enam belas

2.8K 440 34
                                    

Hari ini hari dimana Jungwon beserta siswa dan siswi lainnya berangkat menuju ke kebun yang ada di daerah Ungaran.

Jungwon akhirnya benar-benar pindah ke timnya Sunghoon dan terpaksa teman satu tim Sunghoon pindah ke timnya Jay.

"Tes-tes nah, ekhem.. selamat pagi semua? Apa kabar kalian hari ini? Jangan jadi sad boy atau sad girl ya, karena kita mau berkebun! Ayo tepuk tangan dong!"

Hening..

Tak ada yang menjawab seruan pembimbing mereka. Membuat sang pembimbing menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kalian ga asik ah." Langsung duduk lagi ditempatnya.

"Ih bapak kok gitu sih, ayo lanjut nih Sean tepuk tangan! AYO TEPUK TANGAN IH!" Sunoo bertepuk tangan dengan keras membuat yang lainnya mengikuti tingkahnya.

"Hahah oke, sekarang kita bagi dulu ya tugasnya. Kalian liat name tag kalian itu?"

Semua siswa dan siswi yang ada didalam bus reflek melihat name tag mereka.

"Disitu ada nomor. Nah nanti per nomor kita udah kasih tugasnya, paham ya? Ok yang dapet nomor satu siapa aja?"

Jungwon langsung tunjuk tangan dan melihat ke barisan belakang. Tidak ada yang tunjuk tangan. Lalu dia melirik ke barisan depan.

Jay

Satu tugas dengannya.

"Okey, Jay sama Jean nanti tugasnya..."

.

Bus sudah sampai, bahkan beberapa siswa dan siswi sudah berpencar untuk melakukan tugasnya. Sisa lah Jungwon, Sunoo, Ni-Ki, dan Jay yang masih bersi tegang.

"Gua udah bilang kan?" Tanya Sunoo dijawab deheman pelan dari Jungwon.

Jungwon tau Sunoo tidak salah, lagian harusnya dia mendengarkan perkataan Sunoo. Jika awalnya satu tim dengan Jay, Jungwon ga akan satu tugas dengannya.

Tapi Jungwon keburu ngambek.

"Dah lah kak Se, buruan ntar pembimbing marah-marah kalo tau kita masih disini." Ni-Ki menarik Sunoo pergi.

Sisa lah mereka berdua dengan perasaan gengsinya masing-masing.

"Jadi? Mau berangkat kapan?" Lirik Jay.

"Hhh yaudah ayo."

.

Jungwon mengambil tunas pisang sambil di ikuti Jay dari belakang.

"Baru tau bentuk tunas kayak gini." Ucap Jungwon polos membuat Jay tersenyum.

Tak lama Jay meninggalkan Jungwon sendirian. Dia mau cari sekop biar tangannya dan tangan Jungwon tidak terlalu kotor. Sekalian mau cari air buat nyiramnya.

"Dim, ini gimana Aksa ga pah.. DIMAS KEMANA DIM IH DIMASSS HUEEE"

Jay tersentak hingga terpeleset saat mendengar suara teriakan bercampur rengekan Jungwon. Jay akhirnya berlari dengan tergopoh membawa peralatan yang diperlukannya tadi.

"Huh huh, sa? Kenapa?"

Yang ditanya malah nangis dengan posisi jongkok dengan muka yang merah menatap lawan bicaranya.

"Sa?! Kok nangis? Kenapa??" Jay melempar peralatannya sembarang arah lalu menenangkan Jungwon.

"Takut.. jangan pergi.." lirih Jungwon.

"Dimas tadi ngambil peralatan loh sa astaga."

"Ya harusnya bilang dong!" Jungwon reflek mendorong Jay hingga Jay tersungkur.

Jay sabar.

"Iya udah maaf ya? Yaudah sekarang buruan ngerjain ini ya?" Tawar Jay di balas anggukan Jungwon.

Disaat Jungwon dan Jay tengah sibuk menanam pohon pisang. Chaeryeong datang sambil membawa bingkisan kecil berwarna biru.

"Jay! Sini!!" Chaeryeong melambai-lambaikan tangannya menyuruh Jay mendatanginya.

Jay melirik Jungwon sebentar. Muka Jungwon mulai tidak enak, lebih suram daripada tadi pagi. Mau tak mau Jay berjalan mendekati Chaeryeong.

"Wah apa ni?" Tanya Jay melihat ke arah bingkisan yang dibawa Chaeryeong.

Chaeryeong tersenyum.

"Hadiah nih!"

"Hadiah apa?"

"Anniv! Semoga suka ya, bye Jay!" Setelah berbicara seperti itu Chaeryeong pergi meninggalkan Jay yang tersenyum menatap bingkisan di tangannya.

"Lain kali kalo pacaran lihat tempat dong. Oh iya, ini udah kelar semua tinggal bilang ke pembimbing. Lu pacaran aja gapapa, have fun ya Jay!"

Jungwon berjalan meninggalkan Jay yang terpaku karena omongan Jungwon barusan.

Mau sampai kapan?


























Tbc

Aahajsjsk maaf, aku lupa kalo masih ada work di WP, gegara stress mikir tugas puisi nih jadi lupa😭
Btw, good night semua~

DIMSA || JAYWON [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang