19

4K 253 1
                                    

Happy reading

•••

Sekarang Gabriel tengah berada di rumah Katya, dia menatap aneh ke arah Katya, ada apa dengan kekasih nya itu? Sedari tadi perilaku Katya sudah seperti orang dewasa pada umum nya, di satu sisi Gabriel senang namun di sisi lain dia juga khawatir akan kondisi Katya yang tidak fit.

Lihatlah sekarang Katya dengan gampang nya sedang memasak untuk orang rumah bahkan tanpa di bantu oleh pembantu sedikit pun. Gadis itu melarang tegas siapa pun yang membantu nya termasuk para pembantu nya sekali pun.

"Sayang udah ya, badan kamu hangat tau. Kamu tuh lagi kurang sehat, mending istirahat aja ya,"

Gadis itu berbalik lalu mengelus rahang Gabriel lembut, sejujurnya ia merasa lemas dan tak enak badan namun sudah lah dia juga tak mau memanjakan penyakit nya ini.

"Gak pa-pa sayang, kan aku mau sekalian belajar masak yang lain. Kan lumayan ntar kalau aku nikah aku udah bisa masak," Katya mencoba memberi pengertian kepada Gabriel yang sekarang sudah menjadi posesif ntah itu dalam hal apa pun.

"Tapi cepet ya sayang, ingat kondisi kamu juga. Kamu tuh lagi gak sehat, lagian kamu ada-ada aja pakai gak mau di bantuin segala,"

"Aku gak pa-pa Riel, palingan ntar lagi juga sembuh. Oh iya abang dimana ya?," Katya bertanya kepada Gabriel pasal nya abang kesayangan nya itu tidak ada di depan mata nya.

"Terserah kamu lah, kalau masalah abang kamu dia masih ada kelas,"

Memang tadi Gibran masih mengerjakan tugas dari pak Yudi, karena dari minggu lalu Gibran tidak membuat tugas. Gibran juga menyuruh Gabriel agar dia duluan saja menemui Katya dan tak perlu menunggu diri nya karena mungkin akan lama.

"Oh, coba deh telpon abang siapa tau dia udah siap, gak mungkin kan kalau dia belum siap sekarang," titah Katya yang hanya di angguki oleh Gabriel.

"Aku ke sana dulu, mau nelpon abang kamu,"

"Iya,"

Setelah mendapatkan izin kekasih nya Gabriel langsung saja sedikit menjauh dari Katya dan langsung menelpon Gibran.

"Halo,"

"Apaan? Gue lagi di jalan nih,"

"Adik lo nyuruh cepat pulang, dia lagi masak,"

"Ha? Apa? Gue gak denger. Udah dulu ntar lagi gue pulang, bye!,"

Tut...

Telpon mati seketika saja, Gabriel mendengus kesal melihat itu, "Untung lo bakal jadi ipar gue, kalau gak habis lo di tangan gue," gumam Gabriel yang langsung berbalik untuk menghampiri kekasih nya.

PRANG!!!

Suara benda jatuh membuat Gabriel langsung berlari ke arah Katya yang sedang mengemut jari jempol nya, dia menatap tajam darah yang menetes di atas pisau.

"Sayang kamu kenapa sih?," tanya Gabriel panik dan khawatir.

"Aku gak pa-pa, orang aku cuma kena pisau aja kok," dengan gampang nya Katya mengucapkan hal itu.

"Kena pisau aja kata kamu? Ini tuh bisa infeksi kalau gak di obatin tau gak!,"

"Ih gak pa-pa beneran deh suer," ucap Katya mencoba menyakinkan Gabriel.

Gabriel yang mendengar itu hanya menghela nafas sabar lalu mengambil jari sang kekasih, "Tahan," ucap nya lalu mengemut darah sang kekasih yang masih keluar.

Gadis itu tersentak kaget saat melihat itu, dia memberontak untuk melepaskan tangan dari mulut Gabriel. Jujur saja ia salah tingkah dengan tingkah Gabriel yang mendadak sweet seperti ini, "Udah ih lepas! Aku gak pa-pa kok,"

GABRIEL [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang