29. konflik batin

686 61 42
                                    

Hinata tidak pernah menduga bahwa hidupnya akan menjadi seperti ini. cobaan dan ujian hidup selalu datang berkali-kali, seakan tanpa henti. Belum selesai masalah satu, datang lagi masalah lainnya. Dan saat ini dirinya sedang berada di titik terendah dalam hidupnya.

Padahal ia baru sejenak mengecap rasa bahagia, namun kini dirinya kembali terjerembab ke dalam lubang duka. Sakit yang lebih parah dari sebelumnya. Hanabi, adik tercintanya telah berpulang ke pangkuan Tuhan kemarin malam. Hal yang membuatnya merasa begitu terpukul.

Seakan abai terhadap kehadiran beberapa pelayat di rumah duka, wanita itu terus saja menangis di pelukan suaminya. Tidak ada isakan, hanya air mata yang selalu mengaliri pipi, membasahi kemeja hitam Naru di bagian dada. Ia tak kuasa menatap pada peti mati Hanabi. Ia benar-benar sudah tidak memiliki saudara sekarang, semuanya pergi mendahuluinya.

"Kuatkan dirimu, Sayang. Hanabi sudah tidak sakit lagi sekarang," bisik Naru di telinga Hinata. Ia tak berhenti memberikan usapan lembut di bahu rapuh nan bergetar istrinya.

Meskipun tampak tenang, namun sebenarnya pria blasteran itu sedang banyak sekali beban pikiran. Semuanya terasa begitu mendadak, bahkan dirinya belum sempat melakukan konferensi pers untuk membersihkan nama sang istri.

Sesuai dugaan, berita tentang peristiwa di pesta pernikahan Sasori memang menjadi trending topik di media sosial. Dan atas semua kekacauan itu, secara pribadi Gaara sudah meminta maaf pada Naru atas nama kakaknya.

"Aku tahu bahwa manusia pendosa sepertiku memang tidak layak mendapatkan bahagia. Tetapi jika ini karma, kenapa harus Hanabi yang pergi? Kenapa bukan aku saja? Kenapa Tuhan seakan begitu senang melihatku hancur?" sambil terisak-isak, Hinata berucap lirih. Suaranya yang bergetar terdengar begitu menyayat hati.

"Sshhh ... jangan berkata begitu. Ketika segala cobaan datang, itu tandanya Tuhan begitu mencintaimu. Kau harus selalu ingat, masih ada aku," ucap Naru yang justru membuat Hinata semakin tergugu.

Pria itu memilih membawa Sang istri pada kursi terdekat, duduk berdua di sana masih dalam posisi saling mendekap. Melihat wanita yang ia cintai tampak begitu rapuh, ia pun turut merasakan pedihnya. Ia kembali memberikan sentuhan di punggung, mencoba menenangkan.

Dan di detik itulah Sakura datang. Sosok ramping itu perlahan mendekat ke arah Naru dan juga Hinata, menutup mulutnya tak percaya ketika ia melihat peti mati Hanabi. Wajah cantik nan pucat gadis kecil itu mampu ia lihat dari tutup kacanya. Ia menggeleng, ia benar-benar terkejut saat menyadari bahwa sosok itu benar-benar sudah tiada. Ia memang beberapa kali mengunjungi adik sahabatnya itu.

Setelahnya, ia segera menuju Hinata. Menatap wanita itu dengan tatapan sendu. "Nat ...."

Merasa dipanggil, Hinata segera mengangkat wajahnya. Saat ia menemukan presensi Sakura, di detik itu ia bangkit berdiri kemudian memeluknya. Kencang sekali.

Dari posisinya, Naru hanya mampu menatap haru pada interaksi mereka. Melihat keduanya kembali akur, ia sedikit menghela napas lega.

"Hana, Ra ... Hana sudah pergi. D-dia meninggalkanku. K-kenapa ... kenapa dia begitu tega? Padahal dia satu-satunya keluargaku yang tersisa." Hinata mengadu diwarnai sedu sedan, sedangkan Sakura tampak memberikan belaian lembut di punggungnya, berusaha menguatkan.

"Kamu kuat, Nat ... aku mengerti bagaimana perasaanmu. Semua sudah menjadi suratan, dan kita harus berusaha menerima. Ikhlaskan Hana, dia berhak bahagia."

Tak terduga, Hinata melepas pelukannya tiba-tiba. Ia menggeleng kencang menatap Sakura. Kedua matanya tampak basah dan memerah.

"Tidak. Tidak mungkin itu Hana. Adikku pasti masih ada di rumah sakit." Hinata tersenyum ganjil saat menunjuk peti mati tak jauh dari posisinya. "Ini semua pasti hanya mimpi. Ra, tolong tampar aku. Tampar aku agar aku bangun dari mimpi buruk ini." ia meraih kedua tangan Sakura, menampar-namparkan sendiri ke wajahnya. Sementara itu, wanita dengan rambut yang dicat merah muda itu begitu bingung harus merespons seperti apa.

Kiss The Pain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang