KABUR

11 4 13
                                    

Enma bernafas lega karena Sesya tidak melakukan hal yang nekat. Ia kembali membereskan kekacauan yang diperbuat Sesya.

Sedangkan Sesya di dalam kamar mondar-mandir memikirkan sesuatu. Rambutnya yang tadi diikat sudah tergerai bebas seperti biasa.

Sebuah senyum terukir di bibirnya dan memutar badan. Ia mulai melaksanakan apa yang terpikir di kepalanya.

》》

Suatu keberuntungan karena Sesya berhasil keluar dari kamar apartemennya. Ia melihat lorong yang terdapat beberapa bodyguard. Ya, walau tidak seberapa namun akan menyulitkan Sesya untuk keluar dari gedung tersebut.

Ia berjalan dengan pelan hingga semut saja tidak mendengar langkah kakinya. Ya wajar, mana ada di gedung semewah ini ada semutnya.

Entah bagaimana caranya, Sesya berhasil keluar dari gedung tersebut. Tanpa sengaja ternyata ada sebuah pintu yang langsung menghubungkannya ke luar. Mungkin itu adalah jalan pintas saat ada musuh mengepung tempat itu. Rencana yang menarik dan kreatif.
Sesya tersenyum puas, sekarang ia benar-benar berada di luar. Menghirup udara yang melintas di penciumannya. Tidak terlalu ramai, benar-benar sunyi.

Sesya menjauhi tempat tersebut sebelum ia tertangkap dan malah dibunuh karena ingin kabur. Lihatlah, bahkan ia tidak memakai alas kaki. Apa boleh buat, yang terpenting bisa terbebas.

Matanya menyusuri setiap jalan yang kini sudah ramai. Akhirnya dia telah tiba di pusat kota. Ia sempat bertanya nama kota ini. Dan itu tidak begitu jauh dari rumahnya.

Awalnya Sesya berencana untuk memancing Galen agar menemuinya. Tapi hal itu diurungkan, ia lebih memilih kembali pulang. Mungkin Karnia sang ibu akan menerimanya dan sudah berubah. Mungkin saja.

Sesya menyentakkan kaki polosnya saat ia tersadar bahwa tidak ada sedikit pun uang di tangan. Bagaimana cara dia bisa pulang. Jalan kaki tidak akan mungkin, tapi apa boleh buat yang terpenting bisa pulang.

Netranya menyelusuri setiap tempat, kali ini sudah menjauh dari keramaian. Orang-orang yang berjalan bisa dihitung dengan tangan. Tempat apalagi ini, Sesya memutar bola matanya.

Tubuh yang mulai dibasahi keringat dengan raut wajah menunjukkan satu kata, lelah. Bahkan, kakinya terasa lecet tanpa alas.

Seseorang baru saja menabraknya sampai linglung hingga terjatuh. Rasa silu di lutut digantikan dengan bayangan kematian.

《 "Ibu aku ingin ikut ke gedung tinggi itu," rengek seorang bocah laki-laki yang kiranya berumur lima tahun.

"Tidak!" tolak ibunya lantang.

"Tapi gedung itu sangat besar dan aku ingin pergi ke sana, Ibu," katanya menunjukkan raut penuh permohonan.

"Ibu hanya pergi sebentar Nikel, tetaplah di sini," kata sang ibu.
Wanita berkepala satu itu meraih tas hitamnya dan melenggang pergi. Bocah kecil bernama Nikel itu mengikutinya diam-diam.》

"Maaf!" Suara pelan namun terdengar di pendengaran Sesya.

Ya, Sesya kembali tersadar dengan dunia nyata. Ia melirik pemilik suara tersebut. Betapa terkejutnya saat ia melihat bocah laki-laki yang diketahui bernama Nikel.

Tanpa disuruh, Nikel membantu Sesya berdiri dan di saat bersamaan bayangan itu kembali menguasai dirinya.

《 "Jangan bermain-main dengan keluarga Jelaric, mereka bisa saja melakukan hal yang nekat," kata seorang pria di sana.

"Tapi kita sudah terlanjur menipunya dan lihat hasil di depan mata kalian," ujar ibu Nikel menunjuk taburan uang di atas meja besar.

Uang itu tidak sedikit, dengan menipu keluarga Jelaric mereka mendapatkan semua itu. Ada sekitar sepuluh orang dewasa di dalam ruangan tersebut. Hanya Nikel seorang anak kecil yang melihat pertikaian mulut antara orang-orang itu.

Seorang pria di antara mereka menggenggam erat ponsel yang masih menyala. Ia baru saja mendapatkan pesan dari seseorang.

"Kita telah dijebak." Sontak semua orang syok mendengarnya.

Tidak salah lagi, mereka semua akan tamat di tangan Jelaric.

"Ibu." Terdengar suara Nikel mulai gemetar.

Ibu dari anak itu bertambah terkejut saat melihat putranya berada di tempat yang sama. Nikel keluar dari tempat persembunyian dan bencana itu pun terjadi.

Duaarrrr

Ruangan itu seketika meledak menghanguskan setiap isinya. Hanya bagian ditempati orang-orang tadi saja. Pengeboman yang sangat direncanakan hingga menghilangkan nyawa dalam sekejap.》

"Aku harus pergi sekarang, sekali lagi maafkan aku, Kak," lirihnya.

Sesya tersentak kaget dengan barusan yang ia lihat dan suara Nikel yang menyadarkannya.

Nikel mulai berlari menjauhi Sesya. Dapat terlihat gedung yang sama, tempat di depan ia berdiri hanya berjarak beberapa meter saja.

"Nikel tunggu!" teriak Sesya menyuruh bocah itu berhenti.

Nihil, ia terus berlari memasuki pintu utama. Saat hendak mengejar, seseorang mencekal tangannya.

"Benar Tuan, kami akan melakukan yang terbaik untuk bisnis ini, Anda tenang saja." Seorang pria menunduk hormat dan berjalan keluar.

Tidak lama setelah itu, datang lagi orang baru. Ia membawa sebuah rekaman video untuk diperlihatkan pada atasannya.

"Suruh orang-orang kita mengirimkan uangnya segera!" Perintahnya menampilkan raut senang.

Hanya hitungan jam, ia sudah berpindah tempat lagi.

"Lihat apa yang akan didapatkan dari penghianat sampah tidak berguna itu." Senyum khas miliknya terlihat sangat mengerikan.

Setelah menyuruh anak buahnya memasang peledak di tempat yang telah di siapkan ia mengirim banyak uang ke tempat itu. Tidak menunggu waktu lama, sasaran mendekati umpan.

Ia mengetik sesuatu di benda tipis miliknya dan tersenyum gila. Hanya hitungan saja, dari luar dengan jelas api menyembur di cermin-cermin sebuah ruangan dari gedung tersebut. Bunyi peledak dan pecahan kaya terdengar memekakkan telinga.》

Sesya tersadar dan merasa mual dengan hal-hal yang barusan dilihatnya. Ia segera melihat siapa yang menghentikan serta membunuh orang-orang tersebut.









"Kau ..." jerit Sesya tertahan.

































Bersambung

》》》》》》》》》》》》》》》》》

Hoallah kembali lagi bersama Lia.
Selamat malam minggu ya😄

Kira-kira siapa yang menghentikan Sesya?
Tentu, jawabannya ada di bab selanjutnya
Jangan sampai ketinggalan!



Tekan bintang di pokok kiri bawah ya!😊


Note : 《Kata yang dimiringkan merupakan bayangan yang dilihat oleh Sesya Metalica》

06 Desember 2020
Lia

Memory as a curse (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang