MENGINAP

13 3 28
                                    

Yuhu😄
Lia hadir kembali😊
Oh ya, sekarang tanggal berapa?
25 November 2020😄
Hari apa ayo?😍
Yeah

🎊Selamat Hari Guru Nasional🎉

Meski pun di masa pandemi, peran guru akan tetap berkesan ya gaes😍
Hufs, semoga bisa cepatan sekolah normal seperti dulu ya. Biar bisa ketemu ibuk-ibuk cantik, garang, ganas😂 dan bapak-bapak ganteng (hoho)

Cukup itu aja😅
Lanjut

Selamat membaca😘






》》》》


"Nona, apakah Anda sudah membaik?” tanya suara berat milik Galen.

“Ah ya, bisakah aku menumpang di rumahmu?” tanya Sesya tanpa berpikir panjang.


Sesya dapat melihat wajah datar Galen yang sedari tadi ia tunjukkan. Meskipun begini, ia masih terlihat tampan.

“Maafkan aku Tuan, malam ini saja,” mohon Sesya memejamkan mata.

“Aku tersesat, ya benar,” kata Sesya membuka matanya.

Tapi kali ini Galen tidak lagi berdiri di tempat tadi. Ia benar-benar pergi meninggalkan Sesya.

“Kau akan menunggu pria tadi menuntaskan aksinya, tetaplah di situ,” kata Galen yang tetap berjalan.

Sesya melihat sekitar dan menggeleng hingga akhirnya berlari menghampiri Galen. Ia hanya mengekori pria itu dari belakang dalam diam.

Malu, itulah yang dirasakan Sesya saat ini. Jatuh sudah harga dirinya sebagai wanita.

Bagaimana bisa seorang wanita memohon tinggal bersama seorang pria, gumam Sesya.

Meski itu hanya semalam, tetap saja memalukan, lanjutnya mengomel dalam hati.

Tidak ada pilihan lain selain melakukan ini. Besok Sesya akan pergi bahkan jauh dari tempat ini. Jangan sampai ia bertemu dengan Karnia maupun Adelard terutama Elard, pria gila itu.

》》

Sesya merasa canggung berada di kamar seorang pria untuk pertama kalinya. Galen malah membawanya ke apartemen.  Yang ia tahu, pria itu tinggal di sebuah rumah yang tampak cukup besar. Tapi ia malah membawa Sesya ke tempat ini.

Apakah Dia akan memanfaatkanku? Sesya bertanya dalam hati.

Sesya menggeleng dari pikiran itu jauh-jauh. Ia menelan ludah saat Galen merobek kemeja hitam yang melekat di tubuhnya.

Sesya benar-benar mengutuk diri dalam hati melihat pemandangan di depannya. Sempurna, satu kata yang menggambarkan Galen saat ini. Meski ia tidak sepenuhnya telanjang dada, otot-ototnya terlihat jelas di mata Sesya.

Lamunan Sesya buyar saat Galen meringis kesakitan. Dia sedang mengobati lukanya. Lagi-lagi Sesya menggeleng membuang jauh pikiran kotornya.

“Aku akan membantumu,” kata Sesya mengambil perban di atas kasur.

Sesya menduduki dirinya di tempat peraduan. Dengan hati-hati ia membalut luka itu hingga terlihat layaknya pengobatan dokter. Untung Sesya ahli dalam mengobati luka.

“Siap,” kata Sesya tersenyum.

“Terima kasih.” Singkat, padat dan jelas.

Sesya penasaran, apa yang akan dilakukan pria ini nantinya. Untuk memastikan agar aman, tidak ada salahnya Sesya membaca ingatan masa mendatang Galen.

Galen berdiri untuk beranjak pergi, namun Sesya menghentikannya, “tunggu!”

Sesya meraih tangan sebelah kanan Galen dan memejamkan matanya. Aneh, tidak ada bayangan apa pun. Tidak puas dengan yang didapatnya, Sesya mengeratkan genggamannya. Nihil, tidak satu pun bayangan muncul.

“Kau harus membersihkan diri dan beristirahatlah,” kata Galen.

Sesya membuka kedua matanya kembali dan menatap Galen yang lebih dulu melihatnya.

Blussh

Sesya melepaskan genggamannya dan berbalik hingga membelakangi Galen. Pipinya memanas, sungguh memalukan. Hari ini benar-benar sial untuknya.

Sesya memasuki kamar mandi tanpa berkata apa pun lagi. Ia merendamkan diri memejamkan matanya.

“Bagaimana bisa?” tanya Sesya.

“Apakah kutukan itu sudah hilang?”

“Benarkah?”

Sesya terus saja bertanya pada diri sendiri.

“Tapi kenapa harus sekarang, aku membutuhkannya saat ini,” kata Sesya.

Sesya sangat ingin mengetahui apa yang akan dilakukan Galen nantinya. Jangan sampai ia dimanfaatkan oleh pria asing itu.

》》

Seorang wanita bergelut di balik selimut putihnya. Ia membuka mata hingga netra biru itu sayup-sayup menyesuaikan cahaya. Penampilannya sangat kacau karena tidur semalam yang terasa sangat nyenyak.

Sesya berdiri menuju meja rias di kamar tersebut. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Rambut yang acak-acak kan namun tidak melunturkan kecantikannya. Kemeja putih nan besar yang ia kenakan tampak elegan. Senyum terukir di bibir pertanda ia merasa bahagia. Tapi,
“Dimana Dia?” tanya Sesya melihat seluruh ruangan tersebut.

Sesya menuju ruangan utama apartemen tersebut, ia sedang mencari Galen. Sejak semalam, yakni saat Sesya keluar kamar mandi pria itu tidak lagi memunculkan batang hidungnya.

“Apakah Dia benar-benar pergi?” tanya Sesya.

Tok tok tok

Sesya dikejutkan dengan suara ketukan,  pertanda seseorang bertamu ke rumahnya. Ralat, ini adalah apartemen milik Galen.

Sesya menuju pintu yang terus saja bersuara itu. Sebelum membukanya, ia melihat siapa orang tersebut dan dia seorang wanita.

"Ommo, apakah dia istrinya?" tanya Sesya menutup mulut.

Sesya tampak panik, bagaimana jika wanita itu akan membunuhnya karena tidur di apartemen suaminya. Ini benar-benar membuat ia gila.

Sesya mengambil nafas dan membuangnya kasar. Jari tangannya terulur hendak membuka pintu. Bagaimana pun ia harus menanggung akibatnya. Ya, benar.

Cliiik


























Bersambung

》》》》》》》》》》》》》》》》》

Ayo siapa wanita yang mendatangi Sesya?
Apakah benar wanita itu istrinya Galen?
Atau mungkin kekasihnya?

Kalau penasaran, lanjut aja ke bagian selanjutnya ya!

Ayo bilang next atau lanjut di kolom komentar, biar Lia updatenya cepat.
Kalau nggak ada yang bilang, duh percuma dong update cepat-cepat😌
Lia slow in aja, 😰
Yang sabar nunggu ya😉




25 November 2020
Aprilia

Memory as a curse (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang