Kupu-kupu | 17

1 2 0
                                    

Is true that i'm a sinner
But i am not a Liar
Yes maybe i cant be the giver
I just try to be a believer

(Benar aku seorang pendosa, tapi aku bukan pendusta. Mungkin benar aku tak akan bisa memberi, aku hanya mencoba percaya)

(Rianda quotes)

***

Hatiku masih tak karuan rasanya kala meninggalkan Taehyung seorang diri dengan kekecewaannya atas perpisahan kami di pantai kemarin. Aku pun merasakan sakit yang sama, tapi ini yang terbaik.

Bayangkan saja, sudah berapa banyak hati yang tersakiti karena hubungan kami termasuk kami sendiri. Cinta beda kasta dan keyakinan adalah hal paling ironis dalam cinta dan satu-satunya jalan keluar adalah mengalah dan akhiri.

Seperti pepatah, berani jatuh cinta berarti harus siap patah hati. Meski sakit, meski terluka relakan saja, toh semua orang akan mengalami fase itu dalam hidupnya dan sekarang adalah giliranku untuk merasakan pahitnya itu semua. Aku percaya semuanya akan sembuh seiring berjalannya waktu. Seperti goresan luka oleh senjata, akan ada bekas dan sembuh dalam waktu lama. Tapi tetap akan tak terasa lagi sakitnya.

Kau tahu? Melepas orang yang dicintai sama seperti menelan cairan besi panas, sakitnya setara ditinggal mati. Aku hanya berharap Taehyung akan menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya nanti bersama Olivia.

Tak apa jika aku yang kalah, aku sudah terbiasa dengan itu. Entah kenapa aku justru khawatir jika Taehyung tidak melaksanakan tugasnya sebagai suami dengan baik, dan lebih kepada rasa ingin menyakiti dan membuatku cemburu saja. Kasihan Olivia nantinya. Walau perlakuan gadis itu buruk padaku, tapi aku masih perempuan yang memiliki hati. Aku pun akan sedih jika suamiku mencintai wanita lain dan aku tak ingin Taehyung menjadi suami jahat seperti pria hidung belang yang selama ini kutemui.

Kepalaku pening, badanku terasa dingin mengigil sementara suhu tubuhku memanas. Sepertinya aku demam, ah persetan dengan itu!

Segera ku ambil obat penenangku dan menelannya tiga butir agar aku cepat terlelap dalam kedamaian mimpi.

***
Author pov.

Di tempat lain.

Taehyung mengamati kerumuan manusia yang lalu-lalang mendekorasi gedung yang akan menjadi lokasi pernikahannya.

Tinggal menghitung jam saja ia akan menyandang gelar sebagai suami orang, sayangnya mempelai wanitanya bukan gadis yang Taehyung inginkan. Kisah cintanya berakhir tragis semalam, kedua buku tangan yang luka menjadi saksi kandasnya hubungan mereka.

Pada kenyataanya mereka hanya mahkluk lemah yang cepat menyerah dan memilih pasrah. Taehyung hanya diam tanpa bicara dan menyerahkan segala urusan pernikahan ini kepada orang tuanya yang ambisius itu. Biar mereka saja yang mengatur, dirinya sudah tidak peduli dan tidak mau tahu lagi. Hidupnya seakan tak berarti setelah kehilangan Rianda.

Hidup terasa mati! Mati rasa dari cinta.

Taehyung mengalah dan setuju menuruti keinginan orang tuanya, sekalian saja menghancurkan diri! Supaya mereka yang menentang hubunganya dengan Rianda, puas!
Puas telah membuatnya menderita.

"Kak, Kakak suka yang mana bunganya? Lily atau Lisianthus?" sapa Taerin seraya menyodorkan dua buket bunga yang akan dibawa oleh Olivia nantinya.

Taehyung hanya mengamati adiknya tanpa ekspresi.

"Jangan tanya padaku, bukan aku yang akan membawa benda itu." ketusnya.

"Bahkan jika tempat ini roboh atau terbakar sekalipun, aku tidak peduli." imbuhnya seraya meneguk wine untuk yang ke sekian kalinya hari ini.

KuPu kUpU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang