》》》
Sesya mengambil nafas dan membuangnya kasar. Jari tangannya terulur hendak membuka pintu. Bagaimana pun ia harus menanggung akibatnya. Ya, benar.
Cliiik
Pintu mulai terbuka menampakkan sosok seorang wanita yang seusia dengan Sesya. Mata birunya mengabsen setiap bentuk tubuh yang menjulang lebih tinggi sedikit, itu pun karena high heels yang digunakan. Ya, walaupun hanya beberapa senti saja.
Sesya menyengit bingung, seragam yang ia gunakan semua hitam hanya saja baju dalam berwarna putih. Rambutnya lurus diikat, padahal lebih bagus apabila digerai. Namun, ia tampak elegan, cantik dan muda.
“Maaf Nona, saya mengganggu pagi Anda,” katanya mengembang senyum.
Sesya hanya membalas dengan senyum. Tidak mungkin wanita itu istrinya Galen. Lebih tepatnya, dia anak buah yang diutus oleh bosnya.
Memangnya siapa Galen?
“Mulai dari sekarang, saya adalah asisten pribadi Nona,” katanya mengambil nafas dan kembali berkata, “semua kebutuhan yang Nona perlukan, sayalah yang mengurusnya.”
Apa-apaan ini, kenapa jadi begini? tanya Sesya dalam hati.
“Maaf, nama Anda?” tanya Sesya.
“Saya Enma, Nona,” jawabnya.
“Jangan panggil aku dengan sebutan seperti itu, Sesya panggil itu saja,” kata Sesya tersenyum.
“Maaf Nona, tapi Anda adalah atasan saya,” ujarnya menunduk lebih dalam.
“Tidak, kita seusia jadi panggil saja namaku dan jangan pernah menundukkan kepala saat bersamaku,” ucap Sesya memajukan bibir bawahnya ke depan.
“Tapi No—“
“Mulai sekarang kita berteman,” potong Sesya menarik wanita yang baru saja ia kenal memasuki lebih dalam apartemen tersebut.
Bagi Sesya, Enma adalah orang baik, ia merasa nyaman meski baru saja saling kenal.
Tanpa disuruh, Enma membereskan kekacauan yang diperbuat Sesya semalam. Jangan salahkan dirinya yang tidur sangat nyenyak hingga membuat kasur berantakan.
Sesya memasukkan diri ke ruangan yang akan menyegarkan tubuhnya kembali. Ya, dia harus mandi barulah ia akan bertanya banyak hal pada Enma nanti.
Tidak butuh waktu lama, Sesya kembali dengan handuk putih yang melilit pas di tubuhnya nan putih. Kamar yang beberapa menit ia tinggalkan sudah sangat rapi, tapi kemana perginya Enma?
Sesya menggeleng, bukan itu yang ia cari sekarang tapi pakaian. Ya, apa yang harus ia kenakan. Apakah ia hanya akan memakai handuk seharian. Sangat aneh.
Ia melangkah menuju lemari yang semalam ia buka. Hanya ada satu kemeja putih di dalamnya. Itu pun sudah kotor karena dipakai semalaman.
Saat pintu itu terbuka, mata Sesya membulat terkejut. Sejak kapan ada perlengkapan wanita di sini. Semuanya lengkap memenuhi lemari tersebut. Apakah Enma yang melakukannya?
Tidak peduli, Sesya menyentuh setiap pakaian yang ada di sana. Matanya kembali membulat dengan mulut terbuka. Gila, harga baju ini sangat tidak disangkah. Semuanya barang branded dengan harga yang wau. Apakah itu semua miliknya?
“Sekaya itukah pria bernama Galen itu?” tanya Sesya.
Sesya buru-buru mengambil satu dress dan memakainya. Ia mengamati pantulan dari cermin, sangat pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory as a curse (HIATUS)
Fantasy》ON GOING《 FOLLOW SEBELUM MEMBACA AWAS KETINGGALAN Di kehidupan sebelumnya, dua pasang kekasih yang saling mencintai harus terpisah karena kesalahan sang pria. Keteledoran pemimpin suatu kaum membuat Queen yang tak lain istrinya dibunuh dengan tragi...