-Louis POV-
"Tuan muda, anda sudah bangun? Ini sudah pagi, sudah saatnya anda untuk berangkat kesekolah. Tuan muda??" terdengar suara seorang perempuan paruh baya didepan pintu kamar sambil mengetuk pintu kamarku. Suara yang berhasil membangunkanku dari dalam alam mimpi indahku. "Arraso, aku sudah bangun" sahutku dari dalam selimutku. Lalu terdengar langkah kaki yang mulai menjauh dari kamarku.
Aku menyibakkan selimutku, dan berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan rutinitas pagiku. Perkenalkan aku Choi Louis, ya aku blasteran Korea-Prancis dan seorang pelajar di Hannyoung High School. Banyak orang lain bilang, aku memiliki wajah yang tampan dan aku mengakui itu. Tetapi ada satu hal yang mereka tidak ketahui, aku gay. Mungkin aneh, seorang pria tampan seperti bisa menjadi gay. Tapi itulah kenyataannya dan kedua orang tuaku sudah mengetahuinya 1 tahun lalu.
Aku berjalan keluar kamar, menuruni tangga untuk menuju keruang makan. Dari jauh sudah terdengar suara orang tuaku yang sedang mengobrol. Tanpa membuang waktu aku menghampiri mereka berdua.
"Morning eomma, Rex" kukecup kening ibuku sekilas dan duduk dikursi didepannya. "Morning nak, bagaimana tidur mu nyenyak?" tanya ibuku dengan senyumnya yang cantik itu. "Ya begitulah" sahutku sambil mengoleskan selai kacang ke rotiku. "Louis, aku mengizinkanmu untuk membawa mobil lagi. Tapi ingat jangan sampai kamu melakukan hal-hal yang bisa membuat Hye-Jin khawatir" ucap laki-laki yang duduk disebelah ibuku. "Ya Rex, tenang saja. Aku sudah dewasa aku tau mana yang benar dan salah." Sahutku sesudah aku menghabiskan sarapanku.
"Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik eomma" aku berdiri dan mengecup kening ibuku sebelum berangkat. "Ya tentu sayang, hati-hati dijalan" jawab ibuku sambil tersenyum kearahku. Aku hanya menganggukan kepala dan berjalan keluar untuk berangkat kesekolah. Jarak antara rumahku tidak terlalu jauh, tapi aku terlalu malas untuk berjalan kaki. Aku mengendarai mobil kesayanganku Zenvo ST1 yang berwarna silver. Dan tak cukup lama untuk sampai disekolah.
Saat aku keluar dari mobil, banyak pasang mata yang melihatku takjub. Sudah bukan hal yang jarang ini terjadi, karena sudah kubilang bukan aku memiliki wajah yang tampan ditambah dengan aku mengendarai mobil ke sekolah. Aku tidak terlalu memperdulikan pandangan mereka, aku terus saja berjalan ke dalam sekolah melewati beberapa orang yang terus melihatku takjub. Aku berhenti di depan loker ku, dan tebak apa yang kutemukan saat aku membukanya. Sebuah surat berjatuhan dari dalam lokerku.
"Ck benar-benar membosankan" ujarku sambil membuang surat-suratnya dari dalam lokerku dan mengambil beberapa buku yang harus kuambil. Walapun aku bisa dibilang anak yang cukup nakal tapi aku masih pintar di sekolah. Dan mendapat peringkat pertama disekolah ini. Lihat bukan, benar-benar hidup yang membosankan. Aku menutup lokerku dan hendak menuju keruang kelasku. Namun aku terhenti karena mendengar alunan piano dari ruang musik yang kebetulan aku lewati.
"jarang sekali ada yang memainkan piano dipagi hari begini. Tapi lagu ini, lagu yang indah. Aku tak pernah mendengarnya sebelumnya" batinku dalam hati. Karena terlalu penasaran akhirnya aku memutuskan untuk melihat siapa yang memainkan piano itu.
- Donghyuk POV-
Aku melihatnya keluar dari mobil miliknya. Tampan. Itu yang pertama kali kufikirkan tiap aku melihat wajahnya. Memang cukup aneh ada orang setampan dirinya, tapi hal aneh lain lagi aku bisa menjadi seorang stalker karena dia.
"Yak Lee Donghyuk" seseorang berteriak dan menepuk bahuku. Aku menoleh melihat siapa pagi-pagi yang sudah membuat keributan. Dan benar saja, siapa lagi kalau bukan si alien Kwang Soo. "Aish, bisa tidak kau jangan berteriak sehari saja di dekatku. Itu benar-benar membuatku terganggu alien" aku memasang death glare yang hanya dibalas dengan senyum tanpa dosanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurts {BoyxBoy-LGBT}
Non-FictionAku mendengar suara dentingan piano dari ruang musik. Merdu! itu yang kufikirkan. Saat aku melihat siapa yang memainkan piano tersebut, aku terpeson amelihat mata hitam lekat miliknya. Dia bahkan lebih indah dari sebuah lukisan, dan bahkan lebih se...