Kupu-kupu|10

6 3 0
                                    

Memilih antara cinta atau keluarga
Sama saja dengan memilih antara
Makan atau bernafas
Tanpa keduanya aku akan mati.

-Rianda-

***

Aku mengerjapkan mataku berulang berusaha menyesuaikan netraku dengan cahaya sekitar, aku berada di tempat yang asing. Ruangan yang didominasi warna putih serta bau khas yang aku kenali, apalagi saat  kulihat selang infus menancap di pergelangan kiriku, siapa yang membawaku ke rumah sakit?

Diandra? Astaga aku pasti merepotkannya.

Kepalaku masih pusing, pandanganku kabur, aku tak menemukan siapa pun di sini.
Aku mencoba bangun dan meraih air putih di atas meja, tapi sebuah tangan lebih dulu mengambilkanya untukku.

Taehyung, Dia di sini? Oh mungkinkah dia yang membawaku kemari?

Dia membantuku untuk minum dengan telaten, lalu mengelus pipiku lembut.

"Aku senang kau sudah bangun sayang, kau pingsan lama sekali! Aku dan Didii sangat khawatir," katanya tanpa melepaskan tanganku.

"Kau mengenal Didi? Bagaimana bisa? Aku tak ingat pernah memberitahumu tentang dia," tanyaku dengan mata memicing curiga.

"Aku tak sengaja bertemu dia di rumah sakit waktu itu," jelasnya,

Aku diam, tapi tak menunjukan ekspresi suka. Tentu saja! Dia bertemu kembaranku dan tak mengatakannya padaku, kenapa? Apa yang dia coba sembunyikan?

"Dimana dia sekarang?" Aku masih sangat lemah bahkan untuk bicara.

Apa yang sebenarnya terjadi kemarin? Kenapa tubuhku serasa remuk dan sampai harus dibawa kesini?

"Dia sedang diperiksa."

Aku mengernyit bingung tentunya. "Apa yang terjadi? Kenapa diperiksa? Apa dia terluka?" Tentu aku sangat khawatir.

Apalagi saat mata Taehyung tampak sedih, aku tahu ada yang tidak beres.

"Apa yang terjadi? Katakan padaku, Taehyung!" Aku mendesaknya dengan suara tinggi yang kupaksakan meski dengan kepala sakit luar biasa.

"Didii, mengalami pelecehan seksual oleh dua orang yang menyelinap masuk ke rumahmu semalam. Sedangkan kamu mengalami overdosis. Sekarang jelaskan kenapa kamu bisa sampai overdosis? Apa kau pengguna narkoba selama ini?"

Aku mengernyit bingung kemudian menggeleng tak percaya dengan yang ku dengar, sebuah kabar yang mengiris hati dan tuduhan tak berdasar dari orang yang kucintai.

Apa ini?

Pandanganku nanar memblur terselubungi dinding bening.

Aku overdosis? Mustahil!

Dan

Diandra diperkosa? Benarkah?

kenapa?

Siapa?

Kapan?

Kenapa aku tidak mengetahuinya?

Bodohnya aku, kenapa aku bisa sampai overdosis? Aku tak pernah menyentuh barang haram bernama narkoba seumur hidupku.

Seketika ingatanku kembali.

Pria itu!

Max dan temannya, pasti dia!

Dia yang memasukan obat terlarang itu ke dalam minuman yang dia berikan padaku.

oh tunggu, atau jangan-jangan dia juga yang telah memperkosa Diandra karena mengira Diandra adalah aku, astaga jika itu benar maka Diandra diperkosa karena kesalahanku!

KuPu kUpU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang