7. tak sesuai harapan

473 96 45
                                    

Naru berlari tunggang langgang setelah turun dari mobilnya yang ia parkirkan sembarangan di halaman luas rumahnya. Perasaan cemas itu seakan tak mau hilang sebelum ia bertemu secara langsung dengan sosok Kakashi, sang ayah angkat. Meskipun ia sering kesal pada pria itu, namun pada kenyataannya ia begitu menyayanginya.

Tentu Naru memiliki alasan yang begitu kuat ketika ia merasa khawatir secara berlebihan begini. Kakashi adalah seseorang yang tadi meneleponnya ketika ia dan wanita bernama Hanako hendak menuju ke 'menu utama', sehingga membuat dirinya urung menghabiskan malam bersama 'Sang primadona'. Meskipun pada awalnya enggan, namun setelah Naru mengangkat panggilan itu, ia seakan mendapatkan serangan jantung secara tiba-tiba.

Bagaimana tidak? Dengan suara yang terdengar lemah, ayah angkatnya itu berkata bahwa ia sedang sakit keras. Sebagai seseorang yang sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, tentu Naru tidak ingin kembali kehilangan orang yang ia sayangi. Ia mengebut bagai orang kesetanan tadi, untung saja jalanan sedang lengang karena memang sudah memasuki waktu tengah malam.

Dengan napas terengah-engah, Naru membuka pintu rumahnya dengan tergesa. Tetapi, langkahnya seakan dipaku di tempat ketika kedua matanya mendapati sosok seorang pria perlahan turun dari tangga melingkar yang menghubungkan lantai dua. Raut cemas itu berubah datar seketika.

"Kau tidak akan mungkin pulang jika Ayah tidak menyuruhmu. Sudah melupakanku, hm?" suara berat itu teralun begitu ringan seiring kaki-kakinya menapaki setiap anak tangga ke bawah dengan santainya, seakan tak berdosa. Ah, jangan lupakan senyumannya yang terasa begitu menjengkelkan bagi Naru.

Dia adalah Kakashi Uzumaki, pria berusia kepala empat yang bergelar sebagai ayah angkatnya itu terlihat segar bugar, tak seperti apa yang dia ucapkan ketika di telepon. Hal tersebut tentu saja membuat Naru kesal bukan kepalang. Padahal ia sudah berkendara bagai orang yang tidak sayang nyawa, tapi apa yang ia dapatkan?

Hell, Kakashi hanya mengerjainya!

Jika semua itu hanya prank, sumpah, itu sangat tidak lucu!

"Dari yang kulihat, kau tampak baik-baik saja. Tidak terlihat sedang sakit seperti apa katamu." Naru menaikkan salah satu sudut bibirnya seraya melipat lengan di dada. Ia tampak menahan emosinya.

"Sebenarnya Ayah hanya ingin kau pulang ke rumah. Ayah kesepian," aku Kakashi. Ia berbicara sambil menatap mata biru putra angkatnya, semakin mengikis jarak pada sosok yang menjulang tinggi itu ketika sudah menginjak lantai dasar. "Aku memiliki seorang putra, tapi merasa seolah menjadi orang tua yang hidup sebatang kara."

Mendengar ungkapan hati sang ayah angkat, amarah Naru turun seketika. Ia memejamkan mata lalu menarik napas dalam-dalam untuk mendinginkan kepalanya. Jujur saja, jauh dari dalam lubuk hatinya pria pirang itu merasa bersalah juga. Ia memang jarang sekali pulang ke rumah, namun bukannya tanpa alasan yang jelas.

"Okay, aku minta maaf. Karena terlalu sibuk, aku jadi sedikit mengabaikanmu," ucap Naru. Ia kembali membuka mata, menatap tepat pada iris mata ayahnya yang kini sudah berdiri tepat di depannya. "Tapi, kumohon Ayah mengerti, ini tuntutan pekerjaanku. Aku sibuk bekerja."

Namun, Kakashi justru mendengkus setelah mendengar penjelasan dari Naru. Sudut bibir pria itu mengukir senyum sinis ketika melirik ke pria pirang itu. "Sibuk bekerja atau sibuk mengencani jalang?"

"!"

Tubuh tegap Naru menegang sempurna ketika pertanyaan menohok itu teralun begitu lancar dari mulut sang ayah angkat. Bagaimana pria itu bisa tahu?

"Jangan kau kira Ayah tidak tahu apa yang kau lakukan di luaran sana, Naru." Kakashi berucap dengan tatapannya yang menajam, seakan ia tahu apa yang sedang pria di depannya pikirkan.

Kiss The Pain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang