkan di luar sana Gabriel tengah menghela nafas gusar kala melihat Friska yang menghalangi jalan nya, "Minggir!," sentak Gabriel dingin dan wajah datar nya.

"Aku bakal minggir kalau kamu ngizinin aku buat ikut sama kamu," Friska malah seolah-olah sedang mempermainkan Gabriel.

Gabriel yang memang benar-benar jengah dan malas pun hanya berkata, "Terserah," acuh nya.

Dengan riang nya Friska menaiki motor scoopy Gabriel. Dia tidak mungkin membonceng Friska dengan motor kesayangan nya, karena yang hanya boleh naik yaitu gadis nya seorang.

"Ayo berangkat!," girang Friska sembari memeluk Gabriel namun dengan cepat Gabriel menepis tangan Friska yang ada di perut nya.

Pria itu langsung saja membawa motor nya ke arah rumah sakit, dia membawa motor dengan kecepatan sedang. Menghela nafas sabar kala mulut Friska tak berhenti mengoceh.

"Memang kita mau kemana sih Riel? Kamu sok misterius banget sih, tapi jalan nya kayak aku gak asing,"

"Diem aja gak usah banyak omong,"

Dengan patuh nya Friska langsung diam dengan tersenyum manis, dia berpikir Gabriel itu akan menyatakan perasaan nya, dia masih berpikir keras jika Gabriel itu masih jomblo. Dia bahkan tak pernah peduli kala orang tua Gabriel bilang kalau Gabriel sudah mempunyai pacar.

Sesampai nya di rumah sakit Gabriel langsung saja membuka helm nya dan masuk ke dalam, Friska yang melihat itu pun dengan cepat membuka helm nya dan menaruh asal, "Riel! Tungguin kenapa,"

"Ada yang sakit deh kayak nya," gumam Friska kala sudah di samping Gabriel.

"Ada yang sakit ya?," Friska lagi-lagi bertanya kepada Gabriel.

Seperti biasa pria itu hanya acuh, hingga tepat saat sampai di depan sebuah ruangan yang tampak ramai itu mereka berhenti, "Kenapa ramai banget?," gumam Gabriel yang langsung membuka pintu ruangan itu.

Deg...

Tatapan itu, mata itu, senyum itu, dan tawa itu sangat nyata di lihat nya. Dengan langkah pelan Gabriel menghampiri orang itu, bahkan dia tak menghiraukan Friska yang ada di belakang nya, panas di sekujur tubuh nya mampu membuat dia berkeringat dingin.

GABRIEL [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang