tujuh

3.5K 549 23
                                    

Jungwon kini tengah duduk sambil meminum colanya. Baru saja selesai latihan dia niatnya mau ijin dengan saboeumnya untuk ijin mengundurkan diri dari perlombaan.

Alasannya? Jay ngajak pergi buat nemuin neneknya pas hari itu.

Gila bukan?

Engga sekali dua kali Jungwon ngerelain lombanya cuma buat nemenin Jay ketemu sama neneknya. Bahkan dia nyaris keluar dari ekskulnya hanya sekedar menemani Jay.

Entah lah siapa yang bodoh antara dua orang ini. Jay yang ga paham sama kondisi Jungwon atau Jungwon yang terlalu menuruti permintaan Jay.

"Oh! Sabeoum!" Jungwon beranjak dari duduknya lalu lari menghampiri sabeoumnya.

"Iya?"

"Ini.." Jungwon menyodorkan kertas berisi ijin pengunduran dirinya.

Ga. Jungwon engga menulis alasan "tidak bisa ikut karena menemani Jay pergi". Bukan kok.

Dia selalu menulis alasan mau keluar kota menjenguk neneknya.

"Tolong jangan berbohong lagi Je. Sabeoum tau kamu kemana."

"Eoh?" Jungwon tersentak pelan.

"Kamu selalu bilang harus menjenguk nenekmu bukan? Kenyataannya kamu pergi sama Jay. Orang tuamu bahkan tidak tau kalau kamu selalu mengundurkan diri Je. Tolong jangan berbohong lagi ya? Kasihan orang tuamu."

Jungwon merasa bersalah.

Iya, dia tidak memberi tahu masalah ini ke orang tuanya. Dia cuma bilang ke Sunoo, dan Sunoo pun tutup mulut perihal ini.

Tapi kalau seperti ini, apa yang mau disembunyikan?

"Baik sabeoum Jean minta maaf." Jungwon membungkuk 90°.

"Minta maaf sama orang tuamu. Jangan sama saya, saya ga ada hak buat ini."

Sabeoumnya hanya menepuk bahu Jungwon lalu meninggalkannya seorang diri.

Ok, jadi bagaimana caranya bilang ke Jay?

.

"Takut.." Jungwon mengintip Jay yang tengah berbincang didalam kelas Heeseung.

Jungwon lebih takut sama respon Jay ketimbang respon orang tuanya nanti. Entah lah, Jay sebelumnya belum pernah marah sama dia.

Kalo habis ini dia marah gimana?

"Aksa? Ngapain?"

Jungwon kaget reflek mundur 2 langkah saat tiba-tiba Jay ada didepannya.

"A-anu.. hehe itu.."

Jay mengangkat satu alisnya. Dia melirik Jungwon yang sedang salah tingkah sambil mengibas-kibaskan amplop ditangannya.

"Udah ijin sama gurumu tuh?" Jay mengambil amplop yang ada ditangan Jungwon dengan lembut.

Jungwon panik sendiri, berusaha merebut amplop yang Jay ambil.

"Apa sih kenapa?? Aksa kenapa hm?"

Jungwon tambah panik, nada biacara Jay berubah. Jay mulai menekankan beberapa kata-katanya.

Haruskah Jungwon jujur?

"A-aksa ga bisa nemenin pergi ke rumah neneknya Dimas, sabeoum udah tau kalo aku bohong. T-tapi Dimas jangan marah ya please? Aksa ga tau kalo sabeoum bakal tau masalah ini.. maaf.."

Jungwon mengedarkan pandangannya ke sembarang arah, berusaha menghindari tatapan Jay.

"Gapapa kok, Dimas juga udah ada temen buat pergi kesana. Aksa semangat ya buat lombanya?"

Jay mengusap kepala Jungwon sambil tersenyum manis.

"O-okey, aku pergi ya? Mau kumpul sama anak-anak ekskul."

Tanpa menunggu jawaban dari Jay, Jungwon langsung berlari entah kemana.

Bohong. Dia udah selesai sama kegiatan ekskulnya.

Dia cuma.. bingung.

Bukannya nenek Jay susah percaya sama orang lain lagi selain Jungwon?















Tbc.

Happy 1,1k readers + rank 1 on jaywon (༎ຶ ෴ ༎ຶ). Aku shock pas buka wp terus liat ini..

Makasih ya, makasih banget udah mau baca cerita yang kian chapter makin gaje ini ):

Maaf aku telat up lagi, kemaren aku ketiduran pas lagi nungguin editan hiks.

DIMSA || JAYWON [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang